Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Berhati-hatilah.”
Chris menatap adiknya dengan senyuman manis. Tangannya terulur untuk mengusak surai keemasan itu, “Jangan kuatir, lagipula apa yang harus ku kuatirkan hum?” tanyanya dengan tawa jenaka di akhir kalimatnya.
Jisung menatap sebal sang kakak yang tak mempedulikan perkataannya. “Kak! Aku serius. Berhati-hatilah. Semakin banyak foxes berkeliaran akhir-akhir ini.” Sungutnya begitu kesal dengan kakaknya yang menganggap main peringatannya.
Gelak tawa kembali menggelegar dari yang lebih tua, “Hei, mereka hanya foxes, Aku bisa membunuh mereka dalam sekali kedipan mata, sayang.” balasnya dengan begitu ringan. “Kau tenang saja, Aku selalu membawa senapan dan belati kemanapun. Kau tak perlu kuatir, sana masuk ke dalam, tidur yang nyenyak adik manis.” Lanjutnya dengan ucapan selamat malam untuk adiknya.
Helaan nafas berat lolos dari bibir Jisung. Ia akhirnya mengangguk patuh setelah berusaha menyakinkan dirinya sendiri jika sang kakak akan selalu baik-baik saja. “Selamat malam.” ucapnya lalu membubuhkan kecupan ringan di pipi sang kakak sebelum beranjak masuk kedalam rumah.
Chris memperhatikan punggung sang adik yang perlahan menghilang dari balik pintu mahoni besar rumahnya. Maniknya bergerak mengarah pada jendela kamar yang tak lama kemudian lampunya padam, memastikan jika sang adik benar-benar sudah berada di dalam dengan selamat.
Ia menyalakan mobil jeep berwarna hitamnya “ Saatnya berburu.” gumamnya memandang pantulan wajahnya di kaca spion dengan seringaian yang cukup mengerikan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chris berdecih melihat gelondongan tubuh manusia tak bernyawa berserakan di pinggir hutan tak jauh dari pemukiman tempat tinggalnya. Semuanya dalam kondisi hampir sama; beberapa bagian tubuh terkoyak dengan kulit membiru kehabisan darah, seperti habis di mangsa binatang buas.
“Menjijikan. Musnahlah kalian.” desisnya melihat bagaimana rubah-rubah raksasa itu mancabik-cabik tubuh manusia tak bersalah tanpa belas kasihan dari balik pohon ek.
