᭥͜𖠄﹑1O 。

570 130 10
                                    

sudah sepuluh menit nabil termenung di atas kasurnya. netranya tak lepas dari bingkai foto dengan ukiran khas jawa yang saat ini bertengger di telapak tangannya.

di dalamnya terpajang foto berisi figurnya bersama tamara yang diambil lima tahun silam. bahkan saat ini nabil masih bisa mendengar suara tawa tamara yang hangat.

disisi lain otaknya juga tidak berhenti memikirkan gadisnya. gadis dengan sejuta kelebihan bagai tanpa kekurangan. sepertinya Tuhan sedang sangat bahagia saat menciptakan tala.

nabil pun bingung. kenapa dia menjadi sangat kekanak-kanakan, tidak bisa mengambil resiko dan memutuskan hidup dengan rasa bersalah yang menghantui. nabil bingung.

1 oktober 2019

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1 oktober 2019

nabil baru saja tiba di taman komplek, tempat ia dan tamara menghabiskan waktu bersama. walaupun sekarang sudah jarang karena nabil juga punya hati yang harus dijaga.

matanya menyapu ke seluruh penjuru taman, mencari gadis dengan surai kecoklatan yang beberapa menit yang lalu menghubunginya.

baru saja dirinya hendak mengambil ponsel dari saku hoodienya, ia menemukan sepasang netra coklat menatapnya dengan pandangan yang tidak bisa ia pahami.

gadis itu mendekat, juga dengan nabil yang mengambil langkah lebar menghampiri sahabatnya.

"kenapa, tam? tumben mendadak?" tanyanya. netranya memperhatikan tamara dari atas sampai bawah, penampilan gadis didepannya itu lebih rapi dari biasanya.

tamara merotasikan bolamatanya ke kanan dan kiri, seketika ia menyesal menyuruh nabil menemuinya di taman ini. ia belum siap, tidak sekarang.

"gapapa, aku cuma kesepian aja di rumah. mau temenin jalan enggak?"

2 oktober 2019

nabil menghela napasnya membaca beberapa kalimat yang tertulis di layar benda pipih pintar yang berada di genggamannya.

ia tahu tamara sedang menyembunyikan sesuatu darinya, tapi apa? nabil tidak bisa menemukan jawabannya walaupun sudah menebak-nebak selama semalaman. bahkan pesan dari tala semalam ia abaikan karena tamara begitu mendominasi malamnya.

tidak sampai lima menit nabil sudah sampai di tepi danau. ah, sebenarnya nabil juga heran. kenapa kawasan perumahannya begitu kaya akan tempat untuk para pasangan menghabiskan waktu?

kali ini tamara datang lebih dulu, menduduki salah satu bangku di tepi danau. sesekali ia memotret angsa yang sedang memamerkan pesonanya di atas permukaan danau.

tamara menoleh, nabil sudah berada di sebelahnya. laki-laki itu duduk lalu menatapnya dengan pandangan yang terdengar seperti mengatakan "kamu mau ngomong apa sih?"

tamara mengalihkan pandangannya, menatap langit dengan guratan jingga yang perlahan menghilang. memberikan ruang untuk rembulan menunjukkan wujudnya. yah, walaupun tak lepas dari bantuan sang surya.

nabil menggeser posisi duduknya menjadi lebih dekat dengan tamara, bersiap mendengarkan seluruh keluh kesah sahabatnya. hal itu membuat tamara sedikit tersentak.

"nabil," panggilnya pelan dengan pandangan yang masih lurus kedepan. entah apa yang ia perhatikan, pandangannya terlihat kosong.

"apa?" sahutnya. tangannya beranjak mengelus surai gadis di sebelahnya, membuat tamara mau tak mau terdiam dan menoleh kepadanya.

"jangan gini kalau kamu punya tala." nabil tersentak. kenapa tamara tiba-tiba berbicara seperti itu? bukankah biasanya mereka biasa-biasa saja? batinnya.

"kamu mau tahu sesuatu?" tanya tamara kemudian.

nabil menggeleng. "kamu lagi ada masalah ya?" tanyanya.

tamara mengangguk, sedikit membuat nabil terkejut. karena sebelum-sebelumnya tamara selalu menggeleng, sekalipun gadis itu sedang ada masalah serius. berakhir nabil yang tahu dengan sendirinya.

"aku kangen. dulu kita suka ketawa bareng, main bareng, semuanya bareng. sekarang rasanya makin jarang." nabil masih setia mendengarkan tala.

"dari dulu aku enggak pernah berubah, bil."

baru saja nabil hendak bertanya, tamara lebih dulu melanjutkan kata-katanya.

"aku enggak pernah berubah, begitupun perasaanku."

nabil semakin dibuat bingung oleh kata-kata tamara. di otaknya terbesit beribu pertanyaan yang siap menyerbu kapan saja sebelum akhirnya,

"aku masih suka sama kamu, aku masih sayang sama kamu. dari dulu."

ternyata sejak dulu nabil tidak pernah menyukai tamara secara sepihak, ia terbalaskan. namun sekarang rasanya hal itu tidak boleh terjadi. ini salah.

malam itu dunia nabil seakan berputar.

malam itu dunia nabil seakan berputar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

aku juga bingung, bil:(

jangan lupa vote + komennya♡

[i] how can i love the heartbreak ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang