7; LO, BUKAN TIPE GUE

43 1 0
                                    

Pagi buta sekali. Cewek berambut panjang itu menghirup udara dari balkon kamarnya yang berlantai dua. Memang setiap hari kebiasaannya seperti itu.

"Rachel, hari ini ada kelas musik, kan?" Tanya seorang perempuan dari luar kamarnya.

Rachel mendengus, "iya, mah. Kenapa?"

Kinar, mamanya. Membuka pintu kamar dengan membawa nampan berisi sarapan pagi untuk putri kesayangannya. "Sarapan dulu, abis itu nyikat gigi lagi biar gak bau mulut."

Cewek itu tertawa, "ih, masih pagi udah nyebelin banget."

Kinar melangkah menghampiri Rachel, "pantes kamu suka berdiri disini, udaranya seger banget."

"Iya dong, Mah. Ditambah lagi, Mah, coba liat kesana."

Kinar mengikuti arah tunjuk tangan putrinya lalu mencubit lengannya. "Masih pagi udah genit aja, sama cowok."

Rachel meringis sambil tertawa, "ya, biarin. Emang mama mau punya anak jomblo terus, gitu? Lagian, Rachel sukak aja gitu liat wajahnya, ganteng."

"Yaudah, jangan lupa sarapan. Tar kamu kesiangan lagi sekolahnya."

"Siap, ibu presiden." Ujar Rachel sambil memberi hormat, Kinar hanya menggeleng melihatnya.

Jam 6 pagi pas. Rachel menghampiri papanya yang tengah memanasi mobil. "Pah, ayo berangkat." Ucapnya semangat.

Tara, papahnya. Masih sibuk memeriksa mobil merah kesayangannya. Badannya membungkuk sambil mengetuk ban mobil bagian belakang, kemudian melihat kearah putrinya yang sudah syantik.

"Kenapa, pah?" Tanya Rachel.

Tara mengusap dagunya, "kemarin masih sehat-sehat aja, tapi kok sekarang malah kempes ya, bannya."

"Hah? Kempes, pah? Terus aku berangkatnya kayak gimana. Aku gamau naik ojek, pah. Ih, sebel."

"Hush, jangan berisik. Papah lagi panggil mas Iwan." Ucap Tara.

Rachel memanyunkan bibirnya, "udah setengah tujuh, papah."

Rachel melihat kearah rumah didepannya. Cowok berseragam rapih itu sedang memanasi motornya. Ingin sekali rasanya Rachel berteriak untuk menumpang pada lelaki itu, tetapi Rachel masih punya rasa malu.

Tatapannya bertemu dengan cowok itu membuat Rachel segera memalingkan pandangannya.

"Rachel." Panggil seorang wanita dari rumah yang ada dihadapannya.

Rachel tersenyum. "Hai, tante."

"Mobilnya kenapa?"

Cewek itu menggaruk kepalanya, "hmm... ini tante, lagi ngambek."

"Mobilnya kempes, bu. Padahal saya mau anter Rachel sekolah." Celetuk Tara yang ikut menoleh kearah ibu pangerannya.

"Kalau gitu, bareng sama Farrel aja." Ucapnya. Farrel hanya menatap datar kearah Rachel.

"Gapapa, tan. Aku tunggu papah, aja."

"Rel, ajak Rachel naik motor nanti terlambat kalo dia nunggu mobil." Bujuk ibunya pada Farrel.

Farrel hanya diam saja, matanya mengamati cewek itu.

Beberapa detik kemudian, cowok itu menyalimi tangan ibunya lalu menjalankan motor besar yang selalu kinclong itu, dan berhenti tepat didepan Rachel berdiri.

"Om, Rachel biar berangkat sama saya." Ucapnya.

Tara memperhatikan wajah lawan bicaranya lalu tersenyum, "iya, bawa aja."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FARREL, si Ketua BAKADATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang