#4

9 4 0
                                    


"i don't need you. I just hunt something from you"

"halo? Ah iya, tumben lo nelpon sat. Butuh duit?"

"tau aja lo. Ntar gue ke apartemen lo ya, 10jt ada cash kan?"

"gausa ditanya lagi sat. Selalu ada, yauda gue matiin y—" belum selesai David berbicara, dari suara seberang sana sudah memotong kalimatnya.

"elah bro sabar napa. Yakali gue nelpon cuma minta duit doang, basa-basi nya belom jir"

"ck. Sampah banget anjir. Kaga perlu yang begituan kalo sama gue"

"gue serius, mau nanya gimana hubungan lo sama pacar lo si Clara?"

"oh Clara? Biasa aja,"

"biasa gimana anjir?! Pacaran kok flat banget feelnya."

"gue lupa sampein satu hal ini sama lo. Gue jadian sama Clara karena butuh ketenarannya aja. Kaga ada cinta-cintaan. Geli gue. Lagian semua cewe sama aja, Cuma butuh uang gue"

"ga heran sih. Lo emang udah bangsat dari orok. Eh tapi bro gasemua cewe begitu. Lo aja yang belom ketemu cewe bener" balas suara yang diseberang disusul kekehan kecil

"sial. Yaudalah ya, gue masuk kelas dulu. Dikamar mandi telponan berasa apaan banget anjir"

David tak sadar di bilik kamar mandi yang tepat berada di sebelahnya memiliki penghuni. Bukan makhluk tak kasat mata. Melainkan laki-laki tampan yang mendengar semua pembicaraan David dari awal hingga akhir. Dasar David tak tahu tempat.

Setelah mematikan sambungan telponnya, ia pun bergegas keluar dari kamar mandi. Dan coba tebak, apa yang David dapati?

"hai kak hehe" sapa Audy dibumbui dengan cengiran khasnya.

"ck. Lo lagi lo lagi " kesal David sambil mendengus sebal

"kak David abis ngapain kak?" tanyanya polos sambil menunjuk kamar mandi

"oh jualan sayur." David kesal sekali, gadis ini benar-benar tidak masuk akal.

"laku ga kak?" tanyanya lagi

"bodo amat." Akhirnya David melengos pergi karena tak tahan akan ocehan Audy yang sangat tidak jelas.

Audy yang ditinggal sendiri pun bingung. Padahal ia tak melakukan kesalahan apapun tapi kenapa kak David sangat kesal padanya.

"kak David emang ada keturunan dajjal apa gimana sih? Sensian mulu deh perasaan. Padahal ditanyain baik-baik loh. Ah gatau deh, mau curhat sama bicis ku aja" ucapnya pada diri sendiri sambil menuju ke kelas.

Dikelas

"eh eh mau tanya dong. Emangnya salah ya kalo aku nanya orang jualannya laku apa engga?" tanya Audy kepada teman-temannya

"emangnya lo nanya ke siapa Dyy? Ke Mba Sri? Atau Dek Ja?"

"aku nanya ke kak David lah. Ngapain coba nanya ke tukang geprek ih kamu Ze."

"lah anjir emangnya kak David dagang apaan? Sambel jengkol atau ayam geprek?"

"katanya sih jualan sayur Kei. Gajelas banget kan ya, kan kak David rich banget tuh ya tapi kok jualan sayur gitu loh. Apa uda bangkrut ya? Ya ampun kasian banget. Besok aku bakal borong sayur kak David ah biar bunda bisa masakin sayur yang banyak trus kak David juga bisa hidup layak lagi tanpa harus jualan sayur untuk memenuhi kehidupannya." Ucap Audy antusias

"eh tunggu deh. Gimana ceritanya lo tau kalo kak David jualan sayur?"

Audy pun menceritakan kronologi kejadian yang tadi ia alami ketika bertemu kak David. Dan ketika teman-temannya selesai mendengarkan, langsung saja Audy menerima tampolan manja dari teman-temannya.

"Dyy, lo kenapasi polos banget !? "

"yakalo aku bercorak jadinya macan tutul dong bukan manusia."

"nih ya dengerin gue baik-baik. Kak David itu ngomong begitu bukan karena beneran jualan sayur. Tapi dia males nanggepin lo ngomong karena pasti selalu nonsense. Yakali jualan sayur di kamar mandi Dyy. Sini gue kecup otak lo biar bening kek muka gue" siapa lagi kalo bukan Keisha, manusia sarkas yang sedang menanggapi cerita Audy

"kalo otak aku bening berarti transparan dong? Ya sama aja gada otak dong kei. " ucapnya memanyunkan bibir mungilnya.

"you got the point!" balas Keisha sambil memetik jarinya didepan wajah Audy dan diiringi ledakkan tawanya.

Tak lama setelahnya semua temannya hanya bisa ikut tertawa karena Keisha sudah mewakili isi kepala mereka semuanya. They share the same brain cells. Entah kenapa Audy memiliki pemikiran yang polos sekali, sampai tidak bisa membedakan mana yang sungguh-dan sungguh mana yang tidak.

Lagi. Mereka berbincang tanpa Nadine, entah kemana perginya gadis itu. Tapi yang lainnya tak heran, ia memang sering sibuk dengan dunianya. Dan tak ada satupun yang tau dia sedang berada di dunianya yang mana. Yang pasti mereka tak ingin mengekang satu sama lain, cukup saling memahami saja. Itu kan tugas teman yang sebenarnya?

  

hihi need ur support :(

my secret loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang