Publish on: Senin, 4 Mei 2020 [23.07]
Ada yang nungguin gak?
MISSION IN SCHOOL
***
"Clarissa Karmila?" Zoya membeo. Dia nampak terkejut.
Anggukkan dari Krystal membuatnya tambah kaget, "Rissa temen sekelas gue di EHS."
"Seriously?!" Kini giliran Allena yang ternganga. Zoya mengangguk lemah, dia bahkan baru tahu Rissa memiliki kembaran.
"Tapi, gimana kalian berdua bisa menduga Rissa adalah pelakunya?" Allena menatap Krystal bingung, lantas berbalik menatap Daniel yang masih terdiam.
"Dari clue pertama sampai ke-enam, bukankah selalu tertulis satu huruf yang aneh di akhir surat? Dari situ, kita urutin semua hurufnya. Dan satu kata yang terbentuk, kembar. Kalian pasti udah sadar kalau kasus ini selalu berkaitan dengan kisah Ressa. Jadi, gue punya dugaan kuat bahwa kembaran Ressa adalah dalang dari semua ini." Krystal menjeda ucapannya. "Terlebih lagi, gue tahu pembunuhnya adalah seorang perempuan."
"Gue gak pernah tahu Ressa punya kembaran," celetuk Arlan lirih. Pria itu menunduk, mengambil napas dalam. Arlan merasa dirinya seolah orang asing di kehidupan Ressa, dia tak tahu apapun tentang Ressa.
Allena berdehem, "Lo tahu dari mana Ressa punya kembaran?"
"Nathan. Dia punya semua profil tentang Ressa." Nathan nyengir saat Allena meliriknya.
"Oke, Rissa mungkin bisa kita jadikan sebagai tersangka. Tapi gue masih bingung, apa motifnya melakukan itu jika dia memanglah pembunuhnya?"
"Balas dendam." Semuanya menoleh ke arah Jessica yang mengatakan itu. Jessica mengambil napas panjang, "Seperti saudara yang saling menyayangi, dia tidak akan tinggal diam jika saudaranya tersakiti. Sama seperti Ressa. Pertama, dendam pada Kak Nicko. Dulu, saat Ressa masih siswi kelas 10, Kak Nicko suka banget gangguin dia, jadiin Ressa sebagai bahan bully-an, bahan tertawaan, tanpa ada yang tahu itu semua. Nama Kak Nicko sampai sekarang selalu bersih, padahal dulu dia diam-diam mem-bully adik kelas habis-habisan, terutama Ressa.
"Kedua, Kak Chika dan Kak Marsha. Semua juga tahu, mereka berdua adalah queen of bullying di Galaxy. Ressa yang notebene-nya pendiam jadi sasaran keduanya. Gak ada yang pernah tahu Ressa pernah di-bully sama Kak Chika dan Kak Marsha, karena mereka juga mengancam Ressa akan mencabut beasiswanya jika Ressa buka mulut. Ressa cuman bisa patuh, disuruh ini itu, dibentak, bahkan sampai dikasarin secara fisik dan mental.
"Bukan cuman karena ulah kedua senior tersebut Ressa jadi tertekan, dia juga dapat terror dari teman sekelas gue sendiri, Rendi. Gue masih gak nyangka, Rendi sebegitu sukanya sama Ressa tapi dia ditolak dan itu malah bikin tuh cowok benci sama Ressa. Dia punya niatan bikin Ressa menderita dan ketakutan, dan Rendi memutuskan untuk meneror Ressa. Mengiriminya bunga mawar berdarah, bahkan sampai memberikan Ressa boneka yang udah hancur. Gue masih gak percaya Rendi bisa semenyeramkan itu hanya karena cintanya ditolak.
"Bukan hanya mereka, Gerry pun sama. Dia juga mengirim teror dan mem-bully Ressa. Tujuannya? Gerry tahu Ressa dan Arlan mempunyai hubungan sepasang kekasih namun backstreet, maka dari itu dia gunain Ressa supaya fokus Arlan terpecah dan tidak bisa konsentrasi dalam pemilihan Ketua OSIS. Gerry sangat berambisi untuk menjadi Ketos. Tapi Ressa memilih menyimpan semuanya sendiri, Arlan bahkan gak tahu apapun. Dan itu membuat Gerry tetap tidak terpilih.
"Yang terakhir, Zila. Sebenarnya, Zila gak pernah salah di sini. Bisa dibilang, dia hanya korban. Waktu itu, perayaan Ulang Tahun GHS. Kalian ingat kan kasus razia besar-besaran di Club Redvelt? Dapat dikatakan, Zila yang membawa Ressa ke sana. Itu karena dia ingin berteman dengan Ressa, membuat Ressa lebih mengenal dunia remaja. Awalnya Ressa nolak, tapi karena dia tahu niat Zila hanya ingin membuatnya lebih bergaul dengan sesama, akhirnya Ressa ikut ke club. Di sana, Ressa dan Zila sama-sama minum. Dan hal mengejutkan terjadi." Jessica menghentikan kalimatnya. Ia menghela napas, "Ressa hampir dilecehkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
MISSION IN SCHOOL [END]
Mystery / Thriller(TAMAT, PART DIACAK) Temukan cerita yang sama di Dreame/Innovel ________________________________ "Ikuti apa yang aku katakan!" "Melompatlah." Jangan, untuk saat ini jangan percaya pada siapapun. Ibarat berjalan di atas es tipis, jangan lengah. Bi...