t w o ^Different Side.

62 4 2
                                    

" Please, don't make me impressed,
I'm worry, I will falling with you"

***

"Traktir!"

"hah?"

"ogah!" jawabku lagi, lalu berjalan mendahuluinya keluar kelas.

Aku berjalan di lorong kelas 11 IPS, semua laki laki berkumpul didepan kelas. Aku mulai ragu untuk melangkah. Aku memutuskan untuk memutar balik arahku, tapi tiba tiba, dia datang memegang pundak ku.

Aku seakan dipaksa untuk berjalan melewati banyaknya siswa laki laki di kanan kiri lorong. Aku ingin mengelak dan menendang lelaki ini,berani beraninya dia menyentuhku, tapi jika aku mendorongnya, itu akan membuatku malu didepan para siswa.

Dia melepaskan tangannya dari pundak ku ketika sudah berada di ujung lorong, disini sudah tidak banyak siswa.

"gila ya lo!" ucapan itu sudah aku simpan sepanjang lorong.

"lo mau ke kantin kan? Ikut gue" ucapnya.

"apaan sih maunya"gerutuku.

"cepetan" ucapnya lagi.

Aku duduk di bangku kantin nomor 5

Suasananya ramai dan bising, tapi aku merasa dalam keheningan, hingga dia duduk disampingku.

"ngapain?" tanyaku.

"traktir!"

"lo gak ngerti, tadi kan gue bilang ogah!" ucapku sedikit menaikkan nadaku.

"gamau nih?"

"O.GAH" ucapku sambil menenakankan kata.

"gatau terimakasih banget"gerutunya pelan.

"apa Lo bilang?"

Dia mengambil sesuatu dari sakunya, ah itu, sticky notes milikku yang dia robek dan dia ambil beberapa, lalu dia juga mengambil pulpen.

"cantik cantik tapi pelit"

"Dasar RESE!"

Entah apa yang membuatnya tetap kekeh duduk didepan meja kantin ku ini, dia memakan makanannya dan sesekali menatapku. Lalu aku memelototinya dan dia hanya tersenyum menahan tawa.

Sebentar, aku merasa aneh, semua orang dikantin ini seakan memandangku sinis, sama seperti saat aku masuk kelas tadi, sebenarnya apa yang terjadi? Apa mereka cemburu aku bersama orang gila ini, mereka semua terus berbisik setelah memandangku, aku merasa tidak nyaman, tapi aku juga tidak mengerti.

"kenapa?" tanya orang itu.

"gapapa" jawabku melanjutkan makan.

Dia menuju ke Ibu kantin dan meninggalkan piring diatas meja. "gue duluan, Lo gak lupa jalan ke kelas kan?" ucapnya.

"iya iya udah sana pergi"

Aku menyelesaikan makan, dan akan membayar makananku.

"berapa Bu?"

"totalnya 20000"

Aku sedikit tercengang, kantinnya tidak begitu besar, mengapa harga nya sangat mahal, padahal aku hanya sedikit makan, atau jangan jangan salah menghitung.

"bu saya cuma makan mie sama es jeruk dan ini" ucapku menunjukkan beberapa cemilan.

"iya non, tapi bukannya sekalian bayarin mas Dion?" tanya ibu Kantin.

"hah?"

"dion Rese!" gerutuku dalam hati.

"eh iya ini bu" ucapku sambil memberikan uang 20000an kepada Ibu Kantin. "makasih bu" lanjutku dan pergi.

Aku berjalan dengan kesal menuju kelas.

Tapi tiba tiba suara Adzan Dhuhur menyadarkanku. "astagfirullah" ucapku sambil berjalan mengikuti arah suara adzan. "ini sebenernya masjidnya sebelah mana sih" ucapku pelan.

Seseorang dengan rambut bob berjalan disampingku. "eh tunggu" ucapku.

"iya ada apa ya?" jawabnya.

"boleh minta tolong, tunjukin arah masjid sekolah ini?" tanyaku.

Dia mengangguk pelan, "yaudah ayo sekalian bareng" jawabnya.

Aku tersenyum dan langsung menyusul berjalan disampingnya .

"nama lo siapa,nama gue.." ucapku belum selesai,tapi langsung terpotong oleh ucapannya

"anna" ucapnya

"lo tau nama gue?" tanyaku.

"ya taulah,kita kan sekelas" jawabnya. "nama gue Retno" lanjutnya.

"ahh retno, maaf ya gak ngenalin, soalnya baru pertama masuk" ucapku.

"santai aja"

"eh semoga kita berteman baik ya" lanjutku.

Tanpa membalas kata kataku, kita sudah sampai di masjid Al Ikhlas SMA Tunas Bangsa, cukup besar tapi sayang tidak terlalu ramai.

Aku melihat orang itu lagi, rambutnya dibahasi air wudhu yang mengalir di pelipis, aku menatapnya hingga dia membasuh kedua kakinya, dia mulai menurunkan kelingan celana panjangnya dan mata kita bertemu. (Bayanginnya pakai slow motion ) Cepat cepat aku alihkan pandangan, jangan sampai dia salah paham.

Dia berjalan disampingku menuju pintu masjid, tak seperti tadi pagi, dia memiliki sisi berbeda, meski menyebalkan dia tidak melupakan Tuhan.

Aku bergegas mengambil air wudhu, tak diduga, ternyata orang itu yang jadi.. Imamnya!
Maap ya Allah, kalau sholatku tidak khusu' , aku manusia biasa.

Kring kring kring

Semuanya bergegas menuju kelas, Retno menarikku menuju kelas, katanya kita harus bergegas, setelah ini pelajar pak Karto,guru Sejarah Peminatan yang katanya killer.
Sepatuku belum terikat sempurna, hampir tersandung beberapa kali, Retno menunjukkan keberadaan Pak Karto yang hampir menuju kelas, tapi tiba tiba Dion muncul bak jin ghoib didepan pak Karto, dia berbincang dan seperti Tuhan menyelamatkanku, aku bisa masuk kelas dengan aman.

Dreett

Satu pesan masuk dari nomor tidak dikenal.

"Gimana gak telat masuk kan?"

Wait. Ini siapa?

Dion?

***

Mei,5
2020

LOVE EXIST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang