Bab. 1 "Terutama dan Utama"

115 10 20
                                    

-Prolog-

"Seseorang yang bukan siapa-siapa bisa menjadi bagian terpenting dalam hidupmu, sungguh hidup ini tiba-tiba bagaimana nasib yang sedang diperadukan semua ini hanyalah mimpi dan berakhir dengan cara yang sangat tidak adil. Adakah kebahagiaan dibalik mimpi ini atau hanya hal-hal bodoh yang akan menjadi kenangan terburukmu!"

-Freedyan Brizaldi-

----****----

Mentari pagi mulai menyelimuti seisi kota Mulya. Kota yang penuh dengan penduduk yang begitu ramah dan menjadikan kota ini mempunyai begitu banyak penduduk.

Suara alarm berbunyi menunjukkan waktu pukul 06:30 pagi, adapun sosok laki-laki tinggi, putih, dengan rambut yang sedikit lebat dan memiliki wajah yang begitu tampan. Ia yang baru saja terbangun mulai beranjak dari tempat tidur dengan segera ia menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Laki-laki itu bernama Freedyan Brizaldi. Seseorang mahasiswa ilmu hukum yang sudah menginjak semester 6, berarti sudah 3 tahun Freedyan berkuliah di salah satu Universitas ternama di kota itu. Freedyan merupakan seorang mahasiswa yang pintar dan pandai bergaul. Orang tua Freedyan adalah seorang pengusaha yang sukses namun siapa sangka dibalik kesuksesan orang tuanya ia lebih memilih hidup secara mandiri. Meskipun begitu ia adalah anak yang tidak boros sehingga orang tuanya mampu mempercayakan dia untuk hidup mandiri.

Sesudah ia selesai membersihkan dirinya Freedyan mulai keluar dari kamarnya melangkah menuruni tangga yang tak jauh dari pintu kamarnya sembari menuruni tangga ia melihat keadaan rumah yang sepi. Freedyan hanya tinggal dengan seorang pembantu dia bernama Bi Edna. Bi Edna sendiri sudah bekerja di rumah Freedyan selama 3 tahun.

"Bi, Bi Edna?" ujar Freedyan yang sedang mencari wanita paruh baya itu.

"Iya den, ada apa?" ujar Bi Edna.

"Bibi darimana aja, sarapannya udah siap?" tanya Freedyan.

"Sudah den, silakan duduk dulu biar bibi ambilin makanannya." ucap Bi Edna.

Setelah bi Edna kembali dari dapur ia menata makanan di atas meja makan yang bundar itu. Disisi lain Freedyan sudah dengan sigap melahap makanan yang telah di siapkan oleh Bi Edna, Freedyan pun merasa puas karena selain Bi Edna tidak ada orang lain yang bisa memasak makanan yang enak untuk dirinya selain Bi Edna. Setelah sarapan Freedyan mulai melangkah ke ruang tamu ia mulai duduk sembari menyalakan TV. Seperti biasa Freedyan akan menonton acara berita setiap paginya hal tersebut sudah terbiasa ia lakukan.

Layar TV pun mulai bersuara dan menyiarkan berita terbaru.

"Berita utama, kepolisian dikejutkan dengan sebuah kasus aneh yang melibatkan 4 orang mahasiswa, dari kasus tersebut 4 orang mahasiswa yang ditemukan tewas mengenaskan di sebuah gudang kosong yang tak jauh dari pinggiran kota dengan keadaan anggota tubuh yang sudah tidak utuh. Kepolisian mengungkapkan bahwa kasus tersebut adalah kasus mutilasi. Dan menjadi kasus mutilasi terburuk yang pernah terjadi, sampai saat ini kepolisisan masih mencari keberadaan pelaku pembunuhan tersebut." Ekspresi Freedyan yang sedikit kaget melihat berita tersebut karena menurutnya selama ia tinggal belum pernah ada kasus seperti itu terjadi di kota tempat ia tinggal dan mengadu pendidikan.

"Berita selanjutnya........"

Freedyan baru saja selesai menonton TV namun entah kenapa ia tiba-iba teringat dengan kejadian yang baru saja diberitakan itu ia menjadi sedikit khawatir dan merasa harus waspada karena ia tak ingin hal itu terjadi padanya.

DRET DRET

Handpone Freedyan berbunyi ia yang refleks langsung menggenggam handphonenya untuk melihat pesan yang masuk.

08xxx, "Selamat pagi anak-anak hari ini kita ada kuliah jam 11:30, jadi saya harap kalian tepat waktu." pesan singkat seorang dosen dari tempat Freedyan mengadukan pendidikan.

Freedyan mulai beranjak dari sofa dan ia kembali menaiki tangga menuju kamarnya, waktu menunjukkan pukul 07:30, Freedyan mulai menyiapkan barang-barang yang akan dia bawa ke kampus. Setelah itu Freedyan kembali berbaring di atas tempat tidurnya menunggu waktu yang terus berjalan. Ia mulai menggenggam handphonenya dan mengrimi pesan kepada orang tuanya, itu adalah hal yang suka Freedyan lakukan agar orang tuanya tidak khawatir.

Setelah itu Freedyan mulai bangkit dan mengambil laptop untuk melihat tugas yang diberikan oleh dosennya. Waktu terus berjalan ia dengan teliti memeriksa tugas yang sudah ia kerjakan, waktu sudah menunjukkan pukul 08:30 ia pun mulai mengisi laptopnya ke dalam tas dengan segera mengganti baju. Ia Mengenakan baju kaos hitam, celana panjang abu-abu dan sepatu berwarna cokelat kemerahan. Ia pun mulai melangkah turun ke lantai bawah sambil memegang kunci mobil.

"Bi, aku jalan dulu yah, hari ini aku pulangnya agak cepat karena hanya ada 1 mata kuliah," ujar Freedyan.

"Iya den, hati-hati." kata bi Edna.

Freedyan melangkah menuju garasi mobilnya dan memasuki mobilnya setelah itu ia langsung pergi. Freedyan menuju sebuah tempat dimana tempat itu adalah tempat yang hanya ia kunjungi di waktu tertentu, ia pergi ke sebuah cafe yang berada tak jauh dari rumahnya disitu terkadang ia menikmati kopi kesukaannya. Sembari menunggu waktu untuk ke kampus Freedyan mulai menghubungi beberapa temannya.

--------****--------

Hai guys kenalin nama aku Wulan.
Tapi nama akun aku adalah @Laladiesy.

Buat kalian yang mungkin baru baca cerita aku maaf yah ini aku baru pertama kali aku nulis cerita 😊

Kalian boleh comment ataupun ngasih saran jg gakpapa, karena aku masih pemula dan masih banyak belajar.


Terima kasih🤗💕.

HARDESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang