5. Terumbu Cinta di Manado

7K 894 404
                                    

Haiii ... selamat malam, selamat berkumpul dengan keluarga tercinta. Jangan lupa bahagia ya! Jangan lupa juga jaga kesehatan! 🤗🤗🤗

Jakarta diserbu gerimis nih. Kalo kata pria yang paling Mami cintai alias Pak Suami, gerimisnya kali ini gerimis syahdu dan enak banget dirasain sambil dengerin si Tompi ini.

So ... happy reading ya!

🍀🍀🍀

Song : Menghujam Jantungku – Tompi

Segenap hatiku selalu memujamu
Seluruh jiwa ku persembahkan untukmu
Sepenuh cintaku merindukan dirimu
Seutuh gejolak membakar hatiku

*) Seperti cahaya hadirmu di duniaku
Seperti ribuan bintang yang menghujam jantungku

Kau membuatku merasakan indahnya jatuh cinta
Indahnya di cintai saat kau jadi milikku
Oh tak kan kulepaskan dirimu oh cintaku
Teruslah kau bersemi di dalam lubuk hatiku

🍀🍀🍀

Pesawat Garuda Indonesia yang mereka tumpangi tiba di Bandara Sam Ratulangi pada pukul 10.45 Waktu Indonesia Tengah.

Sesuai peraturan perusahaannya, hanya Sebastian yang mendapat kelas Bisnis di pesawat tapi entah kenapa, begitu melihat Sabrina tertawa manis bersama Melvin Pradja, Sebastian langsung menyuruh Mellyana mengganti kursinya ke kelas Ekonomi dan duduk di sebelah Sabrina.

Sebastian menyuruh Sabrina duduk di dekat jendela dengan dirinya di tengah dan Melvin di pinggir. Baru beberapa hari mengenal Sabrina, Sebastian mulai tahu bahwa Sabrina itu tidak pernah tahan kantuk. Dia bisa terlelap di mana saja. Dan rasanya dia tidak akan rela bila Sabrina bersandar pada bahu Melvin.

Sebastian semakin geram tapi tidak bisa berbuat banyak ketika Sabrina asyik mengobrol dengan Melvin walaupun Sebastian sudah duduk di antara mereka. Bahkan Melvin dengan santainya memanggil Sabrina dengan sebutan 'Sab' dan Sabrina memanggil pria itu 'Kang Mel'.

Ketika dia pura-pura tidur, Sabrina masih sesekali berbisik pada Melvin hingga akhirnya Sebastian membuka mata dan melotot pada Sabrina lalu dengan ketus berkata, "Bisa nggak sih calon suaminya dihargai dikit aja?!"

Mendengar itu Sabrina langsung terpana dan tatapan mereka terkunci beberapa detik. Senyum Sabrina merekah lebar dan secara spontan dia mencium pipi Sebastian yang wajahnya langsung merona. Sebastian berdehem lalu kembali berpura-pura tidur.

Masih dengan wajah tersipu akhirnya Sabrina merebahkan kepalanya dan menutup matanya. Perlahan Sebastian membuka sebelah matanya dan melirik sebelahnya. Tangannya terangkat pelan dan meletakkan kepala Sabrina di bahunya. Perbuatan itu tidak lepas dari perhatian Melvin.

"Pak, serius kan mau nikah sama Sabrina?"

Sebastian menoleh dan mengernyit. "Emang kenapa kamu nanya gitu?"

"Kalo Bapak nggak serius, saya minta izin deketin Sabrina. Saya lagi cari istri soalnya, Pak."

Kening Sebastian semakin berkerut. "Saya nggak pernah main-main, kok. Ngomong-ngomong panggilnya Ibu Sabrina!" Sebastian cemberut. "Lagian kenapa juga kamu naksir calon istri saya? Cari pacar sana!"

"Santai Pak! Soalnya saya liat Bapak cuek banget sama Ibu Sab. Kalo emang Bapak nggak cinta, masa iya saya nggak boleh ngedeketin? Sampe lonceng gereja berbunyi Pak, baru saya akan mundur!" lanjut Melvin sengit.

"Segitu banyaknya perempuan di Jakarta ini, masa iya kamu harus ngelirik calon istri saya?!"

"Karena nggak ada perempuan seperti Sabrina yang saya temuin, Pak. Dia cantik, tinggi, pintar, baik, lucu, imut dan masih banyak kelebihan dia yang lain yang bikin saya makin naksir, Pak. Saya mah nggak bakalan gengsi, emang kayak Bapak gengsinya setinggi langit? Tauk-tauk si Ibu udah dalam pelukan saya?" cibir Melvin dengan puas.

Sebastian dan Sabrina - Pariban Cantik Dari Balige (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang