choi beomgyu

612 107 59
                                    

Di sebuah halte bus, seorang wanita baru saja turun dari bus. Wanita itu sedang jalan berdampingan bersama temannya. Keduanya mengenakan seragam sekolah yang masih terlihat baru.Seperti layaknya saudara kembar, keduanya memakai jaket persis dengan warna yang sama.

Wanita yang rambutnya panjang sepunggung, yaitu Song Jira, sedang melayani beberapa ocehan yang dilayangkan oleh temannya- Kim Hyein, wanita yang memiliki rambut sebahu.

Jira pikir hari ini Hyein begitu bersemangat. Sebenarnya, Jira heran mengapa temannya terlihat sangat antusias hari ini, tidak seperti biasanya. Mungkin karena masa ospek sudah berakhir? Kalau begitu, sudah seharusnya Jira juga ikut bersemangat.

Sembari mendengarkan, Jira sesekali memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaketnya. Karena angin pagi hari ini membuat orang kedinginan. Buktinya, mereka berdua memakai jaket.

"Aku dengar dia mendaftar ke sekolah yang sama dengan kita juga." ucap Hyein kepada Jira yang sedang menatap lurus ke depan.

"Dia siapa yang kau maksud?" Pandangannya masih lurus ke depan. Persis seperti tadi, Jira masih melayani ocehan - ocehan Hyein.

Kali ini Hyein melakukan hal yang sama dengan Jira. Ia juga memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaket. "Hmm, kau ingin jawaban bohong atau tidak?"

"Bocah ini. Aku bertanya malah balik tanya!" jawab Jira dengan kesal.

Sedangkan Hyein hanya terkekeh. Faktanya, jumlah nasi yang sudah ia makan di dunia ini lebih banyak daripada wanita di sebelahnya. Hyein sangat beruntung wanita yang memanggilnya bocah ini adalah temannya.

"Pertama, aku lebih tua daripada kau adik kecil. Kedua, kau ini sungguh tidak mengerti jika aku sedang berbasa-basi ya?!" ucap Hyein jengkel.

Jira menghela napasnya. Ia menatap Hyein sekilas, berpikir apakah benar jika temannya yang cuek ini sedang berbasa-basi. Sungguh tidak seperti biasanya.

"Baiklah baiklah, jawaban tidak bohong. Serius." jawab Jira.

Hyein mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia menatap Jira dengan usil "Hmm, Beomgyu?"

Secara perlahan Jira mulai menghentikan langkahnya. Otaknya memproses kalimat yang diucapkan oleh Hyein. Lalu ia memalingkan kepalanya ke arah Hyein dengan cepat.

"Beomgyu? Choi Beomgyu? Pria bodoh- tidak! Maksudku, pria yang sering menggoda wani- tidak juga! Maksudku, pria yang sering menggitar itu?!" Bola matanya seperti akan keluar dari tempatnya, ia menatap Hyein dengan terkejut.

Sungguh, Hyein gemas sekali ketika Jira menjawab berbelit-belit. Ia mencubit pipi Jira gemas, "Iya! Pria bodoh yang sering menggoda wanita dimana-mana! Pria yang sering menggitar! Juga pria yang pernah menjadi pacarnya orang di sebelahku saat ini!"

Jira hanya melongo setelah Hyein berkata demikian. Ia kira Hyein hanya bercanda. Tidak lama kemudian Jira tiba-tiba tertawa kencang sehingga membuat Hyein mencubit kecil pinggang temannya.

Hyein tidak mau dikira sedang berbicara dengan orang gila. Apalagi mereka kini berada di pinggir jalan yang ramai.

"Kau ini kenapa bodoh?! Jangan membuatku malu!" ucap Hyein setelah Jira berhenti tertawa.

Kemudian Jira melanjutkan langkahnya kembali, mengikuti Hyein yang berjalan terlebih dahulu di depannya. "Ck, pria jelek itu, selalu saja bercanda. Hey, kau tidak tahu? Seingatku, Beomgyu pernah bercerita, ia ingin daftar di sekolah yang jaraknya dekat dengan rumahnya." jelas Jira dengan yakin.

"Jadi, aku pikir jaraknya akan jauh jika ia bersekolah disini." lanjutnya

Meskipun ia sudah mendengar hal tersebut sekitar empat bulan yang lalu, Jira sangat yakin jika Beomgyu pernah mengatakan hal ini kepada dirinya.

"Benarkah? Bisa saja sih. Tapi kan kita tidak tahu pilihan orang kedepannya seperti apa." ucap Hyein.

"Memang. Contohnya kau. Kau selalu ngotot ingin daftar di sekolah paling favorit. Sekarang aku heran mengapa kau bisa memakai seragam yang sama denganku." ejek Jira sembari menatap Hyein dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Hyein hanya terkekeh mendengar ucapan Jira. Hyein sendiri menyetujui ucapan dari Jira. Dirinya lebih baik mengabaikan hal tersebut karena gerbang sekolah sudah terlihat di depan mata.

Tepat di gerbang sekolah banyak sekali orang-orang berseragam sekolah berdatangan. Ada yang datang bersama dengan temannya, ada beberapa orang yang sepertinya menunggu orang lainnya di depan gerbang, dan ada banyak orang yang berjalan masing-masing.

Seperti sebuah kebetulan, diantara banyaknya yang berdatangan ada satu orang yang menarik perhatian Jira. Orang itu mengenakan hoodie berwarna biru navy, dan sebuah kalung berwarna hitam terbuat dari tali terpasang di lehernya.

Tentu saja Jira mengenalnya.

Pria itu, Choi Beomgyu.

Beomgyu terlihat berjalan santai menuju gerbang sekolah. Sesekali kepalanya menengok ke kanan dan ke kiri seperti sedang mencari seseorang.
Setelah tidak menemukan orang yang dicari, Beomgyu melewati gerbang dan menuju gedung sekolah.

"Dengar, sebenarnya aku tidak peduli. Jika benar ia mendaftar disini, mengapa aku tidak melihatnya sama sekali selama ospek? Kira-kira dia kemana ya?" tanya Jira.

Sedangkan Hyein memutarkan bola matanya malas. Jira bilang ia tidak peduli, tapi mengapa pula ia bertanya tentang keberadaan Beomgyu.

"Ohoo.. kau bilang tidak peduli? Mengapa tidak kau tanyakan saja pada Beomgyu sendiri? Kalian kan sekarang satu sekolah." ucap Hyein usil.

That Man "Beomgyu"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang