Cewek berambut keriting sebahu itu menatap lekat cowok yang ada dihadapannya sekarang. Mereka berdua sedang mengikuti pelajaran tambahan untuk mengikuti lomba cerdas cermat yang mewakili sekolah.
Dia adalah Nayya.
Wajah cowok disampingnya itu sangat tampan, apalagi kini wajah itu sedang terkena paparan sinar matahari sore yang timbul dari jendela sampingnya duduk.
"Nayya?"
"Eeh-eh, i–iyaa, bu?" Gugupnya saat guru yang sedang melatih mereka memanggilnya.
Nayya melirik sekilas kearah cowok itu, tapi dia masih sibuk dengan buku matematika yang ada didepan wajahnya itu.
"Kerjain dong, jangan ngeliat ke samping terus." Ledek bu Wina.
Nayya hanya tersenyum kikuk, malu. Lalu kembali memecahkan soal yang ada di buku pelajarannya itu.
"Farrel? Nayya? Ibu keluar sebentar ya, nanti kalau ada yang gak kalian ngerti saling tanya aja, gapapa kok." Ucap bu Wina merapihkan tasnya.
"Siap, bu." Ujar Nayya. Sedangkan cowok itu hanya mengangguk sebentar.
Ya, dia Farrel. Jagoan yang cerdasnya itu kelewatan. Dia memang rajin hadir disekolah, tapi setiap pulang sekolah cowok itu tidak belajar. Ia hanya belajar disekolah saja. Setiap guru menjelaskan ia selalu paham dan selalu menjadi andalan guru yang mengajar dikelasnya untuk menyelesaikan kasus permasalahan yang ada disoal. Otaknya yang kebangetan encer itu memang sudah dari lahir begitu.
Nayya mencoba menghitung sekali lagi, tetapi gak ketemu juga hasilnya.
Cewek itu melirik kearah Farrel yang ternyata sudah berada pada nomor 23, sedangkan Nayya baru nomor 12 sudah kesulitan.
"Hmm... kak Farrel?" Panggilnya sedikit tidak enak karena mengganggu cowok itu mengerjakan tugasnya.
Farrel menoleh lalu mengangkat alisnya.
"Ini caranya kayak gimana, aku udah pakai dua cara tapi tetep, gak ketemu."
"Coba liat." Kata Farrel menatap buku bersampul biru itu. "Oh, ini pakek logika."
Hanya itu. Sebuah jawaban yang sangat singkat. Tidak penjelasan lagi setelahnya. Nayya kesal melihat cowok itu.
"Kerjain, gausah liatin gue." Ucap cowok nyebelin itu.
Nayya hanya mendengus, "cerdas sih, tapi kaku. Untung dapet bonus ganteng." Katanya pelan tapi masih terdengar cowok itu.
Farrel menoleh, "bilang apa tadi?"
"Ih, enggak kok." Ucapnya melihat Farrel. Mata mereka bertemu, kali ini Nayya sudah salah tingkah.
"Pipi lo kenapa? Kok, merah?"
Sekali lagi, Nayya sudah dibuat salah tingkah oleh lelaki dihadapannya. Dengan cepat tangan gadis itu menutupi sedikit wajahnya.
"Udah, kak. Kerjain dulu tugasnya, gausah ledekin aku."
Farrel tersenyum melihat tingkah cewek itu. Aneh, pikirnya.
Setelah mengucapkan terima kasih dan berdoa, bu Wina mempersilakan dua orang itu untuk pulang kerumah masing-masing. "Hati-hati dijalan. Farrel, langsung pulang gausah ngebut, naik motornya."
Cowok itu hanya mengangguk lalu menyalimi tangan gurunya itu.
"Lo pulang sama siapa?" Tanya Farrel saat keduanya sudah berada didepan gerbang.
"Sendiri, kak." Ucapnya polos.
"Naik apa?"
"Dijemput."
KAMU SEDANG MEMBACA
FARREL, si Ketua BAKADA
Teen FictionCUMAN ISENG AJA BUAT NGISI WAKTU KOSONG hehe Cinta itu apasih? Kalau ngebahas tentang Cinta tidak akan ada habisnya, karena Cinta punya arti tersendiri bagi setiap yang mengalaminya. Hmm... | Ikutin terus kelanjutannya 😚 | #3 genre 14/05/2020