Selain menjadi Abdhi dhalem, hari ini aku menjadi seksi kesehatan. yang baru-baru ini
diembankan oleh pihak pengurus. sebenarnya dengan tugas barunya ini, kalau boleh jujur aku cukup kewalahan tapi, demi barokah aku lakukan dgn ikhlas toh, nanti pasti ada manfaatnya.Becak membelah jalan. Gedung-gedung nampak berlari. mengejar ketertinggalan. Asap kenalpot menusuk hidung. Hiruk pikuk sepanjang jalan. Orang-orang berjubel memadati trotoar alun-alun. lalu lalang kendaraan tak mengalahkan semangat bapak becak, meski nafasnya terdengar ngos-ngosan.
Sepanjang mata memandang senyuman tak jemu mengembang di wajah, Senang.
ditambah pemandangan Alun-alun, malam hari menambah kesan perjalanan ini.
Kerlap kerlip lentera bergantungan di sisi jalanan.
Kalau bisa, sudah pasti, ku lambaikan tanganku ini. senang.
Mangkanya, banyak santri yang pengen jadi seksi kesehatan.Angin meliuk-liuk. terpaannya membuat kerudungku dan gadis sebelahku berterbangan. ia menunjukkan pin yang tertancap di kerudungnya,"Untung mbk, pake pin."
"Iya,"sahutku
"Tapi kamu gk papa kan ?"
Tanyaku khawatir"Iya,cuma sakit kepala doank gak ngaruh kok anginnya,"sahutnya.
ketika senja kembali di peraduannya. tugas mengantar santri putri yang sakit pun di mulai.
"Kita antrian ke 50, mbk sal...?"
Tanya gadis di sebelahku yg wajahnya mulai kusut entah karena masih lama mengantri, atau memang udah tak kuat.
"Hhh iya, semangat ya,"celetukku
Ku lihat wajah lesu orang-orang yang mengantri. pucatnya membuat mata siapa saja sendu, kasian. di Kursi pojok, beberapa santri pucat juga. Mataku melirik kisi-kisi jendela beberapa santri bergamis lengkap dengan peci mrk tengah membaca kitab, sepertinya mrk membuang jemu.
Beberapa jam kemudian
"Antrian 49"
Panggilan itu menderu cukup keras di telingaku dan gadis di sebelahku yang membuat mata kami terbelalak hebat.
"Mbk,MBK,mbk"panggil gadis sebelahku berulang kali seraya memegang erat lenganku.
"Iya dek, sebentar lagi,"ku rasa senyumku mengembang.
Masuklah segerombolan laki-laki bergamis dan bersarung, lengkap dengan peci mrk di iringi langkah yg gontai.
"Mbak, mungkin kang2 itu pemilik antrian 49,"tanyanya mulai bringsut kecut.
"Mungkin,"balasku tak kalah kecut.
"Akan jadi lama nih !"
gadis sebelahku pun mulai memegangi kepalanya.Masuklah satu persatu dari mereka kemudian keluar lalu, di susul yang lain kemudian, seterusnya. Kalau di hitung-hitung totalnya mencapai sepuluh lebih. Aku hanya melongo apalagi gadis di sebelah ku mulutnya tak kalah ternganga, "Haaaa."
"Bakal lama nih?"sambat gadis sebelahku.
Aku menghela nafas "Iya dek."
"Yang sabar to mbk !"pria di depan kami pun angkat bicara.
Aku pun menelan ludah apalagi gadis sebelahku kami pun langsung menunduk, kali ini malu memang menikam kami. tak sadar kalo dari tadi di perhatikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Balik Skenario
Teen Fiction┌(┌^o^)┐FOLLOW SEBELUM MEMBACA Kisah tentang seorang Santri Wati bernama Salsabila Velica yang di suguhkan dengan teka-teki di kehidupannya akankah ia dapat menguak misteri tersebut atau hanya sebuah hayalan yang terbuai...? Ima selaku ketua gengs h...