"everything in the past is done, so please close you're mouth, and quite. It's disturb me"***
Dreett
Satu pesan masuk dari nomor tidak dikenal.
"Gimana gak telat masuk kan?"
Wait. Ini siapa?
Dion?
Darimana dia dapet nomor gue?
Oh iya lupa, nomor gue kan udah masuk grup kelas.
***
Mata pelajaran Pak Karto telah rampung. "hufft!" satu kelas yang mukanya songong songong ini mengkerut saat pelajaran Pak Karto,haha. Mau ketawa tapi takut dosa.
"no, Retno!" panggilku kepada satu satunya teman yang kukenal dikelas ini,dia duduk dibagian depan. Dia tidak mendengar panggilanku, aku menghampirinya. "boleh minta nomor lo?"ucapku.
"nomor gue ada di grup kok"
"iya, tapi gue gatau yang mana"
"yang belakangnya 72"
Tiba tiba seseorang dengan rambut panjang, tubuh kurus dan wajah sinis menyambar pembicaraan kami. "ret, Lo ga takut sama dia?"
"maksud Lo apa? Kenapa dia harus takut sama gue?"
Dia tertawa, tawanya dibuat sekeras mungkin, lalu dia menatapku dengan mata tajamnya. "gausah pura pura lugu!"
Retno menarikku keluar, seakan ingin mengakhiri pembicaraan ini.
"Dasar Kleptomania!" ucap orang itu yang menohok dadaku. Sesak.
Aku terhenti, menghentikan tarikan dari Siska.
"gue bukan Kleptomania!" ucapku dengan nada terengah. "dan Lo, gak berhak nuduh gue gitu" lanjutku.
Dia tersenyum miring.
"gausah ngeles, gausah pura pura bego, gausah pura pura polos, semua orang disini udah tau, kalo lo pindah kesini, karena Lo ketauan nyolong! Iya kan?!" hentakkan di akhir ucapannya membuat hatiku geram, tanganku mengepal, tapi aku berusaha menahan diri.
Aku menarik nafasku.
"ini nih penyebab Indonesia gak maju, banyak sampah kaya Lo, yang kerjaan nya cuma ngomongin orang doang!"
Dia menamparku.
Tidak. Setidaknya tidak, karena tangan laki laki menangkal tangannya.
"Dion?" ujar wanita itu.
Aku membuka mataku. Dia menyelamatkanku lagi.
"cewek gila" ucap Dion lirih, walaupun masih bisa terdengar hingga telinga wanita itu.
"dion, gu..e" belum menyelesaikan ucapannya, Dion menyela "jangan ganggu dia"
Mataku membelalak, apa maksudnya.
Dion menarikku keluar, Tapi tangan wanita itu menahan tangan Dion,
Dion berhenti sejenak, tanpa berbalik, dia melepas kasar genggaman wanita itu. Hampir kehilangan kendali, dia hampir terjatuh "ahh!" ucapnya keras, hingga kami masih bisa mendengar nya dari balik pintu kelas.
"eh ada apa ini?" ucap wanita paruh baya yang baru datang, dia adalah Bu Nia, guru sosiologi yang akan mengajar dikelas.
"dia sakit Bu, mau saya antar ke UKS" ucap Dion.
Bu Nia memperhatikanku dari atas hingga ujung kaki, "kamu pucat, lebih baik kamu antar pulang saja,Dion" ucap nya.
"eh ngga Bu, UKS aja, gapapa nanti juga mendingan"
"ini udah jam terakhir juga, gapapa kalau pulang duluan, lagian wajahmu pucat banget, "
Aku tak bisa menolak, "udah Lo pulang aja, gue anter, tunggu bentar, gue ambil tas Lo dulu" ucap Dion lalu masuk kedalam kelas.
"makasih bu" ucapku.
***
Hari pertama sekolah, dan sudah jadi begini, aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, semuanya rumit, Dan apa lagi ini, kenapa dia harus mengantarku pulang?
"ini pake jaket gue, dijalan bakal dingin" ucapnya menyalurkan jaketnya kepadaku.
"gausah"
Dia memakaikan jaketnya diatas pundakku dan menutupi tasku. "gue bilang gausah"
"kalo itu jatoh dijalan, Lo harus ganti, udah cepet naik" dia menstarter motornya dan menyuruhku untuk cepat naik.
"nyebelin banget sih Lo!"
Dia hanya membalas ucapanku dengan senyuman lebar di wajahnya.
Tak ada perbincangan di perjalanan, kecuali untuk mengarahkan jalan menuju rumahku.
"rumah Lo disini?"
Tidak membalas ucapannya, aku mengembalikan jaketnya, lalu berjalan masuk kedalam.
"Na, Anna" panggilnya.
Aku berbalik. "ga ada yang mau Lo omongin gitu sama gue?" ucapnya lagi.
Aku mendekatnya "terimakasih udah nolongin gue, terimakasih udah jadi pahlawan gue, terimakasih udah nganterin gue pulang" ucapku lalu tersenyum.
"lo pikir gue bakal ngomong kaya gitu?" lanjutku.
Dia berekspresi heran.
"gausah sok peduli, gausah sok percaya gue bukan Kleptomania" ucapku lagi.
"gue bener bener gak pernah mikir apalagi percaya kalo Lo Kleptomania" ucapnya.
"cuih, muna banget sih, gausah percaya sama gue, kalo di hati lo, masih ada rasa curiga" ucapku lalu masuk kedalam rumah.
***
Mei, 6
2020
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE EXIST
Teen Fiction" Setelah bertemu kamu, aku percaya bahwa cinta memang benar adanya. " - Anna Vionita " Jangan tutup hatimu, sebelum aku berada didalamnya. " - Dion Atma jaya