22. but the reality, its our sadest mensive, fajar

417 59 9
                                    

kalau bisa dengerin lagu yang sedih ya, atau aku rekomendasiin pakai lagu rumpang

~~~

pukul 23.59, telfon masuk dengan nama "bunda" di handphone yonghee

mau tak mau ia berdiri dengan pelan lalu mengangkatnya saat sampai dibalkon

"bunda? ada apa?"

"kak jisun? kenal kok"

senyumnya luntur, genggaman nya pada handphone perlahan mengendur

ia terdiam

"bunda, fajar-"

"tapi bun.."

"bunda, fajar nggak bisa" ucap yonghee sambil menggeleng, bahkan tangan kiri nya kini meremat pagar balkon erat

matanya berkaca kaca, ia mendongak, menahan agar air mata sialan itu tidak keluar

"bunda yang harus ngertiin fajar"

"itu bukan buat kebaikan aku!"

"hah.." yonghee membuang muka, jengah

"bunda masih bisa nyebut minhee calon menantu kesayangan setelah apa yang bunda lakuin?"

"fajar nggak bisa!!!"

"bun-"

tut... tut..

sial.

💔💔💔

paginya, minhee menangis

bukan, bukan karena saat ia bangun tidak ada yonghee disampingnya

tapi karena pesan yang masuk pukul 00.02 itu

bunda💙
minhee?

maaf ganggu kamu jam segini

kamu apa kabar, nak?

baik baik aja kan?

bunda kangen kamu, kangen calon menantu bunda yang manis ini

nanti siang, mau ketemu bunda, ngga, hee?

bunda maaf minhee baru baless

minhee baru bangun, hehe

baik baik aja kok bunda, kan ada anaknya bunda, hehe

aku kangen bunda jugaa, nanti siang minhee pasti kesana kok

serindu itu ia dengan wanita paruh baya yang hatinya begitu lemah lembut, yang selalu tersenyum saat minhee datang, yang selalu mengelus kepala minhee sambil bertanya 'minhee kenapa' disaat si manis murung

tapi minhee belum tahu,

takdir bisa merubah siapapun itu dan apapun itu

sekalipun sang tokoh tidak ingin kebahagiannya direnggut paksa

💔💔💔

minhee kecewa.

namun minhee masih mengingat jasa bunda yonghee, sehingga tangisan yang sangat ingin ia keluarkan hanya berujung senyum kecil

Stronger -hys x kmh x les x kyheeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang