11. Not London But Edinburgh

6.9K 970 235
                                    

Haiii ... selamat larut malam. Semoga dalam keadaan sehat di masa-masa pandemi ini. Stay safe, Stay healthy and Stay together with your family.

Ini Mami nulis sampe jam segini bukan karena nggak bisa tidur tapi karena ide ini tidak bisa dibendung. So ...

Happy reading ...

🌲🌲🌲

Song : Hijrah Ke London – The Changcuters

...

Ditinggal cinta
Buat aku tak berdaya
Gundah gulana
Ingin aku menyusulnya
Wohoho, wohohoho
Wohoho, wohohoho

...

London, London
Ingin ku ke sana
London, London
Pergi menyusulnya
London, London
Ingin ku ke sana
London, London
Pergi menyusulnya

🌲🌲🌲

"CIEEE ... YANG TERNYATA CINTA TAPI GENGSIIII ..." Suara sorakan serta suitan terdengar begitu Sebastian masuk ke dalam rumah. Wajahnya sudah seperti ingin menelan orang.

Ternyata genk Pria Terlahir Tampan sudah lengkap berkumpul di rumah keluarga Hotland Siregar untuk merayakan kedatangan Darian dan Emilia. Sebastian curiga para The Ladies juga ada bersama mereka di taman belakang. Nggak mungkin bapak-bapak sinting ini pergi tanpa istrinya masing-masing.

"Iye, gue cinta. Masalah sama lo semua, Bang?"

Bukannya menjawab pertanyaan sinis Sebastian, mereka semua malah bertepuk tangan dan kembali bersuit ramai hingga para wanita penasaran lalu masuk satu persatu.

"Welcome to the Bucin Club, little brother!" teriak Darian puas sambil merentangkan kedua tangannya untuk memeluk Sebastian.

Bukan hanya Darian yang memeluknya tapi seluruh pria berukuran jumbo itu memeluknya ramai-ramai dan sengaja menjatuhkannya ke karpet lalu menindihnya. Sebastian berasa seperti tertimpa berton-ton karung beras.

"BERAT, ANJIRRR ..." teriaknya.

"Belajar, Sebas! Ntar kalo ditindih sama Sabrina, lo nggak kaget, Seb!" seru Andrew puas.

"Lo kira Sabrina seberat kalian, Bang?" gerutu Sebastian berusaha bangkit dengan wajah keruhnya. "Gue berasa ditimpa 10 gajah jantan yang kegedean libido!"

"Alaahhh ... ntar giliran ketemu Sabrina, libido lo juga meledak-ledak, bro!" lanjut Samuel tertawa nyaring.

"MAMI ... mereka jahat!" teriak Sebastian begitu melihat Mami Cindy keluar dari dapur. Sebastian menghampiri Mami Cindy dan memeluknya dengan sedikit membungkuk.

"Mau ngapain kamu, Dek? Mau nenen?!" teriak Mami yang diikuti dengan tawa keras yang lainnya. "Sana nenen sama Sabrina!" lanjut Mami sambil menoyor kepala Sebastian.

"Sabrinanya ninggalin Adek, Mami," rajuk Sebastian tanpa mau melepaskan pelukannya.

"Rasain! Siapa suruh kegedean gengsi?!"

Sebastian berusaha tidak mengacuhkan ucapan Maminya tapi malah berkata, "Lamarin Sabrina dong, Mami. Please ..."

Semua yang mendengarnya saling berpandangan geli.

"Ogah, males Mami! Kamu jemput dulu sana Sabrinanya!"

Sebastian langsung menegakkan tubuhnya dan berseru, "Bener ya, Mi? Adek jemput sekarang juga kalo perlu!"

Sebastian dan Sabrina - Pariban Cantik Dari Balige (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang