Jika memang dia tidak lagi menjadikan kamu sebagai rumah, maka biarkan ia pergi. Kelak, pasti ada orang lain yang mengetuk kembali hatimu. Awalnya sekedar bertamu, tetapi bisa berakhir dengan menetap bersamamu.
•••
Gauri menatap takjub sebuah foto keluarga yang menampilkan sepasang suami istri setengah baya yang diapit dua putra mereka. Kesan formal jelas mencolok dalam foto itu. Ketiga laki-laki di sana menggunakan setelan jas yang begitu rapi, bahkan mereka juga menggunakan dasi. Sedangkan satu-satunya perempuan yang ada di foto itu menggunakan kebaya putih dengan rambut yang disanggul.
Jelas Gauri mengenal siapa saja orang-orang yang ada di foto itu. Laki-laki dengan rambut memutih sempurna adalah Darya Millard, pengusaha batu bara asal Kalimantan yang memiliki darah Inggris. Wanita paruh baya itu adalah Sonya Allo, Putri Indonesia tahun 1993 yang berasal dari Tanah Toraja. Yang berdiri di belakang Darya Millard adalah penerus usahanya, Argani Millard. Dan laki-laki paling muda di antara yang lain adalah Bhaskara Millard, asisten Gauri yang selalu banyak bicara.
"Wah ... pantas aja lo punya percaya diri tinggi, ya, Bhas. Keluarga lo aja sesukses ini." Gauri bermonolog. Dia masih setengah tidak percaya kalau manajernya itu berasal dari keluarga terpandang di Indonesia. Belum lagi, Bhaska berkali-kali lipat lebih kaya dibandingkan Gauri. "Kok, dia masih mau itu anak jadi asisten gue, ya?"
Renungan keras Gauri terjeda saat ponselnya berdering. Nama Rav tertera di sana, membuat Gauri langsung lupa akan keluarga Bhaska.
"Hi, Ri," sapa Rav di seberang sana. Suaranya serak, sangat memprihatinkan.
"Maaf, dengan siapa, ya?" Sesekali, Gauri memang perlu mengerjai Rav. Laki-laki itu hilang kabar selama 3 hari, dan sekarang, dia menyapa Gauri dengan begitu entengnya. "Maaf, sepertinya Anda salah sambung. Saya bukan Gauri."
Rav mengembuskan napas panjang. "Akhir-akhir ini, aku sibuk banget, Ri. Jadi, aku enggak sempat untuk kasih kamu kabar. Aku minta maaf, aku salah." Selalu saja begitu. Rav menghilang seenaknya, lalu meminta maaf dengan mudah. "Seminggu yang lalu, ada pembunuhan balita di sini. Dan anak berusia 10 tahun menyaksikan pembunuhan itu secara langsung. Aku diberi tugas untuk mengobati depresi anak itu sebelum diadakannya sidang."
Digigitnya bibir bagian bawah. Gauri tidak punya pilihan lain kecuali memaafkan Rav dengan mudah, seperti biasanya. "Iya, enggak apa-apa," pasrah Gauri. Entah perasaannya saja atau memang fakta, Rav seperti berusaha menjauhi Gauri akhir-akhir ini. Kesibukannya di rumah sakit selalu menjadi alasan. "Terus, kondisi anak itu gimana sekarang?"
"Syukurlah, kondisi anak itu kian membaik. Sekarang, dia sudah bisa diajak berkomunikasi. Tapi, aku harus mengikuti cara bicara anak-anak, untuk mendapatkan kepercayaannya." Ini bukan kali pertama Rav menangani gangguan mental pada anak-anak. Hanya saja, yang ini adalah yang paling belia. "Selamat untuk perilisan album terbaru kamu. As always, I proud of you."
"Thank you, Rav."
Entahlah, rasanya hambar. Gauri merasa, dia sedang bicara dengan orang lain, bukan dengan Rav yang sudah 21 tahun menjadi bagian terbesar dalam hidupnya. Rav memang bicara dengan Gauri, tapi jiwanya entah ke mana. Gauri merasa, kasus anak kecil yang sedang Rav tangani kali ini hanya sebuah alasan supaya dia tidak marah berkepanjangan. Setelah diberi maaf, Rav pasti akan melakukan kesalahan yang serupa. Menghilang tanpa kabar selama berhari-hari.
"Kamu lagi di mana sekarang?"
"Ri, lo yakin pendapatan performance lo tadi mau disumbangkan semua?"
Belum sempat Gauri menjawab pertanyaan Rav, Bhaska malah masuk dan melemparkan pertanyaan begitu saja. Bahkan sekarang, Bhaska sudah berjalan mendekati Gauri. "Bentar, Rav," ucap Gauri pada Rav. "Iya, gue kasih semuanya aja. Lagian, yayasan kankernya juga emang lagi butuh donatur, 'kan?" Kali ini, Gauri bicara pada Bhaska.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Present [Tamat]
FanficSemua orang benci ditinggalkan tanpa permisi. Semua orang tak suka dibiarkan tanpa aba-aba. Semua orang muak diabaikan tanpa alasan. Begitu pula dengan Gauri, seorang penyanyi papan atas yang ingin mengobrak-abrik dunia saat Gaurav menghilang tanpa...