10. Pas Nggak Ada, Baru Berasa

6.7K 970 329
                                    

Haiii ... selamat sore ... selamat menjelang berbuka puasa ya, teman-teman. Semoga hari ini semua bahagia dan sehat selalu.

Happy reading ...

🌹🌹🌹

Song : Soulmate – Kahitna

Ketika engkau datang
Mengapa di saat ku
Tak mungkin menggapaimu

Meskipun tlah kau semaikan cinta
Dibalik senyuman indah
Kau jadikan seakan nyata
Seolah kau belahan jiwa

🌹🌹🌹

Sebastian sudah menelepon abangnya, Darian dan mengatakan bahwa mereka sedang dalam perjalanan menuju Amsterdam. Sesosok tubuh tinggi besar dan berkepala botak memegang papan nama bertuliskan 'Sebastian Siregar'. Pria itu bernama Draco Barend.

Sebastian berkata sambil merangkul bahu Sabrina, "Ini pasti asistennya Papa Tomas, mertua si Abang. Wuihh ... sangar banget tampangnya ya, Dek. Cocok jadi bodyguard!"

"Ganteng banget ya, Bang," ucap Sabrina dengan santai. "Kek bintang film Jason Statham, keren!"

Sebastian langsung berhenti dan mengarahkan wajah Sabrina ke arahnya. "Jangan pernah bilang cowok lain ganteng ya, Dek. Kamu cuma boleh lihat muka Abang. Ngerti?"

"Lah ... kenapa nggak boleh? Emangnya kita pacaran, Bang?" Sabrina melengos dan kembali menatap kagum pada Draco.

Sebastian kembali menahan kedua bahu Sabrina dan dengan gemas dia menangkup kedua pipi Sabrina. "Kita ini lebih dari sekedar pacar, Dek! Kita udah mau nikah!"

Sabrina membelalak. "Oh ya? Kok Sab nggak berasa pacaran ya, Bang?" Sabrina memainkan bibirnya dengan bingung. "Bukan pacar tapi diciumin terus. Namanya apa coba?"

"Namanya tu-nang-an!" Sebastian menarik leher Sabrina dan melumat bibir Sabrina dengan gemas lalu melepaskannya dengan tiba-tiba. "Jangan pernah kagum sama cowok lain!" Sebastian menggenggam tangan Sabrina dan menghampiri Draco Barend.

Pagi itu mereka akan dijamu sarapan di Mansion Leander hingga membuat Sabrina tercengang. "Wow ... rumah Mamak di kampung bisa masuk ke dalam Mansionnya, Bang. Widih ... bisa bikin sawah kita di belakang rumah ini. Besar kalipun!"

Sebastian menahan senyumnya lalu meraih kepala Sabrina dan menciuminya dengan gemas. "Langsung keluar aja logat Batakmu, Dek."

"Kaget kali Sab, Bang. Ternyata ada rumah sebesar lapangan bola kek gini. Kaya kali lah ya besannya Bou sama Amangboru." Sabrina mendekatkan kepalanya ke arah Sebastian dan berbisik, "Si Bapak Tomas ini ngerti Bahasa kita nggak sih, Bang?"

"Ngerti, Sayang."

"Saya mengerti Bahasa Indonesia, Sabrina."

Sabrina ternganga lalu mencengkeram lengan atas Sebastian. "Ya ampun, Abang ... ada pula bule bisa Bahasa Indonesia. Ihh ... ganteng pula tuh!"

Sebastian langsung menoleh dengan cemberut. "Please ya, Dek. Cuma Abang buat kamu!"

"Setipe sama abangnya!" cetus Papa Tomas dengan sinis.

Sabrina tertawa senang dan menjawab, "That's right, Om! Bener banget! Tapi dia nggak pernah bilang cinta!" Sabrina mengangkat tangannya untuk tos dengan pria tua itu. Mereka tertawa bersama sementara Sebastian hanya bisa cemberut.

"Jadi Sabrina, kalau Sebastian tidak juga bilang cinta, aku akan membantumu pergi darinya! Biar dia menderita seperti abangnya dulu!"

"Setuju, Om!"

Sebastian dan Sabrina - Pariban Cantik Dari Balige (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang