1. Leave and Meet

2.6K 271 43
                                    

Perpisahan hari ini akan membuka jalan untuk pertemuan baru di esok hari. Jadi, tidak perlu takut untuk sendiri.

•••

Dengan kening yang berkerut, gadis dengan lipstik merah menggoda di bibirnya itu menatap tiket pesawat yang ada di hadapannya. Dia tidak percaya dengan keterangan kelas ekonomi yang tertera di tiket itu. Ayolah, dia sudah biasa mendapatkan kemewahan di segala aspek, termasuk pelayanan nomor satu saat pulang pergi ke luar negeri. Dia biasa dengan perjalanan nyaman yang membuatnya tidur nyenyak berjam-jam selama di udara. Namun, dengan polosnya, laki-laki itu memberikan tiket London-Jakarta dengan pelayanan rakyat biasa. Serius?
   
“Kamu becanda?” Kacamata hitam yang bertengker di hidung mungilnya kembali dinaikkan. “Kasih tiket yang asli sini. Aku buru-buru, besok ada meet and greet.
   
First class sama business class udah habis. Tinggal sisa ekonomi,” jawab laki-laki dengan rambut cepak yang khasnya itu dengan santai. “Enggak apa-apa sesekali kamu naik kelas ekonomi, untuk pengalaman.”
   
Rahang si Gadis Bibir Merah itu sudah jatuh sempurna. Di balik kaca mata hitamnya yang mengkilat itu, dia melotot sempurna. “Kamu gila?! Enggak mau, ah!” Selayaknya anak kecil, gadis itu membanting tubuhnya ke kursi tunggu bandara dan menyilangkan tangan di depan dada. Pipinya yang sudah chubby semakin mengembang karena kesal. “Mending aku naik penerbangan selanjutnya aja kalau begini ceritanya.”
   
“Kamu ada meet and greet besok, Ri. Penerbangan selanjutnya sekitar 5 jam lagi. Istirahat kamu akan berkurang sebanyak itu hanya gara-gara kelas penerbangan.” Dengan sabar, si laki-laki mendaratkan bokongnya di samping gadis itu. Dia juga membenarkan posisi jaket denim si gadis yang terbuka, sampai tulang selangkanya terlihat. “Sekali ini aja, mengalah sama ego kamu.”
   
“Gimana kalau aku ketemu sama fans fanatik di kabin pesawat, Rav? Nanti pasti mereka minta foto, minta tanda tangan, ngajak ngobrol sepanjang perjalanan. Gimana aku bisa nikmati penerbangan aku?” Cara merajuk dan nada suara gadis itu berbanding terbalik dengan dandanannya yang terlihat dewasa. Rok kulit hitam selutut, jaket denim, flat cap putih yang menghias kepalanya. Namun, kelakuannya, masih mirip anak kecil. “Aku mau tidur nyaman sepanjang penerbangan, Rav. Jadwal aku itu padat banget. Jadi, aku harus dapat pelayanan yang maksimal.”
   
“Dan di tengah jadwal kamu yang padat itu, kamu masih bisa-bisanya kabur ke Inggris.”
   
Gadis itu memicingkan matanya. “Salah kamu yang hilang kabar gitu aja.”
   
Jadi, perempuan dengan rambut bergelombang panjang tergerai sampai sepinggang itu adalah Gauri Fidelya. Perempuan 26 tahun yang wajahnya cantik ayu, kulitnya putih bersih, tubuh ramping meski tingginya tidak seberapa. Orang-orang lebih mengenalnya sebagai penyanyi papan atas dengan suara melengking yang khas. Bukan hanya menciptakan karya dalam bentuk album atau EP, Gauri juga mengisi soundtrack banyak film dan mengantarkannya menjadi pemenang di berbagai awards. Artis berkelas, wanita idaman, idola semua orang, begitulah penilaian masyarakat untuknya.
   
Sementara laki-laki tenang yang duduk di sampingnya adalah Gaurav Abrisam. Seorang dokter pediatri di Great Ormond Street Hospital, London, Inggris. Di usianya yang baru menginjak 27 tahun, Rav sudah mencapai titik sukses yang diinginkan banyak orang. Karir menunjang, tempat tinggal sendiri, dan finansial yang seimbang. Hanya saja, Rav tak kunjung memperlihatkan pencapaiannya di dunia asmara. Dengan alasan sibuk bekerja, Rav tidak pernah menjalin kedekatan dengan lawan jenis manapun. Ya, kecuali gadis di sampingnya ini.
   
“Aku sibuk kerja, Ri.”
   
Bukan hanya untuk masalah asmara, sibuk bekerja sudah menjadi alasan untuk banyak hal bagi Rav. Termasuk, hilang kontak dengan Gauri secara tiba-tiba.
   
Gauri berdecak keras. Dia bosan dengan alasan itu. Justru, malah ada alasan lain yang terkesan lebih logis untuk logikanya. “Bilang aja kamu sibuk sama cewek bule di sini. Atau mungkin sama janda muda yang bawa anaknya ke ruangan kamu setiap hari. Eh, bisa juga sama perawat atau dokter di sini yang super perhatian sama kamu.” Bisa saja, Rav menghilang dari peredaran karena sibuk mengejar bule London. “Terus terang kayak gitu doang apa susahnya, Rav? Aku bakal mengerti, kok.”
   
Rav menghela napas panjang. Sudah sangat sering dia mendengar penuturan panjang yang berisi tuduhan tidak mendasar dari Gauri. Setiap kali pesannya tidak dibaca atau panggilannya yang tidak terangkat, pasti tuduhan itu akan meluncur dengan sangat lancar dari bibir mungil gadis itu. Terkadang Rav jadi bingung sendiri, mengapa makin ke sini kepribadian mereka semakin banyak tertukar. Saat masih kecil, Rav yang banyak bicara, sekarang malah Gauri yang sering berceloteh tidak penting. Dulu, Gauri yang bicara seperlunya, sekarang malah Rav yang malas untuk buka suara.
   
“Enggak ada, Ri. Kamu tahu sendiri aku enggak suka bule.” Namun, meski sudah sangat bosan dengan tuduhan itu, Rav masih bisa mempertahankan sisi lembutnya. Mereka sangat jarang bertemu, jangan sampai di pertemuan ini mereka isi dengan pertengkaran. “Jadi, kamu mau pulang sekarang, 'kan? Kamu duduk di window seat, kok. Kamu bisa menikmati perjalanan kamu dengan pemandangan dari luar.”
   
“Mau bagaimana lagi?” ketus Gauri sambil merebut tiket dan paspornya dari tangan Rav. Langsung berdiri dan memegang koper kecilnya dengan erat. Setelah ini, dia akan kembali pada kenyataan bahwa dia adalah penyanyi papan atas yang memiliki banyak kesibukan. Tidur nyenyak, jalan-jalan, liburan, adalah hal yang terasa mustahil. “Awas, jangan hilang kayak kemarin lagi! Kalau kamu kayak gitu, siap-siap aja aku bakal muncul depan apartemen kamu lagi.”
   
Sambil menganggukkan kepalanya, Rav ikut berdiri, menghadap tubuh mungil di depannya. “Kamu jangan banyak minum kopi, jangan sering clubbing, jangan lupa olahraga. Perbanyak makan makanan berserat dan banyak vitamin.” Lalu, seperti biasa, Rav akan menyentuh tahi lalat Gauri sambil menatap lekat gadis itu. “I'll miss you so bad.

Last Present [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang