prolog

591 60 22
                                    

Desir angin malam beradu dengan gemuruh ombak.
cahaya rembulan sempurna melengkapi malam ini.
nadoman alfiyah menggelegar keseluruh penjuru pesantren.
aku hanya mematung, memandang secarik kertas ini.

"mungkin kah...?"pikirku

Lidah ku kelu hanya hati ku lah yang dapat mengekspresikan perasaan ini, mataku pun beringsut mengatup, malam ini kantuk menyerang hebat di mata ku, ku pun terkapar

    Tak ada cahaya dada ku sesak nafasku tak beraturan

"Tolong tolong " lirih ku

nihil berapa kali ku mengatakannya, tak ada seonggok daging manusia pun yang mampu mendengarnya.
Mungkin, ini adalah nafas terakhirku.

Ku pun pasrah, mencoba memejamkan mata dan berdamai dengan keadaan.

"Aahhh silau, " gumamku, ku dapati sesosok bercahaya.

secercah harapan pun berbinar.
sesosok bercahaya itu mendekat, mengulurkan tangannya dan ku hanya mampu melihat dari kerlingan matanya

"Siapa kamu...?"

وكان في الذاكرة تعليم لنفوسنا بان ما جرى بنفسنا نفيسة و ثمينة

Dear santriwati ©2020

Banyuwangi 08 Mei 2020

Di Balik SkenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang