Kamu imut. Jadiin aku pengantin kamu!
° ° °
“Hari ini tuh banyak film bagus loh, La. Beneran nggak mau ikut gue nonton?” Jia menatap Viola yang tengah asik sendiri dengan buku catatannya. Viola hanya bergeming, entah jawabannya itu iya atau tidak. “Gue anggep itu iya. Emang kenapa lo? Takut sama bokap nggak dibolehin?”
“As you know.” Viola menjawab sedikit singkat, membuat Jia mengerutkan dahinya heran. Keadaan kelas sudah sepi, karna memang waktu nya sedang istirahat. Jia yang awalnya berniat mengajak Viola untuk ke kantin bersama malah mau tidak mau harus ditunda dulu, karna Viola yang terlalu lama mencatat catatan yang ada di papan tulis.
Jia menopang dagu dengan salah satu tangannya. Menunggu Viola menulis itu ibaratkan bisa bolak-balik kantin tiga kali. Kalau begini terus, bisa-bisa jam istirahat sudah habis duluan.
“Sudah!” Viola menghentakkan penanya keras. Jia menoleh, menatap kearah sahabatnya Viola yang sedang sedikit merapikan buku-bukunya. Ternyata Tuhan masih mengizinkan mereka berdua untuk ke kantin hari ini.
Viola bangkit dari tempat duduknya, yang diikuti oleh Jia. “Yok jajan.” Jia mengangguk pelan. Mereka berdua mulai berjalan beriringan ke luar kelas dan hendak ke arah kantin.
‘Via’ adalah julukan seluruh sekolah untuk mereka berdua, yang berarti Viola dan Jia. Persahabatan mereka itu sudah tidak asing lagi bagi anak-anak di SMA mereka. Terlebih, mereka berdua itu merupakan salah satu anggota OSIS, membuat mereka semakin terkenal saja. Kedua sahabat itu selalu saja berdua bak sepasang kekasih yang sedang mabuk cinta. Tetapi tenang, mereka berdua masih normal.
Viola yang masih duduk di bangku kelas 11 harus ikhlas menerima kelebihannya sebagai seorang anak yang dianugerahi kemampuan khusus, yang tidak semua orang pasti memiliki kemampuan itu. Viola juga menganggap kemampuan itu sebagai anugerah, bukan sebagai kutukan. Setidaknya, itu lah yang bisa membuat dirinya merasa berbeda dari orang lain.
Viola Tsundari adalah sosok yang kuat. Lebih tepatnya, kuat berbohong. Bahkan, Jia sahabatnya dari masa SMP pun tidak tau kalau Viola itu anak indigo. Dan alangkah baiknya jika gadis itu memang tidak akan pernah mengetahuinya.
Jia itu adalah salah satu gadis tercerewet yang pernah Viola temui. Tak terbayang jika perempuan itu mengetahui kalau sahabatnya adalah seorang indigo, bahkan sejak dilahirkan. Pertanyaan-pertanyaan tidak penting pasti selalu terlontar lewat bibir gadis itu.
Lo lagi liat setan nggak?
Heh, gue ada yang jaga nggak sih?
Di ruangan ini ada penunggu nya nggak?
Di deket gue ada hantu apa enggak?
Coba ramal jodoh gue dong!
Permisi. Viola itu anak indigo, bukan peramal. Sampai sini paham? Dasar remaja zaman sekarang.
Kalau sekilas, Viola dan Jia itu memang hampir mirip. Begitu lah hukum alam. Jika ada dua orang sahabat, pasti semua orang akan menyebut mereka kembar, entah apa motifnya.
Hanya saja rambut mereka berdua lah yang dapat membedakan kedua sahabat itu. Rambut Viola sedikit lebih panjang daripada rambut Jia. Rambut Viola juga lebih kehitaman dan Jia agak kecoklat-coklatan. Tidak dapat dipungkiri, kedua-duanya memang cantik, membuat siapa pun bisa saja iri terhadap mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Huh, That Devil!
TerrorMelihat hantu atau roh? Merasakan kehadiran mereka? Mendengar teriakan minta tolong dari area pemakaman? Berbicara dengan mereka? Viola Tsundari sudah terbiasa dengan itu semua. Bahkan ia sudah dianugerahi semua kemampuan itu semenjak ia dilahirkan...