Beberapa menit bel berbunyi menandakan seluruh siswa maupun siswi memasuki kelas masing-masing. Aku langsung kaget bingung juga karena, enggak tahu kan dapat kelas yang mana. Aku masi terdiam sampai Nopi mencoba mengajak ku untuk kekelasnya.
"Hayuk kamu ikut ke kelas aku aja, nanti kamu duduk sama aku ya," ajak Nopi menarik tangan ku.
Aku yang ditarik seperti itu hanya pasrah, akhirnya aku ikut mereka berdua di kelas 7B.
Dikelas kelihatannya semua mata tertuju pada ku, mereka kayak enggak terlalu suka sama aku ngelihatnya saja dengan tatapan sinis. Gimana mereka enggak pada sinis, aku adalah salah satu murid perempuan yang paling tinggi di kelas.
Berapa jam kakak senior datang memasuki kelas, banyak dari mereka hanya untuk mengghabiskan waktu memainkan game online.
Kakak senior menunjuk satu persatu murid yang ada didalam kelas, hanya untuk sesi perkenalan.
Disaat aku sedang melamun, aku ditunjuk paling pertama.Seperti nya kakak senior sudah ada niatan menunjuk kearah ku, atau emang aku mukanya jutek? Masa bodoh lah. Tanpa pikir panjang langsung maju kedepan menatap satu persatu mata teman-teman yang sedang duduk sambil melihat kearah ku.
Mungkin ada juga yang terheran-heran atau penasan dengan diri ku. Aku tidak ambil pusing memikirkan itu, langsung saja memperkenal kan diri dengan lantang.
Aneh spontan teman-teman kelas mengatup kan bibir mereka. Hening yang aku rasakan saat ini, mereka kenapa menjauhkan dirinya sendiri, termasuk aku juga melihat seorang laki-laki berasa enggak mau deket.
Ntah lah aku tidak memper masalah kannya, toh nanti juga lambat laun bakal banyak yang temenan sama aku. Berhubungan kakak senior pergi, langsung saja kelas akan digantikan oleh Pak kepala sekolah.
"Assalamualaikum semuanya," salam kepala sekolah.
"Waalaikumsalam Pak," jawab siswa maupun siswi serentak.
"Apa kabar kalian? Gimana bersekolah disini apakah nyaman?" tanya Pak kepala sekolah.
"Alhamdulillah baik Pak, nyaman."
"Baik lah anak-anak yang bapak cintai. Bapak cuma mau bilang disekolah ini diadakan beberapa peraturan yang harus kalian terapkan, tidak boleh sampai ada yang melanggar. kalau dari kalian ada yang melanggar, Bapak pastikan bakalan dapat hukuman atau dikena kan sebuah sangsi. Dan satu lagi pesan dari Bapak, kalian harus menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Sekolah juga merupakan sebagai rumah yang kedua untuk kalain."
"Iyah Pak siap. tapi Pak kebayang lah aih kita due umah loro," ucap salah satu dari mereka.
(Iyah pak siap. Tapi Pak kebayang kalau saya punya rumah dua)
Semua yang ada dikelas nampak tertawa, yaudah aku memutuskan untuk ikut ketawa aja lah, biar dikira enggak sombong-sombong amat. Soalnya aku enggak tau apa yang teman-teman omongin tadi, wajar saja, aku kan baru pindah kesini.
Masi belum tahu banget bahasa Jawa, karena teman-teman ku dulu yang disana enggak ada satupun yang pake bahasa Jawa.
"Katanya ada siswi yang pindahan dari Jakarta iya? Mana nih orangnya Bapak pengen ketemu," kata Bapak.
"Saya Pak," ucap ku.
Kepala sekolah menganggukan kepala. "Yasudah semoga kamu betah sekolah disini, baik-baik juga sama yang lain.
"Siap Pak." ucap ku dengan suara lantang
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU TARUNA MU KAU REKANITAKU
HistoryczneAwalnya tidak pernah terlintas dipikiran ku untuk menjalin hubungan dengan seorang taruna pelayaran, saat melihat lelaki berseragam pun aku tidak pernah menjadikannya sebagai lelaki idaman. Namun aku menyadari jodoh rezeki maut sudah di atur olehnya...