(20)

1.1K 96 12
                                    

Ayahnya tertegun, dadanya sakit sekali. Dia tau bahwa dia salah karena selalu menyimpan dendam pada mantan istrinya yang mengangkibatkan kehancuran untuk putri-putrinya. Dia sadar bahwa dia sudah terlalu jauh mengambil keputusan. Sekarang saatnya memperbaiki semuanya, sebelum semakin hancur.

-------------------------------

#AUTHOR POV

Sana mengemas dengan cepat semua baju-baju nya. Sambil sesekali menghapus air matanya.
Sebesar apapun usaha Sana untuk tidak menangis, air matanya tetap jatuh juga.

"Sana dengarkan Appa, Appa menyayangimu. Appa juga menyayangi Mina, Maaf karena Appa berusaha untuk melupakan Mina. Itu karena kekecewaan Appa pada Eomma kalian. Appa mohon jangan pergi!" Ucap Appanya yang tiba-tiba sudah ada didepan pintu kamarnya yang terbuka.

Sana tidak menjawab ataupun menengok ke arah Appa nya, mencoba bersikap sama dengan Appa nya saat dia mengajak nya berbicara tadi.

"Nak, dengarkan Appa. Apapun yang kau bilang tadi, semua nya benar. Appa yang salah, biar Appa yang memperbaiki semuanya. Tolong jangan pergi! Apa yang kau inginkan? Bertemu dengan Mina? Mengajaknya berlibur kesini? Kita akan lakukan itu semua. Appa akan mengatur semuanya untukmu... tidak tidak, maksud Appa, aku akan lakukan semua untuk putri-putri kesayangan Appa. Atau kita pindah saja ke Korea demi Mina? Akan Appa lakukan semua yang kau mau. Appa berjanji!"

Sana menghentikan kegiatannya. Berbalik arah dan menatap orang yang baru sajq bicara dengannya. Dengan air mata yang mengucur deras Sana tersenyum dan memeluk Appanya.

"Appa berjanji?" Tanya Sana yang masih memeluk Appanya

"Appa berjanji nak, untuk kalian."

"Kita pindah ke Korea? Untuk Mina?" Tanya Sana lagi yang dibalas anggukan oleh Appanya.

***

"Mina, ayo istirahat sebentar. Aku lelah sekali rasanya." Ucap jihyo.

Saat ini, Mina dan Jihyo sedang lari bersama.

"Sebentar lagi Jihyo-ya, ini tanggung sekali." Sahut Mina, melanjutkan larinya.

Jihyo yang sudah tidak sanggup langsung duduk ditepi taman, tempat mereka berlari.

"Kau lemah sekali Jihyo-ya." Ledek Mina pada sahabatnya itu.

"Kau tau aku jarang sekali berolahraga, dan kau memaksa ku. Kenapa bukan Tzuyu saja yang kau paksa menemanimu huh?" Ucap Jihyo kesal.

"Tzuyu belajar, kita tidak bisa memaksanya jika dia sudah fokus dengan buku-bukunya itu." Ucap Mina. "Apa kau juga mau mendapat hukuman dari Nayeon eonni karena mengganggu Tzuyu belajar?" Lanjutnya.

"Terserah kau sajalah, cepat telpon Tzuyu! Aku rasa dia sudah selesai dengan buku-bukunya itu. Aku benar-benar tidak sanggup menemanimu lagi." Ucap Jihyo.

"Ponsel ku hilang! Apa kau lupa? Kau dan Tzuyu yang menghilangkannya dengan alasan aku harus fokus belajar dan melupakan... ashh sudahlah, kita pulang saja." Ucap Mina Kesal.

"Maafkan aku, tapi bukankah itu sedikit berpengaruh? Kau sudah bisa mengatur rasa..."

"Ayo pulang!" Ajak Mina pada Jihyo.

Eonni ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang