"Gawat!!" cemas Jira.
"Kenapa? Kenapa?" tanya Nanhee seraya mendekatkan wajahnya pada Jira.
"Bagaimana, bagaimana?! Aku harus bagaimana?!" gumam Jira dengam gelisah.
Nanhee yang merasa tidak mendapatkan jawaban dari Jira berniat mengambil lagi potongan kimbab dengan sumpitnya. "Beritahu aku, ada apa." ujar Nanhee.
"Ah, benar!" ujar Jira.
Lalu Jira berdiri dari kursi panjang yang ditempatinya, dan memegang lengan Nanhee yang baru saja akan memasukkan kimbab ke dalam mulutnya.
"Mau apa kau?" tanya Nanhee dengan memelas.
Jira yang iba melihat Nanhee karena tidak sempat melahap kimbabnya dengan sengaja memasukkan kimbab ke dalam mulut Nanhee menggunakan tangannya.
"Ayo pergi." ujar Jira sambil menarik tangan Nanhee, juga tanpa menoleh sedikitpun kepada Yeonjun.
Yeonjun yang memandang kepergian Jira menghela napasnya dengan lega. Bagi dirinya tindakan yang Jira lakukan itu sudah tepat. "Wah, bisa gila aku!" ujar Yeonjun seraya menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
Lalu dirinya memperhatikan Jira yang melengos ketika Beomgyu berusaha menjahilinya. "Aish, si Beomgyu itu. Pantas saja selalu diomeli Jira." gumam Yeonjun.
Setelah diabaikan oleh sang mantan, lantas Beomgyu serta sekawanannya yang berisi Taehyun, Hyuka, dan Soobin melanjutkan langkahnya ke meja kosong— tepat pada meja yang sebelumnya diisi oleh Jira dan Nanhee.
"Oh, itu Yeonjun." ujar Soobin yang termasuk salah satu sekawanan Beomgyu.
Lalu Beomgyu melihat perawakan Yeonjun yang sedang makan di meja yang akan ditempatinya. Dengan santai sekawanan itu pun menghampiri Yeonjun lalu duduk mengambil tempatnya masing-masing.
Saat itu pula dengan tidak tahu malunya Beomgyu menggebrak meja tepat dihadapan Yeonjun.
"Yeonttomeok! Sedang apa kau?" tanya Beomgyu.
Yeonjun yang dipanggil seperti itu menajamkan tatapannya pada Beomgyu. "Sst! Jangan panggil aku seperti itu!" tegur Yeonjun.
"Kenapa? Itu kan panggilan khusus untukmu." saut Hyuka yang kini menaruh dagunya di kepalan tangan.
Lalu Yeonjun menggelengkan kepalanya dengan pasrah. "Kau, Soobin. Ini ulahmu. Jadi sepupu mulutnya bocor sekali." keluh Yeonjun.
Soobin yang merasa namanya disebut mengangkat kedua tangannya sebagai tanda penyangkalan. "Tak tahu, mulutku memang begini. Benar kan, Taehyun?" ujar Soobin tanpa merasa bersalah.
Taehyun yang sejak awal menyimak menaruh dagunya seperti yang dilakukan oleh Hyuka. "Kau, kan, memang, banyak, makan, Yeonjun." ujar Taehyun mengeja satu per satu setiap kata.
"Ya, ya. Kalian memang paling benar." balas Yeonjun pasrah.
"Kalian tidak memesan makan?" lanjutnya.
Soobin meneriksa jam di pergelangan tangannya. "Sepertinya tidak. Tanggung sekali, sebentar lagi juga bel masuk." ujar Soobin.
"Nah, mengapa juga kalian telat ke kantin?" tanya Yeonjun.
Hyuka dengan cepat menunjuk Beomgyu yang kini memainkan ponselnya. "Tanya saja! Dia dalang utamanya!" tuduh Hyuka.
"Kami menunggu dia merokok di hutan mini sekolah. Gayanya saja merokok, tapi harus ditemani. Seperti anak kecil." ujar Soobin.
"Kalian menurut saja? Soobin, kau tidak ikut-ikutan kan? Lalu, Taehyun? Kau memangnya tahan?" tanya Yeonjun bertubi-tubi.
"Enak saja! Aku tidak ikut merokok kok! Kami semua mengamati Beomgyu saja. Teman kan harus solidaritas. Kalau Taehyun—" Soobin memotong ucapannya lalu menengok pada Taehyun yang disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Man "Beomgyu"
FanfictionJira sudah menebak jika kehidupan SMA nya pasti diisi oleh banyak orang. Namun, ia tidak mengira jika salah satu dari banyak orang itu adalah seseorang yang pernah mengisi hatinya. "Sebenarnya.. ada alasan lain kok. Rencanaku, kita bisa pulang denga...