16. 👑 Pratritish Kingdom

1.2K 338 68
                                    

Lorelie memimpikan makhluk itu lagi. Dalam mimpinya, sesosok peri laki-laki bertubuh gurita dengan tentakel-tentakel yang bergerak liar di sekitarnya itu selalu muncul dari dalam lautan. Membawa gelombang besar dan riak air yang menghantam apa pun, termasuk kapal-kapal besar milik para bajak laut. Wajah dengan rahang tegas dan seringai yang selalu bertengger di bibir itu menatap Lorelie dengan netra merah menyala. Satu tentakel sang penyihir lautan itu terulur ke arah si gadis duyung. Melilit pinggangnya cepat dan ketat, bahkan sebelum ia sempat menghindar.

Lorelie menjerit. Meronta sekuat tenaga. Menggerakkan kedua lengan dan siripnya dalam serangan-serangan mematikan. Gadis duyung itu sedikit pun tak merasa takut. Amarah mendidih di dalam dadanya dan ia justru merasa jijik terhadap makhluk berlendir itu.

Dalam sekali sentakan, lilitan tentakel itu menarik Lorelie, mengikis jarak di antara mereka.

Lorelie terus memukul dan mencakar dengan membabi-buta, berharap salah satu serangannya itu dapat menyasar dan melukai sang penyihir lautan. Tentu saja, hal tersebut sia-sia belaka. Bagi sang penyihir lautan, Lorelie bukan apa-apa. Cakaran dan pukulannya sama sekali tak melukai makhluk itu seujung kuku pun.

"Aku akan mendapatkanmu, menemukanmu, di mana pun kau berada!" desisnya di antara gigi-gigi dan lidah reptilnya yang bercabang.

Lorelie menjerit untuk terakhir kalinya sampai tenggorokannya terasa koyak. Matanya menutup rapat, tak ingin melihat hal buruk di depan matanya. Dalam sepersekian detik, tubuhnya terhempas ke lautan hingga gadis duyung itu refleks membuka kelopak matanya. Hal terakhir yang ia lihat adalah buih yang memutih dilatari pekatnya Faeseafic.

Lorelie tersentak. Napasnya tersengal dengan titik-titik keringat membanjiri pelipis. Bilik kayu yang bergoyang pelan menjadi penyambut bangun tidurnya. Gadis duyung itu mengembuskan napas lega saat menyadari jika ia masih berada di Bourbonaisse, dalam sebuah bak air yang terlalu dangkal. Beruntung semua itu hanya mimpi buruk. Mimpi buruk yang bisa saja membunuhnya jikalau ia tak segera bangun.

Lorelie bergerak mengubah posisi siripnya dalam tempat terbatas saat pendengarannya sayup-sayup menangkap suara gaduh yang terdengar dari arah lambung kapal. Rasanya ini terlalu awal bagi para awak kapal untuk kembali. Akan tetapi, Lorelie tak ingin berasumsi macam-macam, barangkali beberapa kru kembali ke kapal untuk mengambil sesuatu.

Lorelie menyandarkan punggungnya pada sisi bak air. Mencari posisi ternyaman di tengah keterbatasan. Mendadak ia sangat merindukan sepasang tungkainya. Berada dalam bak air yang terlalu kecil seperti ini membuat siripnya terasa kaku. Belum lagi hanya pemandangan monoton dinding-dinding kusam tanpa jendela yang dapat dilihatnya sejauh mata memandang membuat kebosanan menderanya.

Gadis duyung itu menginginkan malam lebih cepat tiba dari biasanya. Dengan sepasang tungkai, setidaknya ia dapat berjalan-jalan mengitari kapal itu, atau bahkan turun ke dermaga untuk melihat-lihat keramaian Infinite Haven. Pengetahuannya tentang pulau itu memang sungguh terbatas, mengingat letaknya yang cukup jauh dari Fearsome Enclave. Para duyung tidak terbiasa berenang melampaui teritori mereka, terlebih jika tempat itu merupakan daerah kekuasaan para siren.

Suara gaduh itu terdengar lagi. Kali ini menjadi lebih jelas dan keras. Langkah-langkah berat memasuki lambung kapal hingga menyebabkan geladak di bawah bak Lorelie sedikit bergetar. Gadis duyung itu menegakkan punggungnya waspada. Mengkondisikan pendengaran setajam mungkin, sementara tubuh separuh basahnya diam menempel pada pinggiran tempat air.

Langkah-langkah itu terdengar semakin keras, mendekat. Lorelie tak dapat lagi mempertahankan ketenangannya. Ia berenang gelisah dalam tempat air yang terbatas itu. Menyisir ke sekitar bilik untuk mencari sesuatu yang dapat dijadikan senjata untuk membela diri. Mirisnya, tak ada apa pun di ruangan itu yang terlihat cukup mematikan selain sebuah bejana kaca berisi kunang-kunang yang terletak pada dipan kayu di samping baknya.

Faeseafic: Adventure of the Cursed Prince [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang