Tuhan memberikan karunia berupa hari-hari penuh sukacita bagi mereka yang sudah menggenggam cinta.
Bagiku, hari-hari penuh sukacita ialah saat aku bisa duduk berdua bersamanya, bertukar banyak cerita, lantas tertawa lepas seakan waktu hanya milik kami berdua saja.
Orang itu adalah ayah, tentunya.
Aku suka saat aku bercerita apa saja pada ayah sementara dia mendengarkan dengan saksama sambil sesekali menjawab saat aku meminta pendapat, tanggapan, dan sebagainya.
Garis-garis halus yang mulai tampak pada wajahnya tak sedikit pun mengurangi betapa tegas dan bijaksana sosok ayah yang kukenal selama ini.
Aku mendengarkan setiap perkataan yang keluar dari mulutnya dengan takzim. Betapa aku sangat mengagumi bagaimana cara ayah bercerita di usianya yang menjelang senja.
Dan inilah kurasa saat di mana hari-hari penuh sukacita itu hadir di antara kami berdua.
Selama ini tak bisa kupungkiri bahwa materi memang merupakan salah satu hal terpenting saat ini, terlebih di usiaku yang bisa dibilang tidak dini lagi.
Akan tetapi aku salah.
Materi boleh saja menjadi salah satu hal terpenting di dunia ini, tapi bukan berarti satu-satunya.
Ada hal lain yang harus kudapat. Tetapi karena aku sudah mendapatkannya, maka sekarang adalah tentang bagaimana cara mempertahankan hal tersebut.
Hal yang kumaksud dengan keharmonisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandika Cinta (TAMAT)
ContoSungguh, beragam sekali pendapat di semesta mengenai cinta. Setiap manusia pasti pernah jatuh cinta. Mendefinisikan sendiri artinya, pun memaparkan sendiri makna rasanya. Di sini aku akan menuliskan seperti apa itu cinta. Sesuai bahasaku, tentunya. ...