Seketika liburan kenaikan kelas, Rayhan mengajak ku jalan-jalan. ini hari pertama aku mengenal nya lebih lanjut, aku harus mencari baju yang cocok untuk menemuinya.
Pukul 11.00WIB, Rayhan akan menjemputku rasanya baru pertama kali aku diajak keluar dengan sosok cowok yang sudah lama kuinginkan.
Setelah beberapa jam lamanya aku masih belum siap karna baju yang ku pilih sama sekali tidak cocok. Tiba-tiba suara motor dari kejauhan terdenger sampai ke kamar ku. Sepertinya Rayhan sudah datang. Mama mengetuk pintu kamar ku dan terus memanggil ku agar cepat keluar menemui Rayhan. Satu jam kemudian aku memutuskan untuk keluar kamar memakai baju dengan sangat sederhana tidak seperti perempuan pada umumnya. Kemana-mana aku tidak pernah membawa tas kecil yang di selempangkan pada bahuku. Hanya membawa Hendphone yang ku selipkan di kantong celanaku."Kamu lama banget ngapain aja di dalam kamar. Kan mama sudah memanggil mu, mengapa tidak keluar malah diam saja." Matanya tertuju padaku.
"Maaf mah aku grogi ketemu Rayhan." Menundukkan kepala.
"Yasudah sana pada berangkat Rayhan sudah izin ke mama."
"Iya mah aku berangkat dulu yah."
"Kalian berdua pulang jangan sore-sore takut hujan dijalan."
"Baik tante. Ehh iya mah."
"ih kamu gimana sih." Ucap ku sambil menyenggol badannya.
Saat di perjalanan Rayhan mengajak ku jalan-jalan dan makan diluar, udaranya sangat panas sekali.
Hingga ia membawa ku ke suatu rumah."Lah ko kamu berhenti disini ?" Ucapku.
"Iya ini rumah bunda aku" Seraya mengetuk pintu.
"Ha ? Aku malu banget ketemu bunda, belum siap juga." Ujarku. Menundukan kepala.
"Jangan begitu bunda baik banget aku berharap kamu bisa lebih dekat dengan bunda."
Seseorang dari dalam rumah membuka pintu kemudian keluar dan menyapa ku dengan senyuman manis.
"Bun, ini Aa bawa makanan tadi habis makan-makan di luar." Katanya.
Lalu Aku dan Rayhan langsung menyalimi tangan bunda.
"Aa ini siapa ? Hayo masuk dulu kita ngobrol di dalam saja." Ucap bunda.
"Kamu duduk disini, nanti aku siapkan minuman buat kamu."
"Rayhan mau kemana aku masih malu sama bunda kamu."
"Jangan gitu sayang aku sebentar cuman mau kedapur doang." Seraya mengusap kepalaku.
Semua merasa hening dan tidak ada suara satu pun termasuk televisi yang menyala.
"Neng tuh rumah nya dimana ya ?" Mata tertuju padaku.
"Di sebelah selatan tante." Kataku. Menundukan kepala.
"Ini satu sekolahan ? Apakah neng ceweknya anak tante ?"
"Haduh mampus kenapa gugup banget si." Ucapku dalam hati.
Suara tangisan bayi terdengar dari ruang kamar sebelah. Seperti nya adik Rayhan terbangun dari tidurnya.
"Bentar ya neng bunda tengok Raysa dulu nanti kesini lagi."
"Iya tante."
Beberapa menit kemudian Rayhan datang dari arah belakang membawa secangkir minuman.
"Sayang ini di minum dulu, aku bikin spesial banget buat kamu."
"Iya terimakasih."
"Kamu kenapa ko muka nya cemberut gitu sih." Sambil menengok ke arah ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU TARUNA MU KAU REKANITAKU
Historical FictionAwalnya tidak pernah terlintas dipikiran ku untuk menjalin hubungan dengan seorang taruna pelayaran, saat melihat lelaki berseragam pun aku tidak pernah menjadikannya sebagai lelaki idaman. Namun aku menyadari jodoh rezeki maut sudah di atur olehnya...