30. The End of Long Journey

2K 159 44
                                    

Bagian paling indah dari perjalanan panjang ini adalah akhirnya. Karena di sanalah kamu berdiri menyambut kepulanganku.

•••

"Saya terima nikah dan kawinnya Yasm—"

Bhaska langsung melepaskan tangan penghulu saat dia salah menyebutkan nama Gauri. Dia bisa merasakan bahwa semua pasang mata yang ada di ruangan itu tertuju padanya. Bahkan, Bu Sonya sudah mencubit perut Bhaska tanpa ampun. Pak Darya geleng-geleng kepala. Bu Hana tampak khawatir, takut kalau nama perempuan itu adalah wanita simpanan Bhaska. Bu Adel dan Pak Firza hanya menunduk.

Bukan hanya Bhaska yang merasa diintimidasi semua orang, Gauri juga merasakan hal yang sama. Kalau begini ceritanya, pasti semua orang berpikir kalau Bhaska terpaksa duduk di samping Gauri untuk mengucapkan ijab qobul. Semua orang pasti berpikir kalau Bhaska mengharapkan perempuan lain yang menjadi istrinya.

"Bhas, kamu kenapa, sih? Semalam lancar, kok. Kenapa sekarang malah jadi gini?" bisik Gauri sambil mengetatkan rahangnya. Kalau bukan di hadapan semua orang, sudah pasti Gauri menjambak rambut Bhaska sampai botak. "Gauri, Bhas. Bukan Yasmin."

Dengan rasa malu dan takut yang bercampur aduk, Bhaska mengangkat kepalanya. Dia meringis melihat wajah dua wanita yang paling dia sayang di dunia ini sedang menatapnya dengan tajam. "Aku gak tahu. Tiba-tiba aku ingat sama nama kecil kamu. Aku minta maaf, Ri." Selanjutnya Bhaska kembali menjabat tangan penghulu yang tampak bingung sendiri dengan apa yang baru saja terjadi. "Kita ulangi, Pak."

"Yang tenang, Mas. Tarik napas dalam-dalam, jangan salah sebut nama calon istrinya." Penghulu itu menguatkan jabatan tangan mereka. Ini baru kesalahan pertama. Jangan sampai Bhaska salah berulang kali, karena penghulu ini masih harus menikahkan pasangan lain. "Saudara Bhaskara Millard, saya nikahkan dan kawinkan engkau kepada saudari Gauri Fidelya binti Firza Kuncoro, yang mana walinya sudah menyerahkan kuasa kepada saya, dengan mas kawin 100 gram emas dan seperangkat alat solat, dibayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya Gauri Fidelya binti Firza Kuncoro dengan mas kawin 100 gram emas dan seperangkat alat solat, dibayar tuuuuuuuuuuuunai!"

"Bagaimana, para saksi? Sah?"

"Sah!"

"Alhamdulillah."

Saat itu juga, semua orang mengangkat tangan mereka untuk meng-aamiin-kan doa yang dipancarkan penghulu untuk rumah tangga Gauri dan Bhaska. Sekarang, mereka sudah sah menjadi pasangan halal, sudah dipersatukan dalam ikatan suci pernikahan, sudah dipertemukan takdir dalam satu benang merah. Rasanya sangat melegakan, seperti terbang bersama ke langit tinggi.

"Silakan, dipasangkan cincin nikahnya," ucap Pak Penghulu setelah Gauri dan Bhaska menandatangani berbagai dokumen pernikahan, terutama surat nikah sebagai bukti kalau mereka sudah legal hidup satu atap.

Bhaska segera membuka kotak cincin yang berisi cincin mereka berdua. Kalau diperhatikan, terukir inisial nama mereka serta tanggal pernikahan di bagian dalam cincin. Bertepatan dengan tanggal ulang tahunnya, Bhaska mendapatkan hadiah paling indah. Pernikahan yang akan penuh dengan kebahagiaan bersama wanita yang sangat dia cintai. Dan saat Gauri mencium punggung tangannya, dada Bhaska memuncah hebat.

Tangan Bhaska terulur untung mengusap kepala Gauri. "Hai, istriku."

Tidak bisa ditahan, Gauri langsung tersenyum saat mendengar sapaan Bhaska. Rasanya masih mimpi, sekarang Gauri sudah menjadi seorang istri. "Halo, Pak Suami."

"Ya ampun, gemas banget lihat mereka kayak gini!" teriak Bu Sonya sedikit histeris. Bahkan, beliau sampai menyandarkan kepalanya di bahu Pak Darya sambil terus memperhatikan interaksi Bhaska dan Gauri. Beliau masih tidak menyangka kalau penyanyi kesukaannya kini resmi menjadi menantu. "Mereka lucu, 'kan, Pi?"

Last Present [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang