Haiii ... selamat malam, semoga semuanya dalam keadaan sehat bersama seluruh keluarga ya.
STAY AT HOME aja sambil baca cerita-ceritanya Mami.
Happy reading ...
🌺🌺🌺
Song : Dia Milikku – Yovie N Nuno
Semula 'ku tak tahu
Engkau juga 'kan ingin memilikinya
Bukankah 'ku lebih dulu
Bila engkau temanku
Sebaiknya tak menggangguDia untukku, bukan untukmu
Dia milikku, bukan milikmu
Pergilah kamu, jangan kau ganggu
Biarkan aku mendekatinya🌺🌺🌺
Siang itu juga Sebastian berangkat ke Medan dengan Batik Air dan akan mendarat di Bandara Silangit. Sumpah, dia seakan menuju negeri antah berantah. Terakhir kali dia ke Balige ketika dia masih SMP dan itulah kali pertama dia bertemu dengan Sabrina.
Sekarang dia berangkat lagi dengan tujuan yang 'menurut'nya tidak jelas. Kalau dibilang dia mengejar Sabrina, seperti kata Mellyana, rasanya aneh karena perasaannya sendiri tidak jelas.
Lalu dia menjawab Mellyana dengan ketus, "Gue cuma penasaran sama cowok yang naksir Sab!"
"Trus kalo lo udah liat cowok itu, si Tigor itu, lo mau ngapain, Sebby? Mau naksir si Tigor atau mau ngerebut Sabby?"
Sebastian cuma bisa mendengus sebal. Naksir si Tigor? Hellow, eike masih lurus boo ... Lahhh ... dia malah diketawain sama otaknya. Trus mau ngerebut Sabby?
Sebastian langsung menutup kedua telinganya. Lebih baik nggak usah dijawab!
Begitu Sebastian tiba di Bandara Silangit seorang pria dengan tulisan "Bpk Sebastian Siregar – Jakarta" menyambutnya. Pria itu adalah utusan dari Noah Hotel Silangit. Kemudian Sebastian menyerahkan alamat rumah Sabrina pada supir tersebut dan mereka langsung melaju ke sana.
Rumah Keluarga Simanjuntak berada di pinggir jalan besar dan Tulang Tigor memiliki usaha kelontong. Lah ... kok bisa samaan nama Tulang sama cowok yang naksir si Sabrina? Sebastian mengernyit bingung. Emang nggak ada nama Batak lain apa sampe namanya Tigor juga?
Sepanjang perjalanan, hati Sebastian semakin berdebar. Dia bingung mau ngomong apa sama Tulang dan Nantulang yang sudah lama tidak dia temui. Malah dia udah lupa wajahnya. Setidaknya sampai di rumah Tulang, dia bisa say hello, lihat si Sabby trus balik ke hotel dan besok pulang ke Jakarta. Selesai!
"Selamat sore!" sapa Sebastian di depan pintu rumah Keluarga Simanjuntak.
"Ya selamat sore!" sahut sebuah suara dari dalam toko. "Siapa ya?"
Sebastian menoleh ke samping melihat seorang wanita seumuran Maminya keluar dari toko dan menatap Sebastian dengan takjub. "Ehh ... ganteng kali kau! Cari siapa kau, Ito?"
"Siapa itu, Mak?" Seorang pria datang dari pintu depan.
Sebastian langsung tahu bahwa itu adalah Tulang dan Nantulangnya. "Saya Sebastian Siregar, Tulang." Sebastian mengulurkan tangannya dengan mengangguk sopan.
"Bah ... Sebastian! Nga ro ho, bere? (Sudah datang kau, bere(*)?) Ganteng kali kau!" Tulang Tigor menyambut tangan Sebastian dan menggenggamnya erat.
"Jadi ini Sebastian, pariban si Sab? Ihh ... tinggi kali kau, ganteng pula bah ..."
Sebastian semakin salah tingkah apalagi ketika Nantulangnya menatapnya dengan kagum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebastian dan Sabrina - Pariban Cantik Dari Balige (END)
RomansSebastian lebih mencintai rumus-rumus Fisika dan penelitian sainsnya dibandingkan wajah cantik yang berkeliaran di sekelilingnya. Dengan wajah tampan, otak pintar, kantong tebal dan belum pernah pacaran membuat banyak perempuan rela antri untuk mend...