'i won't stop until that day come'
Seperti biasanya. Atau mungkin hari ini ia mempersiapkan yang lebih dari biasanya. Ya, surat cinta? Hm kedengarannya agak aneh untuk dimasa digital seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi, gadis ini bahkan tidak tau harus menyatakan melalui apa lagi. Semua sosial medianya sudah di blokir oleh kakak kelas yang ia sukai. Padahal ia tidak terlalu agresif pada perasaannya. Ia bahkan hanya mengirim pesan berupa 'hai kak'. Namun berakhir diblokir oleh laki-laki itu. Kejam sekali namun tidak membuat perasaan gadis ini luntur begitu saja. Gadis ini bernama Audy. Seperti namanya, Audy memiliki sifat yang sangat lembut dan anggun. Kentara dengan sifat laki-laki yang ia sukai di sekolah. Laki-laki itu sangat dingin bahkan melebihi gurun es. Bicaranya juga kasar sekali tapi entah kenapa Audy sangat tahan pada perlakuannya.
Audy selalu meletakkan surat cinta kedalam loker David, berharap pesan tersebut mendapat balasan. Tapi mungkin hal-hal tersebut tidak usah terlalu diharapkan karena tidak akan mungkin terjadi. Syukurlah selama ini ia belum pernah tertangkap basah ketika meletakkan surat cinta itu. Dan hari ini ia memberikan surat cinta yang tidak seperti biasanya hehe. Dia memberikan sebatang coklat yang bahkan ia sendiri membenci rasa coklat.
Audy bergegas menuju ke sekolah. Ia takut terlambat dan tak sempat meletakkan hal yang sudah ia siapkan sejak tadi malam. Namun bus yang biasanya tepat waktu, hari ini menjadi sangat tidak tepat waktu. Hal itu membuatnya bingung dan ketakutan. Bukan. Bukan takut telat masuk ke sekolah. Melainkan ia takut tidak dapat menaruh surat cintanya untuk hari ini. Kalau bahasa anak jaman sekarang bucin, ya mungkin Audy pantas mendapatkan gelar itu.
Yang ditunggu pun akhirnya tiba. Audy memasang earphone dan memutar lagu kesukaannya demi membunuh waktu. Ia memejamkan matanya sambil tersenyum membayangkan senyuman David yang dilontarkan padanya. Tidak. David tidak pernah tersenyum ke arahnya, hanya saja Audy melihat senyum David kepada orang lain.
Disekolah.
Ia mempercepat langkahnya, mungkin terlihat seperti lari-lari kecil. Sekolah sudah mulai ramai, satu persatu murid mulai memasuki kawasan sekolah. Dan akhirnya ia sampai ditempat yang ia tuju. Ya. Loker David. Satu hal yang selalu membuatnya bingung adalah mengapa kunci loker David selalu tergantung begitu saja. Menguntungkan baginya karena mempermudah untuk mengakses loker pujaan hatinya. Namun juga ia merasa khawatir, bagaimana jika ada orang jahat yang ingin menakali David? Bagaimana jika ada oknum yang tidak bertanggung jawab dan melakukan hal tidak senonoh pada loker David? Namun pikiran itu segera ia singkirkan mengingat David memiliki kepribadian bak harimau. Sudah pasti tak ada yang mau menganggunya. Lebih tepatnya malas ribut. Namun Audy justru mencari ribut.
"semoga kak David suka hehe," ucapnya setelah meletakkan surat dan coklat ke loker. Namun belum sempat ia menutup loker, terdengar suara langkah kaki yang semakin mendekat. Dan berhenti tepat disebelahnya. Tidak perlu ditanya lagi bagaimana kondisi jantung Audy pada saat itu, kalau saja ia lemah jantung mungkin ia akan terjatuh di lantai sekarang.
"ekhem.. lagi?" suara laki-laki itu membuat jantungnya berhenti sejenak. Pucat pasi. Panik. Namun ia mencoba menetralkan dirinya.
"eh hehehe," balasnya ketika mendapati laki-laki itu menangkap basah perbuatannya. Lagi. Yap, bukan sekali Audy tertangkap basah oleh laki-laki ini. Audy benar-benar tidak pernah jera.
"lo ga cape apa? Isn't this wasted ur time?"
"nah.. hehe" ucapnya sembari meninggalkan laki-laki itu dengan berlari-lari kecil. menggemaskan karena ia memiliki postur tubuh yang mungil.
we really need ur support
love you <3
KAMU SEDANG MEMBACA
my secret love
Teen Fiction"Jadi lo yang selama ini ngintilin loker gue?!" "i-iya kak" "GUE GASUKA YA ADA ORANG YANG NGERECOKIN URUSAN GUE. APALAGI LO ORANGNYA!" "...." "maksud lo apasih ngintilin gue mulu?!" "a-aku suka sama kakak" "tapi gue gasuka sama lo. Dan asal lo tau...