Lorelie tidak pernah menyangka jika Elijah dan para bajak laut akan datang untuk menyelamatkannya. Terlebih, setelah mengingat kejadian di atas kapal hingga akhirnya ia berakhir tertawan oleh sang kapten bajak laut. Kedatangan kru kapal Bourbonnaisse sedikit banyak telah menghangatkan salah satu sudut hatinya dan keinginannya untuk kabur bersama Bagherra menguap detik itu juga. Saat Elijah menangkap tubuhnya yang mendadak berubah kembali menjadi duyung, Lorelie tahu jika pilihannya sudah tepat.
Pangeran peri itu sekuat tenaga membopongnya menjauhi kejaran beberapa sentinel yang kebetulan berjaga di sekitar taman, sementara Bagherra yang setia mengekori mereka, melawan dengan sigap para sentinel yang coba menghadang. Bagherra telah sepenuhnya sadar jika dia dan Elijah berada di pihak yang sama.
"Berhenti kalian!" Salah satu sentinel berteriak parau dari balik topeng besi yang menutupi wajahnya. Elijah dan Bagherra kini telah menyelinap menyusuri taman rimbun yang minim cahaya. Bayangan-bayangan gelap ranting-ranting dan pepohonan menyamarkan sosok-sosok peri dalam pelarian itu. Mereka terus berlari mengabaikan peringatan yang bersahut-sahutan di belakang.
Bagherra akhirnya menuntun jalan dengan lincah, setelah menghalau dan menjatuhkan beberapa sentinel yang nyaris mencapai mereka. Beberapa sentinel yang tersisa masih berjarak cukup jauh, bahkan nyaris tak terlihat sehingga mereka memutuskan untuk terus berlari tanpa menoleh.
Sementara Lorelie yang berada dalam gendongan Elijah menyandarkan kepalanya pada dada bidang Elijah sembari mendengarkan irama detak jantung sang pangeran peri yang berpacu cepat serta napasnya yang memburu. Sesekali gadis duyung itu mencuri pandang pada Elijah yang susah payah membopongnya dan mau tidak mau salah satu sudut bibir gadis duyung itu sedikit tertarik. Bagaimanapun hal seperti ini tidak akan mungkin terulang untuk kedua kalinya dalam keadaan normal, mengingat betapa ketus dan pemarahnya Elijah. Ia harus mengingat dan menikmati momen ini.
"Kita harus mencari air!" seru Elijah pada Bagherra. Suaranya tersendat dan napasnya tak beraturan.
Peri elf pirang itu menoleh pada Elijah sekilas, tanpa sedikit pun memelankan langkah. "Untuk itu kita harus menuju lautan secepatnya," jawabnya.
Lorelie dapat mendengar Elijah mendengkus keras demi mendengar jawaban Bagherra, sementara gadis duyung itu hanya tersenyum kecut seraya mengeratkan rangkulannya pada sang pangeran peri.
"Aku bisa kehabisan napas akibat membopong duyung berat ini," keluh Elijah.
Bagherra tergelak. "Taman ini begitu luas, jadi bersabarlah sedikit, Tuan."
Di saat bersamaan, Lorelie menghantamkan kepalan tangannya pada punggung Elijah dengan kesal sehingga peri laki-laki itu sontak mengerang. Gadis duyung itu tak terima atas perkataan Elijah barusan.
Elijah yang sama sekali tak menyangka akan mendapat perlakuan seperti itu refleks berteriak marah. "Dasar duyung kasar! Jika kau melakukannya lagi, aku akan meninggalkanmu di semak-semak!" semburnya. Larinya melambat karena kekesalan yang bertumpuk di dalam dadanya.
"Kau menyebut aku berat, Pangeran Pemarah? Kau sungguh tidak sopan!"
"Tentu saja berat, aku nyaris kehabisan napas karena menggendongmu!"
"Apa?!"
"Bagherra, bisakah kita bertukar posisi, aku---
Lorelie kembali melayangkan tinjuannya. Kali ini jauh lebih keras. Bunyi berdebum pada punggung Elijah sontak menarik atensi Bagherra sesaat.
"Aww! Kau mau merontokkan tulang punggungku, hah?"
"Pukulanku tidak sekeras itu, Pangeran Cengeng!"
"Kau menghinaku---
Bagherra mendesis, meletakkan jari telunjuknya di bibir. "Hei, kalian berdua tenanglah. Coba dengar, kita sudah hampir sampai pada pintu rahasia dan sepertinya para sentinel juga tidak mengekori kita lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Faeseafic: Adventure of the Cursed Prince [COMPLETE]
FantasyWattys winner 2021 🏆 (4 Desember 2021) Daftar Pendek Wattys 2021 (1 November 2021) Elijah dan para tawanan perang Kerajaan Avery diasingkan menuju sebuah pulau liar tak berpenghuni di lautan Faeseafic. Di tengah perjalanan, mereka diserang sebuah...