Hari ini bisa dikatakan merupakan hari yang melegakan. Ospek yang dijalankan telah tuntas. Hal ini berlaku untuk semua siswa-siswi. Kecuali Beomgyu tentunya.
Sesuai prosedurnya, setelah ospek tibalah saatnya semua peserta dikumpulkan di aula. Sudah seharusnya calon siswa-siswi ini ditempatkan di kelas yang telah ditentukan secara acak.
Kalian salah besar jika pembagian kelas ini akan berjalan dengan sunyi. Jangan harap. Seperti sekarang di sebelah kanan aula, sekelompok pria sedang tertawa keras karena temannya terjatuh dari kursi.
Pelaku yang mengusili temannya tertawa paling keras. Sedangkan si korban malah ikut tertawa melihat orang di sekitarnya tertawa.
Pelaku itu adalah Beomgyu. Ia sangat leluasa bercanda karena banyak temannya dari SMP yang bersekolah disini juga. Selain itu, sifat friendly nya membuat dia mudah bergaul dan mendapat teman baru.
Ia masih tertawa keras dan memukul orang disebelahnya yang sedang tertawa sambil menahan nyeri akibat pukulan di punggungnya. Tidak sengaja pandangan Beomgyu terarahkan ke arah depan bagian kirinya. Tidak terlalu jauh dari jarak Beomgyu saat ini berada.
Terlihat seorang wanita sedang melakukan kegiatan "mari menatap sinis" kepada orang - orang yang membuat kebisingan. Kepalanya menoleh ke belakang melihat sekelompok pelaku kebisingan yang sangat ingin ia cabik-cabik. Ia tidak sadar jika kelompok yang tengah ia perhatikan terdapat satu orang yang ia kenal, yaitu Beomgyu. Si pelaku kebisingan.
Beomgyu menghentikan tawanya memutuskan untuk duduk. Ia mengira jika wanita itu duduk dengan tidak nyaman. Beomgyu sudah menebak jika tadi wanita itu kedapatan menoleh ke arah sekumpulan Beomgyu berada. Matanya mendelik tidak suka. Mulutnya berkomat-kamit, terlihat seperti sedang menggerutu?
Rambutnya masih sama seperti terakhir kali Beomgyu lihat. Postur tubuhnya pun terlihat tidak asing di mata dirinya. Beomgyu mengenal wanita itu. Itu Jira.
Entah sadar atau tidak, Beomgyu terus saja menatapnya. Sudah sekitar empat menit Beomgyu menghabiskan waktunya untuk memperhatikan gerak-gerik yang dilakukan Jira.
Mungkin Beomgyu bisa melihat Jira karena ada celah. Hanya saja, Jira tidak sempat melihat Beomgyu. Karena tepat setelah Beomgyu melihat Jira menoleh ke belakang, saat itu juga merupakan terakhir kalinya Jira menoleh ke tempat Beomgyu berada.
***
Kembali ke Jira, ia sudah tahu ini akan terjadi. Jira pikir, setelah peserta ospek masuk aula, seharusnya langsung duduk di kursi yang sudah disediakan bukan?
Keadaannya berbanding terbalik. Jika lebih diteliti lagi, suasana saat ini bisa dibilang sangat bising. Decitan kursi yang sangat mengganggu ditambah percakapan yang tidak penting.
Jira menghela napasnya. Raut wajahnya terus-terusan cemberut. Wanita berambut sepunggung ini terlihat kesal. Dia suka kok keramaian, tapi bukan keramaian yang terjadi seperti sekarang.
Sedangkan temannya berbanding terbalik. Pandangannya hanya terfokus menatap layar ponselnya. Baru saja tadi terlihat bersemangat. Rupanya sekarang ia sudah kembali ke mode aslinya. Hyein, si cuek.
"Ck. Aku heran, kenapa mau duduk saja harus mengeluarkan suara." ini kalimat pertama yang diucapkan oleh Hyein setelah memasuki aula.
"Kalau sudah begini, aku jadi risih dengan banyak orang." ujar Jira, ia hanya mengatakan apa yang seharusnya ia keluarkan dari mulutnya.
"Kau benar." Kalimat kedua Hyein. Jira menatapnya sambil menanti apa yang akan Hyein ucapkan selanjutnya.
Yang menatap layar ponsel mematikan ponselnya, dan menatap lawan bicaranya. Pandangannya bergulir atas seolah sedang berpikir.
"Kau tahu? Sebenarnya aku sedikit malas berinteraksi dengan orang baru" ujar Hyein.
Jira menganggukkan kepalanya sebagai tanda setuju. Kali ini Hyein mengangkat kepalanya melihat sekelilingnya. Jira sudah menebak, pasti Hyein pun sedang menggerutu di dalam hatinya.
"Ra, mustahil tidak? Bagaimana jika kau satu kelas dengan Beomgyu?" tanya Hyein tiba-tiba.
"Hyein, aku sedang kesal. Bertanyalah pertanyaan yang masuk akal." protes Jira.
"Dan juga Ra, bagaimana jika kalian berpacaran lagi? Serius deh, aku membayangkan nantinya kisah cinta kalian akan seperti di drama-drama."
Jira memejamkan matanya. Kedua tangannya disilangkan di bawah dada.
"Begini Hyein. Aku sendiri sudah memantapkan hati untuk tidak berpacaran di masa SMA. Entah kerasukan apa, kali ini aku sangat berambisi untuk belajar. Aku ingin lulus dengan nilai yang memuaskan. Jangankan berpacaran, sepertinya nanti pun aku tidak akan mendaftar di club manapun. Aku ingin mencoba fokus di bidang akademik. Mungkin bagi kau ini terasa aneh kan Hye?"
Merasa tidak ada jawaban disampingnya, Jira lantas membuka matanya. Jira mendelik kesal. Ia mengeluarkan gerutuannya, lagi. Sudah beberapa kata yang ia keluarkan, sedangkan Hyein ternyata sudah sibuk menatap layar ponselnya.
"Hye? I'm a jokes to you? Kau tidak mendengarkanku?!" cerca Jira, dan kembali lagi melakukan kegiatan favoritnya hari ini. Menggerutu.
Bodohnya Jira terlalu sibuk dengan urusannya sendiri. Dia tidak menyadari keberadaan seorang pria yang sedari tadi tengah menatap geli dirinya yang sibuk menggerutu.
Oh, ada sedikit senyum tipis di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Man "Beomgyu"
FanfictionJira sudah menebak jika kehidupan SMA nya pasti diisi oleh banyak orang. Namun, ia tidak mengira jika salah satu dari banyak orang itu adalah seseorang yang pernah mengisi hatinya. "Sebenarnya.. ada alasan lain kok. Rencanaku, kita bisa pulang denga...