"Hin lu udah liat grup kelas belum?"Ucap Tenten
"Kenapa emangnya?"Tanya Hinata heran pasalnya ia tak membuka pesan grup kelas dari tadi.
"Besok kita kuis kelasnya Bu Tsunande"Ucap Tenten
"Serius lu?"Ucap Hinata tak percaya.
"Iya bener check grup aja gih pasti bener yg gue omongin"Ucap Tenten sambil memperlihatkan isi pesan di grup ke kelas kepada Hinata.
Hinata pun melihat isi chat grup kelasnya. Ia pun termenung.
"Hin please ajarin gue kek matkulnya bu Vivi Matematika bisnis gue masih banyak yang kurang ngerti"Panggil Tenten namun Hinata namun tidak mendapatkan respon dari Hinata. Matanya manatap fokus pada layar hp, tapi matanya terlihat kosong seperti memikirkan sesuatu.
"Hin"Panggil Tenten namun Hinata masih terdiam.
"Hin"Hinata masih terdiam dan jujur Tenten mulai ketakutan kalau temannya kesambet jin penunggu.
"Hinata jangan melamun terus. Sadarlah!" tegur Tenten sambil mengguncang-guncang bahu Hinata.
Hinata tersadar lalu menatap sang sahabat kebingungan.
"Hin." Panggil Tenten dengan lega."Kenapa dah?" bingung Hinata melihat ekspresi Tenten yang berlebihan.
"Seharusnya gue yang bertanya padamu. Elu melamun, ada masalah?"
Hinata menunduk."Hin elu mikirin acara SPM yang tinggal beberapa hari lagi ya? Yaelah Hin elu di panitia itu ga cuman elu doang selow cuy"Ucap Tenten pada Hinata.
Hinata menoleh menatap Indah sambil tersenyum. "Gue ga mikirin itu."
"Lalu?"Tanya Tenten penasaran.
"Ada something lah yang gue belum bisa cerita sama elu"Ucap Hinata.
"Oh yaudah kalau elu belum siap cerita sama gue santuy. Tapi by the way selamat ya Hin elu lolos di teknik"Ucap Tenten mengetahui bahwa Hinata keterima karena hanya dia yang dibolehin liat sw nya Hinata.
"Thank you Ten. Oh iya tadi elu ngomong apa? Sorry tadi gue kurang fokus hehehe"Ucap Hinata yang diakhiri cengengesan.
"Ajarin gue matematika bisnis kalau ga gue minta tolong pap-in catatan elu please"Ucap Tenten.
"Sorry Ten bukannya ga mau ngajarin elu tapi kayaknya gue ga enak badan hari ini gue mau langsung pulang sekarang. Tar gue pap-in catatan gue"Ucap Hinata tak enak karena tak bisa mengajari temannya matematika bisnis.
"Oh yaudah. Gue pulang juga deh mau bantuin mak gue jualan kalau elu ga bisa ajarin gue"Ucap Tenten.
"Sorry ya sekali lagi Ten. Gue balik duluan ya bye"Ucap Hinata bergegas pulang ke rumah.
Setibanya di rumah ia langsung mengunci kamarnya.
Di kamarnya ia termenung akan rentetan peristiwa yang ia alami.
Dari gagal masuk PTN
Mau gap year ga dibolehin orang tuanya
Ikut lagi di tahun ke 2
Keterima disalah satu perguruan tinggi
Dan sekarang seakan-akan impian yang kejar selama ini sia-sia
Seakan semesta tak merestuinya dimulai dari
Ayahnya tidak mengizinkannya
Ia harus menggantikan ketua organisasinya untuk meet up sama perwakilan sekuritas di hari yang sama dengan waktu daftar ulang
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance
Fanfiction[Versi Lokal] "Gue byr byr sendiri, bljr bljr sendiri, kok lu repot sih kalo gue ikut SBMPTN? Urusin aja hidup lu tuh jan ngurusin hidup orang mulu. "Hinata mendengus org-org yg kerjaannya nyinyir. Ya Hinata hanya sedikit dari segelintir mahasiswa...