Budayakan Vote dan Comment.
Gomawong!# Happy Reading #
🌸🌸🌸
Pukul 1 siang tepat. Apartemen Seokjin kini ramai oleh suara - suara tawa dari ruang tengah. Setelah dari Gedung terbengkalai itu, ketujuh pemuda Bangtan lebih memilih berkumpul di Apartemen sahabat tertua mereka. Mengingat beberapa jam lalu si penghuni Apartemen dibius oleh Jaehwan. Agar lebih tenang.
Jam segini Seokjin masih terlelap di ranjang. Belum ada tanda - tanda akan sadar. Pemuda itu di tinggal sendirian. Soobin ada di bawah bersama Jungkook dan para Hyung lainnya. Duduk di sofa maupun kursi meja makan belakang sofa. Ada juga yang bersantai di balkon Apartemen.
Sedari tadi Soobin mengoceh namun tak di gubris sama sekali oleh Jungkook. Anak itu melamun. Yang sepertinya pikirannya melayang pada saat di mana mereka sedang berada di gedung terbengkalai tadi. Memikirkan sikap Seokjin yang mendadak menjadi brutal. Tidak biasanya sahabat tertuanya akan sebrutal ini.
Soobin hanya menghembuskan nafas lelah. Ia menoleh ke arah para Hyung sedang duduk. Mereka sibuk masing - masing. Taehyung dan Jimin bermain game di ponsel mereka, Namjoon membaca buku di balkon ditemani Hoseok. Sedangkan Yoongi sibuk dengan Tab miliknya.
Dari iris mata sipitnya, Yoongi menyadari jika dirinya seperti sedang di tatap. Kepala mendongak. Sebelah alisnya terangkat. Sedikit heran dengan Soobin yang menatapnya seakan meminta tolong padanya. Namun setelahnya ia memutus kontak mata, beralih pada Jungkook yang sedari tadi melamun. Yoongi mengikuti arah pandang Soobin. Sepertinya ia mengerti akan tatapan Soobin tadi.
Akhirnya ia bangkit dari kursinya dan melangkah mendekati tempat duduk Jungkook. Mengusap pelan punggung si magnae dengan penuh perasaan. Yang sontak mengejutkan sang empu punggung. Jungkook mendongak. Mendapati sang Hyung yang menatapnya dengan senyum tipis.
"Yoongi Hyung..." cicitnya.
"Kenapa kau melamun?" tanya Yoongi.
Pertanyaan Yoongi membuat si magnae bungkam. Kembali menunduk. Jari jemari bertautan gelisah. Soobin menyadari itu. Ia menggenggam kedua tangan sahabatnya dan mengusap lembut tangan Jungkook. Sehingga sang empu mendongak.
Soobin tersenyum hangat. "Jika kau tak mampu menjawab, tak apa. Kami mengerti." ucapnya lembut.
Tangan Yoongi beralih mengusap kepala sahabat kecilnya. Iapun berkata, "Hyung tahu apa yang sedang kau pikirkan saat ini. Semampu apapun kau menutupinya, Hyung masih bisa melihat dengan jelas dari sorot matamu. Kau masih memikirkan yang tadi siang bukan?" tebaknya.
Yang lebih muda mengangguk kecil. Ternyata dugaannya benar. Yoongi sangat mengerti akan perasaan Jungkook terhadap sahabat tertua mereka. Anak ini sangat menyayangi Seokjin, lebih dari sahabat. Melainkan menyayangi Seokjin layaknya seorang Kakak kandung.
"Aku terkejut dengan sikap brutal Seokjin Hyung tadi siang. Ini pertama kalinya kita melihat Seokjin Hyung seperti itu secara langsung, Hyung." lirih Jungkook mendongak menatap Yoongi.
Yoongi menghembuskan nafas kasar. "Hyung juga begitu. Jin yang Hyung kenal dingin dan acuh, ternyata masih bisa terpancing oleh perkataan Changryuk. Awalnya Hyung terkejut dengan sikapnya. Tapi melihat betapa rapuhnya Seokjin tadi, membuat Hyung seakan mengerti akan sikapnya yang seperti itu. Jin sangat membutuhkan kita sebagai sandarannya. Hyung berjanji pada diri sendiri. Hyung harus melindungi Seokjin dari segala bahaya yang menimpanya. Jika ada yang menyakiti Seokjin dengan sengaja, nyawa Hyung adalah taruhannya." terangnya panjang lebar.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins ✓
Fanfiction[COMPLETE] Kim Seokjin yang memiliki rahasia besar mengenai keluarganya, harus mengorbankan diri untuk melindungi Kim Seokjun dan Ibunya dari kejahatan yang dilakukan oleh sang Paman Kim. Adik kembar Ayahnya. Meski di belakang sang Paman Kim terdapa...