Hari demi hari berlalu, para murid Firosy Academy sudah berlatih dengan sungguh-sungguh, menunggu musuh yang sangat-sangat menakutkan kurang lebih seperti itu yang ada di fikiran para murid.
Disini, di lapangan yang biasanya digunakan untuk mengambil nilai praktek pedang sudang beralih jadi arena pelatihan persiapan perang.
Tampak tak jauh dari bibir lapangan terlihat gadis cantik yang sedang memfokuskan pandangannya, agar bidikannya pada papan sasaran pas.
Bukan gadis itu saja yang sedang memanah ada beberapa murid Academy yang lainnya juga sedang berlatih. Setelah, diumumkan beberapa hari lalu pembagian pasukan.
Tampak tak jauh dari arena yang digunakan untuk memanah, berjalan seorang laki-laki sambil menenteng roti beserta susu. Tapi, tiba-tiba saja ia berlari secepat mungkin tanpa menghiraukan apa yang sedang ia bawa menuju arah gadisnya.
Hap pas sekali gadis itu sudah didalam pelukannya, akan tetapi ia mendapati goresan yang lumayan dalam.
Ia meringis dan memutarkan arah pandangannya ke papan sasaran, betul saja disana sudah tertancap belati dan juga kertas.
"Ah, terimakasih"ucap Saendra
" Sama-sama"ucapnya
Dan betapa terkejutnya Saendra setelah melihat lengan suaminya berdarah, seketika raut wajahnya berubah. Ia bergegas membawa Nathan menuju ruang kesehatan dengan teleportasinya.Setelah membaringkan Nathan diatas kasur ia bergegas mencari Ms. Sin selaku dokter di Academy.
Tak berapa lama ia masuk ke ruangan kesehatan bersama Ms. Sin dan segera mencek goresan yang terdapat di lengan Nathan.
Dilain tempat
"Bos, semuanya sudah saya laksanakan dan ada seorang lelaki yang menyelamatkannya dari belati itu" ucap seseorang yang memakai jubah
"Tidak apa Sam kau sudah melakukan tugasmu dengan baik, kau boleh pergi dan persiapkan untuk malam ini"ucap sang bos
"Baik bos saya pamit" ucap lelaki yang di sebut Sam itu.Heh ternyata lelaki itu hmm, apa yang lebih baik darinya dari pada aku Tyu. Kau membuat hatiku hancur. Gumam seseorang yang dipanggil Bos itu.
" HAHAHAH, lihat saja kau Tyu kau harus merasakan juga sakitnya perasaanku yang kau tolak, HAHAHAHA" ketawa itu menggelegar di ruangan itu.
Diruang kesehatan
"Ms. Bagaimana keadaannya" ucap Saendra
"Dia tidak apa hanya saja lukanya sedikit dalam" ucap Ms. Sin
"Baiklah Ms. Terimakasih" ucap Saendra
"Baiklah saya tinggal ya Saendra" ucap Ms. Sin dan melangkah meninggalkan ruang kesehatan.Saendra mengambil kursi dan duduk disamping kasur yang sedang ditiduri oleh Nathan, karena Nathan pingsan setelah ia membawanya ke ruang kesehatan.
Sambil menunggu Nathan sadar ia membaca surat yang ia temukan dari belati yang hampir melukainya tadi.
"Nanti malam!, Tunggu saja"
Hanya itu tulisan yang tertera dari kertas yang ia dapatkan. Karena Nathan tak kunjung sadar ia ingin menyampaikan kepada kepala sekolah tentang penyerangan mendadak tadi.
Sebelum itu ia memasang pelindung disekitar Nathan, ia tak ingin Nathan terluka lagi untuk yang kedua kalinya.
Ia berteleport keruangan kepala sekolah tanpa ba-bi-bu lagi ia segera mengetuk pintu dan bergegas masuk setelah di izinkan masuk oleh sang empunya.
"Ada apa Saendra?"tanya kepsek yang terkejut atas kedatangan Saendra yang terburu-buru.
"Ini Mr. Silahkan Mr. Baca"ucap Saendra sambil menyerahkan kertas yang tadi ia baca.
"Benar-benar gawat kita harus cepat menyusun rencana untuk nanti malam"ucap kepsek dengan raut wajahnya yang masih terkejut.
"Baik Mr. Saya akan mengumumkannya di aula, tapi saya harus menunggu Nathan sadar dahulu" ucap Saendra
"Kenapa dengan Nathan?"tanya kepsek
"Dia pingsan setelah terkena belati yang terdapat kertas ini"ucap Saendra menjelaskan
"Baiklah"ucap kepsekSetelah selesai dari ruang kepsek Saendra bergegas berteleport menuju ruang kesehatan tempat suaminya berada.
Ia berjalan menuju kursi disamping kasur yang ditiduri suaminya, ia segera mendudukkan dirinya dan tanpa sadar ia mengusap lembut surai suaminya.
"Kalau seperti ini kau kelihatan tampan dan tidak menyebalkan" gumamnya
Tak dipungkiri ternyata sang empu yang sedang berbaring itu mendengarkan gumaman sang istri.
Hap, tangan Saendra sudah berada digenggaman Nathan.
Seketika Saendra terkejut dan melepaskan tangannya, tapi hasilnya nihil Nathan menggenggam erat tangannya, serta mencium tangan Saendra.
Saendra merasakan malu dan pipinya bersemu merah atas perlakuan yang Nathan berikan, serta detak jantungnya yang berdetak cepat.
"Kau mengakuinya, babe"ucap Nathan sambil mengarah ke Saendra
" Ti...ti..dak" cicit Saendra sambil tertunduk malu.
"Ah kau sangat lucu" ucap NathanNathan pun mengangkat dagu Saendra, terlihat lah wajah merah Saendra. Dan itu terlihat sangat menggemaskan baginya.
"Ah kau sangat lucu babe"ucap Nathan
" Jangan memanggil aku dengan sebutan babe" ucap Saendra yang masih malu.
"Jadi aku harus memanggil mu apa cantik"ucap Nathan sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Terserah asalkan jangan itu" ucap Saendra yang entah kapan jantung dan wajahnya sudah kembali normal.
"Baiklah, aku akan menggantinya. Tapi sebelum itu kita bicara dikamar saja"ucap Nathan dan tersenyum manisSaendra tercengang, ia tertegun melihat senyuman Nathan ia bergegas beralih dari tatapannya kepada Nathan ia takut terciduk oleh sang empunya.
"Kau baru saja sadar" ucap Saendra
"Tidak apa aku sudah merasa baikan"ucap Nathan
"Baiklah"ucap SaendraIa pun berteleport menuju kamarnya, setelah sampai dikamarnya ia segera membaringkan Nathan. Dan ia keluar kamar untuk mengambilkan air minum buat Nathan.
"Ndra kau dari mana?"tanya Ara yang entah kapan sudah berada di sampingnya
"Kau mengejutkanku"ucap Saendra sambil mengelus dadanya
"Hehe maaf Ndra" ucapnya
"Tadi aku habis dari ruangan kesehatan dengan Nathan" ucap Saendra
"Siapa yang sakit" ucap Ara
"Nathan" ucap SaendraKarena ia tahu bahwa Ara akan menanyainya kenapa Nathan?, Ia pun menceritakan kejadian yang baru saja dialaminya.
Dan Ara pun terkejut dan merasa kasihan.
" Baiklah Ndra aku titip salam saja ke Nathan lekas sembuh"ucap Ara
"Ok" ucap Saendra
" Dah, aku ke kelas dulu Ndra nanti aku izinin kamu berdua Nathan"ucap Ara sambil melangkah keluar asramaIa pun segera menuju kamarnya untuk mengantarkan air minum untuk Nathan.
"Nih minum dulu" ucap Saendra menyodorkan gelas yang berisi air
"Baiklah"ucap Nathan dan menegak habis airnya
"Oh iya Ara titip salam lekas sembuh katanya"ucapnya yang menyampaikan pesan Ara.
"Terimakasih" ucap Nathan
"Yaya" ucap Saendra
" Ndra sini deh duduk dekat aku"ucap Nathan sambil menepuk bagian kasir yang kosong.Sendra pun menurut dan duduk disamping Nathan, sebelum itu ia menutup pintu kamarnya.
" Kamu aku panggil sayang aja gimana" ucap Nathan
" Ya gak papa asalkan jangan babe" ucap Saendra
"Ok sayang"ucap Nathan dan memeluk Saendra
"Hmm"gumam Saendra
"Bentar aja gini" ucap NathanDan suasana menjadi hening, dan masih dengan posisi Nathan memeluk Saendra.
Ia menyuruk kan kepalanya di ceruk leher sang istri, menghirup aroma cherry dari tubuh sang istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saendra In Firosy Academy | Hiatus
Fantasía(JANGAN LUPA VOTE SETELAH BACA😊) Dia bukan cinderella dengan sepatu kacanya. Tapi dia, adalah saendra tyupso gentha dengan wajah datarnya. Dia merupakan anak bungsu dari dua bersaudara, abangnya bernama ferdinan alexander tyupso gentha. Dia mer...