3~Sohee Regret

82 16 4
                                    

~Sohee POV

Aku nembuka mataku perlahan. Aku sadar bahwa aku disuntik tadi, tapi kenapa aku bisa berada di kamar mandi sih? Huft. Aku fokus memikirkan cara untuk kabur dari sini, hingga aku sadar bahwa tanganku diborgol dan luka ku sudah di balut. Pikiranku belum sepenuhnya sadar, jadi aku tidak bisa memikirkan baik-baik cara keluar dari sini.

Klek.

Aku langsung menelan ludahku. Aku kan diculik semalam, lalu kenapa mereka merawat ku?! Sekarang apa lagi hah? Eh? Seorang wanita dengan pakaian yang cukup terbuka. Aku menatapnya penuh tanya, ia membawa makanan yang menggiurkan. Makanan ini sekitar 500kkal, jika semalam aku bertarung dan pencernaan ku lancar seharusnya memakan semuanya pun aku tidak perlu diet besok dan aku masih bisa makan satu atau dua kali lagi hari ini jika tidak minum bersama Irene dan Jennie.

Pelayan itu mulai menyuapiku, aku menatapnya tajam. "Kumohon makan ya Sohee-ssi" katanya, ia juga memegang sendok dengan gemetaran. "Apa kau diculik juga?" tanya ku penasaran, ia menggeleng pelan. "Lalu?" selidik ku, ia hanya menatap ku kemudian mencondongkan badannya. "Aku tidak boleh berbicara kepadamu selain soal menyuruhmu makan Sohee-ssi" bisiknya, lalu aku mengganguk. "Apa kau suka rela bekerja disini atau dibayar dengan taruhan nyawa?" aku masih berusaha kali saja ia ingin kabur bersama ku, ia mengetuk piring dua kali. Aku paham ia membutuhkan uang, tapi memang harus begini ya? Ini kan menjijikan.

Aku menatapnya dalam, menerawang beberapa isi di kepalanya. Ia terlihat hampa, sepertinya jiwanya mati. Itu baru tafsiran ku si. "Aku akan makan sendiri, walau diborgol seperti ini tidak membatasi semua pergerakan ku kok" jelas ku, ia langsung memberi piring berisi makanan beserta sendoknya juga susu. Aku tersenyum lalu memakan semuanya perlahan. Aku sangat lamban saat makan, karena makanan yang sudah melewati tenggorokan tidak akan terasa lagi. Oiya tapi pancake dengan syrup ini mengingatkan aku dengan manager.

Aku berhenti makan. Aku teringat tentang pemotretan pagi ini. Aku menghembuskan napas kasar untuk menahan amarahku, tapi bagaimana pun aku akan klarifikasi soal ini. Saat keluar sih. Aku lagi-lagi menghembuskan napas beratku, untuk sekedar menghilangkan kesal ku. "Aku kenyang" kataku, ia menatapku. "Kau harus menghabiskannya Sohee-ssi" katanya, aku menghela napas dan sebisa mungkin menghabiskannya. "Kau tak mau menyicipi?" tanyaku, ia menggeleng. Aku menghabiskan semuanya termasuk susu yang ia berikan.

Pelayan itu langsung berberes kemudian keluar dari kamar mandi, oiya aku menilai ini kamar mandi karena ada bath up dan closet duduk si. Aku berusaha berdiri, saat aku berdiri tiba-tiba Jaehyun dan Johnny masuk. Aku menatap mereka tajam. Aku tidak berniat menyerang mereka si, pergerakan ku sangat terbatas sangat rugi bagiku bahkan jika aku menang. Aku menghembuskan napas kasar lagi.

Jaehyun menunjukku dengan jari telunjuk dan tengah, lalu menggerakan jarinya keatas. Aku menatapnya aneh, dia bisu ya?! Belum selesai berkutit dengan pikiranku tiba-tiba borgol ditangan ku seperti ketarik keatas. Aku menatapnya kesal. "Berhenti! Dasar bajingan kau bahkan takut melawanku!" ucapku yang sudah kehabisan sabar, ya bukan kata-kata yang tepat si.

Jaehyun acuh lalu mendekatiku, ia memeriksa bagian tubuhku yang terluka. Aku ingin mengelak tapi jika aku bergerak sedikit saja mungkin tanganku akan terluka, posisi saat ini borgol ku menarik tanganku keatas dan aku jingjit agar tanganku tidak terluka. "Jangan bergerak aku sudah cukup lelah mengurusimu" ucapnya setelah aku berusaha menghindar. "Makanya lepaskan aku dong, aku hanya muntah semalam" ucapku, "SUMPAH!!!" lanjut ku ketika telinganya dekat dengan bibir ku, aku tersenyum puas.

Tiba-tiba Jaehyun menyalahkan air pada shower dan menyiram ku, aku menatap kaget. Sekarang badanku kedinginan dan mulai menggigil, aku menatapnya sayu meminta ampun. "Say it, Honey" ucapnya masih fokus menyiramku. Aku tidak ingin menyerah, kita semua bebas sejak lahir. Ini tindak kriminal. "Lepas bajingan!" bentak ku, Jaehyun tersenyum. "Baik-baik" katanya lalu menjauh dariku.

THE CHOICE {Jaehyun}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang