Helaan nafas lelah kembali keluar dari mulutnya. Kursi komputer yang Ia tempati Ia mainkan, berputar-putar secara perlahan karena bosan melanda. Kepalanya terdongak pada punggung kursi, menatap sosok lainnya yang sedang fokus mengerjakan sesuatu di depan laptopnya.
Ia tertawa pelan, menurutnya lucu sekali menatap sang pacar terbalik seperti sekarang. Namun tak lama la menyesali perbuatannya itu, karena kepalanya terasa sangat pening setelahnya. “Bosan.”
Maniknya bergerak mencari sesuatu disetiap sudut ruangan itu. Matanya berbinar cerah melihat satu kardus di atas meja dekat sofa yang ada. Seingatnya terdapat banyak makanan manis di dalam kardus tersebut. Ia pun dengan cepat mendorong kursi berodanya menggunakan kakinya karena la malas berjalan menuju meja kecil itu.
Ia memakan permen jeli kesukaannya dengan senyuman lebarnya, melupakan rasa bosan yang menguasainya beberapa saat lalu. Ponsel hitam milik sang pacar la ambil, bibirnya tersenyum haru melihat gambar layar kunci serta layar beranda ponsel pintar sang kekasih.
Biasanya Ia mengubah tampilan ponsel sang pacar dengan foto-foto aneh secara iseng, seingatnya terakhir kali Ia menggantinya dengan gambar Chan yang sedang tertidur dengan mulut terbuka. Namun kali ini Ia tak tega untuk menggantinya, karena Chan menjadikan foto kencan pertama mereka sebagai layar kunci serta foto di hari jadi mereka yang ke seribu hari sebagai layar beranda.
Hyunjin menatap Chan dengan pandangan berbinar, lalu mendaratkan satu ciuman kecil di pipi sang kekasih. Aksinya itu mengundang tatapan penuh tanya dari Chan. Gelengan yang disertai cengiran lucu menjadi jawaban, membuat Chan menggeleng tak paham dengan senyuman geli, memaklumi tingkah aneh Hyunjin.
Setelah Chan kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda, Hyunjin mengutak-atik ponsel sang kekasih. Ia membuka aplikasi kamera lalu mengambil beberapa gambar dirinya dengan bermacam-macam gaya.
Ide jahil kembali muncul di otaknya, la mengubah kamera ponsel sang kekasih menjadi kamera belakang. Hyunjin pun mengambil beberapa foto Chan secara diam-diam.
“Mandu, apa yang kamu lakukan?”
Hyunjin berjengit kaget mendapati Chan menoleh ke arahnya dengan pandangan penuh tanya, membuatnya kembali menunjukan cengiran lucunya. Ia ketahuan mengambil foto sang pacar diam-diam. "Memfoto Hyungie. Hyunie bosan menunggu Chanie-hyung bekerja.” jelasnya dengan bibir yang mengerucut sedih.
Chan terkekeh dibuatnya, "Kemari.” Hyunjin dengan senang hati menerima pelukan dari kakaknya itu. Tubuh tingginya berpindah ke atas pangkuan Chan. Lengannya memeluk bahu Chan erat lalu mencari kenyamanan dalam dekapan Chan.
“Sudah nyaman?” tanya Chan pada Hyunjin yang perlahan menenggelamkan wajahnya pada ceruk lehernya. Hyunjin mengangguk pelan, matanya sudah memberat sejak tadi, dan masuk ke dalam pelukan hangat Chan sama sekali tak membantu. Chan tertawa kecil, “Tidurlah, selamat malam.” bisiknya disertai dengan usapan-usapan lembut pada punggung serta pucuk kepala Hyunjin.
Hyunjin mengangkat kepalanya, menatap Chan dengan matanya yang meredup. “Don't over work, Hyungie.” cicitnya merengut yang menghasilkan gelak tawa Chan sekali lagi.
Chan mengecupi seluruh permukaan wajah Hyunjin penuh kasih sayang. "Iya, sebentar lagi Aku selesai. Kamu tidur saja dulu ya, nanti Aku bangunkan.” balasnya dengan anggukan patuh.
Senyuman lebar kembali tercipta di wajah Hyunjin. Kedua telapak tangannya menangkup wajah Chan, memberikan kecupan lembut pada bibir tebal Chan cukup lama, lalu melepasnya dengan suara kecapan yang cukup nyaring. “Bibir Hyungie manis, hehe.” bisik Hyunjin sebelum menyamankan kembali kepalanya pada bahu lebarnya.
Chan tertawa geli, Ia dengan gemas membubuhkan kecupan-kecupan ringan di pelipis Hyunjin. “Tidur, Sayang.” titah Chan karena Hyunjin tak kunjung terlelap meski sebenarnya Ia tahu jika Hyunjin sangatlah mengantuk.
“Mmㅡgood night, capt.”
Usapan pada belakang kepala Hyunjin memelan, “Good night, baby mandu.” bisiknya sebelum kembali melanjutkan pekerjaannya yang terbengkalai sesaat.
based on this, hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
puzzle pieces
Fanfictionchanjin; they're just like puzzle pieces, completed each other. oneshoot collection