Elijah mengayunkan pedangnya dengan lincah, seolah ia telah menantikan waktu yang sangat lama untuk membasahi ujung pedangnya dengan darah. Sejak, pertarungan terakhirnya dengan Archibald dan terluka parah, Elijah memang tak pernah lagi bertarung. Tak ada lagi alasan berarti untuknya menghunus senjata. Sebagaimana hidup, bilah pedang juga perlu tujuan untuk membuat kekuatannya memiliki arti.
Malam itu, penyerangan ke Infinite Haven bagaikan sebuah pelepasan atas segala kemarahan dan pembalasan yang tertahan. Elijah bergerak lues seumpama pedang itu sendiri, menyatu dalam embusan angin, melibas siapa pun yang berusaha menghancurkan keluarganya, kru kapal Bourbounaisse. Pertarungannya kali ini memiliki arti, bukan sekadar mengangkat pedang dan menebaskannya pada makhluk bernyawa, melainkan pembelaan atas eksistensi sebuah ikatan yang baru saja menjadi bagian dari dirinya.
Meski, para sentinel yang mereka lawan jumlahnya semakin bertambah, semangat para bajak laut tak sedikit pun surut.
Dari kejauhan, diantara denting pedang dan bunyi baku hantam, Elijah menangkap kelebat sesosok peri ramping berjubah yang sedang menunggang unicorn melintasi jembatan dari arah benteng Infinite Haven. Tak hanya dirinya, para bajak laut lainnya yang sedang bertarung seketika menjadi lebih waspada. Beberapa sentinel berkuda mengiringi sosok tersebut dengan gestur posesif.
"Fleur ..." Tribal yang berada tepat di samping sang pangeran peri bergumam pelan. Elijah menoleh padanya dan mendapati sebuah seringai mengembang di bibir sang kapten. Rupanya mereka saling mengenal.
"Siapa dia?"
Tribal menoleh, setelah melayangkan tinjuan pada seorang sentinel bertombak yang hendak menyerangnya. "Raja Fleur," desisnya.
"Jadi, dia ...."
Belum sempat Elijah melanjutkan kata-katanya, suara terompet kerang bergema nyaring sekaligus dalam menjeda ucapannya. Sosok yang ia lihat menyeberangi jembatan kini telah bergabung bersama pasukan sentinel di garis luar benteng. Sosok itu mengangkat sebelah tangannya tinggi-tinggi sehingga membuat para sentinel yang sedang bertarung sontak menghentikan serangan mereka.
Tribal melakukan hal yang sama. Ia mengangkat sebelah tangannya, mengembalikan pedang pada sarungnya dengan gerakan cepat yang diikuti oleh para bajak laut. Suasana di luar benteng The Infinite Haven mendadak hening. Pertempuran sedang ditangguhkan karena masing-masing pihak bersepakat untuk melakukan dialog.
"Lama tidak bersua, saudaraku!" sapa Raja Fleur sembari merentangkan kedua lengannya lebar-lebar ke udara. Pandangannya yang setajam elang menyorot pada Tribal. Wajah sempitnya yang pucat tersenyum formal.
Tribal terkekeh sumbang. "Apa kabar, Yang Mulia Raja Fleur?" Sang bajak laut menyelipkan pedangnya yang telah tersarung kembali pada sabuk kulit yang melingkari pinggang. Seketika, ketegangan mengendur. Para bajak laut lain ikut menyimpan senjata-senjata mereka, termasuk para sentinel kerajaan. Mereka kembali membentuk formasi saling berhadap-hadapan. Berbaris pada sisi pemimpin masing-masing.
"Sudah bertahun-tahun kau tak mengunjungiku, saudaraku. Aku pikir kau sudah melupakanku dan pulau ini?" tanyanya penuh seindiran.
Raja Fleur menurunkan jubahnya dengan gerakan anggun. Wajah tirusnya yang pucat kini terekspos sempurna. Sama seperti Tribal, sekujur tubuhnya bahkan terlihat seperti patung emas, jangkung, anggun, bercahaya serupa pahatan. Sekilas, Raja Fleur dan Kapten Tribal terlihat bagai dua makhluk berbeda ras. Akan tetapi, jika ditelisik lebih seksama, mereka memiliki netra dengan nyala serupa dengan warna karamel berkilat dipenuhi ambisi.
Tribal masih terkekeh. Perlahan mendekati sang raja. Namun, langkahnya terhenti saat dua sosok sentinel dengan sigap maju ke hadapannya. "Belakangan aku memiliki banyak misi yang harus diselesaikan dengan cepat. Maafkan aku, Yang Mulia yang baru mengunjungimu sekarang. Sungguh aku tak pernah melupakan tempat ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Faeseafic: Adventure of the Cursed Prince [COMPLETE]
FantasyWattys winner 2021 🏆 (4 Desember 2021) Daftar Pendek Wattys 2021 (1 November 2021) Elijah dan para tawanan perang Kerajaan Avery diasingkan menuju sebuah pulau liar tak berpenghuni di lautan Faeseafic. Di tengah perjalanan, mereka diserang sebuah...