3. Pencarian

76 13 2
                                    

Kelas 2-3 kembali diselimuti keheningan. Setelah mereka mengetahui bahwa mereka tak bisa meninggalkan sekolah, pikiran mereka langsung bekerja keras, mencari cara agar bisa keluar dari sana. Melompat dari pagar? Tidak mungkin. Hanya halusinasi mereka saja yang bisa melewati pagar setinggi empat meter itu.

"Ada yang bawa hp?" tanya Areum memecah keheningan di ruang kelasnya.

"Iya juga, njir! Kenapa nggak kepikiran?"

"Batre gue habis, sialan," umpat Sehun. Sekarang dia benar-benar menyesal karena terlalu sering bermain game.

"Signalnya jelek, anjir! Padahal tadi bisa gue buat nonton YouTube!" seru Dahee kesal.

"Sama!" ujar Yookyung. Perempuan itu langsung melempar ponselnya ke belakang kelas. "Hp gak guna!"

Krystal menggeleng pelan. "Orang kaya bebas."

"Ada yang mau ikut gue nyari signal, nggak?" tanya Ilhoon sembari mengangkat ponsel dalam genggaman.

"Gue ikut!" ucap Yookyung, Daeun, dan Yezi kompak.

"Anjir, Ilhoon digangbang," cicit Jaehyun.

"Anjeng Jaehyun! Telinga gue jadi nggak suci lagi, kan!" cerca Suzy.

"Itu mulut belum pernah dicekokin kaos kakinya Taehyun," ujar Ilhoon malas. Dalam hati ia bertanya-tanya mengapa otak sahabatnya itu kotor sekali.

"Gangbang apa, Ray?" tanya Areum pada laki-laki di belakangnya.

Ray yang kebetulan minum itu pun langsung menyemburkannya pada Taehyun.

"WAH, ANJENG INI ANAK SILUMAN!" seru Taehyun tak terima. Wajah tampannya jadi ternoda oleh air dari mulut neraka milik Ray.

"KAGAK SENGAJA KAMPRET! SALAHIN AREUM, NOH!"

"Kok aku? Kan aku cuma nanya gangbang itu apa," ujar Areum yang mengundang gelak tawa bagi teman-temannya. Benar-benar gadis yang polos.

--

"Nyari kemana, nih?" tanya Yookyung pada ketiga temannya.

"Di gedung kelas satu. Harusnya ada signal. Kalo nggak ada, terpaksa kita ke ruang komputer," jelas Ilhoon yang kebetulan hapal tentang lokasi signal tercepat di sekolah mereka.

Sekarang Ilhoon, Yookyung, Yezi, dan Daeun sudah sampai di gedung kelas 1. Mereka berpisah agar cepat mendapat signal. Tapi nihil, mereka berempat benar-benar tak menemukan signal.

"Gimana, nih?" Yezi mulai membuka suara.

"Ke ruang komputer. Tapi sebelum itu, kita bagi dua kelompok dulu, deh," suruh Ilhoon.

"Ngapain?" tanya Daeun sembari melirik ke arah ponselnya, jaga-jaga kalau tiba-tiba ada signal yang terhubung.

"Gerbang, kan, dikunci. Kemungkinan besar, di ruang guru ada kunci cadangannya. Lo sama Daeun ke ruang guru, gue sama Yookyung naik ke atas," jelas Ilhoon sembari menunjuk Yezi.

"Males, ah. Udah di sini lagian, masa balik lagi ke ruang guru?" keluh Daeun.

"Udah-udah! Biar gue sama Yezi aja yang ke ruang guru. Yuk, Yez!" Yezi mengangguk lalu berjalan bersama Yookyung ke ruang guru.

Setelah melewati lapangan, Yezi dan Yookyung pun tiba di ruang guru. Yezi dengan segala keberaniannya langsung membuka pintu ruang guru dan memasukinya.

"Lo ke bagian sana, gue sana," perintah Yezi yang diangguki oleh Yookyung.

Kedua perempuan itu mulai mencari keberadaan kunci cadangan gerbang. Hingga akhirnya Yookyung dengan semangat berteriak kalau dia telah menemukan kuncinya.

"Puji Tuhan, akhirnya. Ya udah, ayo ke ruang komputer!"

Keduanya buru-buru keluar dari ruang guru dan pergi ke ruang komputer, tempat Ilhoon dan Daeun berada. Di tengah perjalanan, Yezi sempat berhenti untuk membenarkan tali sepatunya yang kebetulan lepas.

Yookyung yang tak sadar akan hal itu terus melanjutkan perjalanannya.

Begitu selesai dengan sepatunya, Yezi langsung berdiri dan bersiap untuk menyusul Yookyung. Namun, sebuah benda tajam tiba-tiba saja melayang ke arah dadanya.

_

INI WATTPAD ERROR APA LAGI MUSUHAN SAMA AKU SII???
Masa aku gabisa nambahin tagar :(
Huhu

Jangan lupa vote sama komen. Kalian juga bisa share ke temen-temen kalian kalo mau, hehe.

©️clbzavcia , 2020

Classroom of the Elite ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang