Perhatiannya teralih dari terangnya layar monitor macbook saat suara pintu kamar mandi tertutup memasuki gendang telinganya. Bola mata besarnya menyipit hingga membentuk sabit menggemaskan dengan tangan yang menepuk-nepuk sisi kasur di sebelahnya dengan riang.
Kain penghangat terbentang menyelimuti tubuh besar keduanya. Yang lebih muda merapatkan tubuhnya, lalu menyandarkan kepalanya pada bahu sang kekasih. Airpods dipasangkan pada telinga kanannya, sedangkan pasangannya yang lain terpasang sempurna di telinga kiri sang pria aussie.
Keduanya hanyut dalam tayangan film yang terputar pada layar macbook tersebut. Chan sesekali membubuhkan kecupan lembut pada pucuk kepala kekasihnya maupun menyesapi aroma manis alami yang menguar dari sela helaian surai coklat kepirangan yang kini semakin memanjang.
Chan menatap penuh tanya begitu merasakan pergerakan dari yang lebih muda. “Ada apa, Sayang?” Ia bertanya dengan lembut pada sang kekasih. Meski hubungan keduanya hampir menginjak tiga tahun lamanya, namun panggilan manisnya masih membuat perut Hyunjin tergelitik saat mendengarnya, seakan adanya koloni kupu-kupu yang beterbangan di dalam sana. Gelengan lucu dari Hyunjin membuatnya tertawa pelan, Ia dengan gemas mencubit hidung bangir lelaki manisnya.
Cubitannya mengundang tawa menggemaskan menggema di kamar mereka yang temaram. Hyunjin tertawa hingga maniknya kembali berubah membentuk sabit indah yang menambah kadar kegemasannya.
Chan tak kuasa melihat kekasihnya berlaku begitu menggemaskan, membuat jantungnya berdetak tak karuan hanya dengan tawa riangnya. Tubuh besarnya menarik tubuh ramping sang pacar ke dalam pelukannya, mendekapnya erat hingga menenggelamkan Hyunjin diantara tubuh kokohnya. Kecupan-kecupan kecil Chan bubuhkan pada setiap inci permukaan wajah Hyunjin yang tentu saja mengundang tawa lucu lainnya dari si pemilik tahi lalat cantik di dekat matanya.
“Lagu Kakak indah, Hyunie suka.”
Suaranya mengalun lembut di indera pendengarannya, begitu memanjakan. Ia terkekeh pelan sebagai reaksi atas komentar baik dari Hyunjinnya. “Terima kasih. I'm glad that you like my song.” balasnya. Ia tersenyum tipis sembari sesekali melirik lelaki manis yang tengah berbaring tepat di sebelahnya dengan beralaskan lengannya sebagai bantal.
Hyunjin merubah posisinya agar dapat menatap wajah tampan Chan dengan lebih baik. “Apa Kakak memeperbolehkanku untuk mengcovernya?” izinnya dengan mengusapi surai Chan yang kini sudah kembali berwarna hitam kelam.
Manik mereka bertemu pada satu garis tunggal besebrangan. Senyuman terlukis tipis di wajah Chan, “Tentu saja. Aku sangat tersanjung jika suara indahmu menyayikan ulang laguku.” Chan membalas disertai dengan senyuman manisnya, membuat Hyunjin ikut tersenyum manis.
Sebuah kecupan mendarat lembut di rahangnya cukup lama. Hyunjin memberikan kecupan itu sebagai ucapan terima kasihnya. Tubuhnya kembali meringkuk, mencari keamanan serta kehangatan di dalam dekapan sang kekasih. “Selamat malam, Hyungie.”
Chan merangkulnya erat, membawa tubuh lelaki manisnya dalam rengkuhannya. Usapan-usapan lembut Ia berikan pada punggung cantik Hyunjin sebagai nyanyian pengantar tidur. “Selamat malam, mandu. Sleep well.” bisiknya sebelum membubuhkan ciuman hangat di bibir tebal Hyunjin yang merona mengkilap.
Ciumannya menjadi penutup hari mereka yang melelahkan. Membawa keduanya ke dalam dunia mimpi indah yang berhasil mengukirkan senyuman penuh ketenangan di kedua wajah mereka.
a little update, hope you like it.<3
KAMU SEDANG MEMBACA
puzzle pieces
Fanfictionchanjin; they're just like puzzle pieces, completed each other. oneshoot collection