Kelulusan SMAN 1 Sungai Rumbai membuat semua siswa kelas 12 beriuh-piuh merayakan hari yang mereka nanti-nanti.
Sorak ramai menantikan aba-aba dari sang kepala sekolah agar boleh membuka amplop yang telah diserahkan pada mereka. Tetapi ada beberapa sebagian mereka yang nekat untuk membuka amplop tersebut tanpa izin kepsek, mereka membuka amplop itu lantaran penasaran apakah mereka lulus atau tidak.
"Whoaaa gue lulus!." ucap salah seorang siswa yang tak sabaran itu
"Sumpah deg-degan, megang ini amplop pasti semua pada lulus juga deh ah"
"Ribet amat pakai-pakai amplop mending langsung aja di umumkan atuh"
Dan tibalah saat kepala sekolah mengizinkan siswa kelas 12 itu untuk membuka amplop yang ada disetiap tangan masing-masing.
Deg deg, deg deg, deg deg.
"Alhamdulillah ana lulus San". Ucap Arlin pada Sandila.
"Haha sudah pasti lin." ucap Sandila
Selepas seluruh amplop terbuka, dan saat itulah seluruh siswa-siswi SMAN 1 Sungai Rumbai resmi dinyatakan lulus 100%. Ibu Syofianti Anggraini selaku kepala sekolah menyatakan kebanggaan dan keselamatan atas lulusnya kelas 12 tersebut, akhirnya yang dinanti sudah tiba.
Setelah berakhirnya ucapan selamat dari semua guru, seluruh kelas 12 itu bersalam-salaman dengan majelis guru dan tidak lupa pada satpam sekolah serta semua staff juga penjaga pustaka sekaligus.
30 guru yang mereka salami, sungguh membuat mereka menangis haru, dan ada juga yang parahnya mencerca karena capek malas untuk pamitan sama semua guru itu dan tentunya ada yang merasa tersakiti saat jam PBM dimulai.
"Ishh males ah salam-salaman gitu mending balik" ucap beberapa geng
Mereka berada pada bagian tengah-tengah barisan, sebab banyangkan saja 30 guru itu disalami oleh rakyat yang jumlahnya hampir 200san.
Weh weh capek antri geng.
Merekapun cabut.Setelah salaman itu usai, hampir menghabiskan waktu setengah jam, benar-benar membuat kaki mereka terasa keram. Belum lagi sesi foto bersama.
Duh aduh
Arlin yang notabenya sahabat Sandila, tidak sekalipun tertarik untuk berfoto apalagi bercampur baur antara laki-laki dan perempuan, sungguh wanita itu fanatik sekali dengan laki-laki.
Saat ini semua para guru sudah mulai bubar dan menyisakan seluruh alumni tersebut. Direncanakan oleh sang mantan ketua osis Varel Oriano untuk membuat sebuah film kelulusan untuk alumni dan kenangan untuk sekolah.
Film ini diikuti oleh seluruh kelas dari 12 Ipa 1 hingga Ips 7. Dan film itu sukses mereka jadikan cuplikan yang sangat bagus untuk di tonton. Tidak lupa pula oleh Varel sang kepala suku untuk memasukkan semua guru, seluruh ekstrakurikuler sekolah, dan terakhir ekschool kebanggan sekolah. Film tersebut telah diatur oleh Saydina Tunnisa selaku anggota Jurnalistik sekolah.
Rekaman film tersebut sukses mereka buat, mengakhirkan untuk mereka melakukan yang terakhir dinanti-nantikan, yakni mencoret baju. Peristiwa ini sudah menjadi ikon kebiasaan dan lumrah bagi kelas sekolah akhir, bahkan anak SD pun sudah melakukannya. Pasti tidak akan terlepas dari coretan dan pilok-an.
Link vidio bisa di buka ya. Jangan lupa subscribenya teman-teman. Terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Depan Menunggu
أدب المراهقينSandila bukanlah wanita yang paling paham agama, pemahamannya hanya cukip untuk dirinya sendiri. Saat ini, dia diberikan kedilemaan dari almarhum ayahnya. Masih dengan pesan terakhir dari sang ayah, agar Sandila menikah dengan pilihannya. Lelaki pil...