Kisah Usai

107 34 4
                                    

Luka telah datang berkidung pilu menghadap petang
Rautnya mengisyratkan kehilangan
Memantra mata seakan tangis terjadwalkan sejak lama
Tumpuan tak lagi cukup kokoh untuk menginang segala riang.

Bersamamu, empat kaki tak mampu berjalan jauh
Telinga sudah tak mengenal suaranya sendiri,
Mata tak lagi mengerti alasan kenapa harus tumpah di bulan juni
Lidah tak lebih sekedar ludah yang bersumpah
Semesta begitu pelit memberikan sejenak saja detik berunding.

JANG TEROESIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang