"one for the fame, one for the game"
"eh eh liat deh itu si David ga sih? Yang katanya pacar Clara super tajir itu"
"hah David yang mana?"
"astaga itu loh yang pacarnya Clara ratu kecantikan sekolah"
"anjir sekolah disini juga dia? Gilasi Clara lucky banget idupnya,"
Semua mata menuju padanya hari ini. Ya David.
KRINGG!! KRINGG!!
"ah sial anjir rupanya cuma mimpi. "
"oi sumpahh!! Uda jam segini mau jam berapa gue sampe ke sekolah. Punya pacar kaga guna banget elah. Seenggaknya bangunin gue kek atau apa kek. Sialan." Kesalnya sambil bergegas mempersiapkan diri. Mandi saja hanya mandi bebek. Yang penting kena air karena kalau terlalu fokus mandi, bisa saja gerbang sekolah sudah ditutup.
Tak cukup disitu, David terus melontarkan umpatan selama melakukan kegiatannya.
"emang gaguna banget punya pacar. Tapi gue harus tetep sabar sampe goals gue kecapai. Pokoknya harus sabar kalo gue gasabar gue rela nonjok diri gue sendiri atas kebodohan gue."
David mengencani Clara bukan karena mengharapkan cintanya terbalaskan. Jelas tidak. Dan tidak akan pernah. Cinta saja tidak, bagaimana ingin balasan cinta. David bukan tipikal orang yang akan menyia-nyikan hidupnya untuk hal yang menurutnya tidak berguna. Ia hanya ingin mendapatkan sesuatu dari Clara yang akan merubah hidupnya mungkin tidak berpengaruh sangat besar tapi cukup memuaskan mengingat goalsnya tercapai.
David sangat tau akan tindakannya yang sudah jelas tidak benar. Namun tidak ada sedikitpun perasaan bersalah yang tersirat dari dalam dirinya. Karena ia tahu bahwa Clara juga memanfaatkan keberadaannya. Bahkan Clara lebih ular dari dirinya, setidaknya tindakan David tidak akan merugikan Clara. Namun tindakan Clara sudah jelas sangat merugikan David. Menurutnya, Clara hanyalah kuyang yang sudah dipoles sehingga menjadi sangat cantik. Fisiknya mungkin memang tak tertandingi namun akal dan hatinya sudah menandingi dajjal. Dajjal pun mungkin akan merasa insecure ketika mengenal sosok Clara.
David tidak memiliki orang terdekat di hidupnya. Ah iya ada, itupun hanya satu namun tidak sedekat dengan hal lainnya. Hal yang paling dekat dengannya adalah uang. Mengapa demikian? Kedua orangtuanya sudah bercerai sejak ia berumur 7 tahun. Sejak saat itulah ia merasa hidupnya hampa dan tak berguna. Melihat orang lain saja malas apalagi dekat dengan mereka. Dipikirannya, orang-orang sangat menjijikkan dengan bertingkah sok manis untuk mendapatkan yang mereka inginkan. Padahal saat ini pun David melakukan hal yang sama menjijikannya. Jangan salahkan David disini, ia seperti itu karena memiliki masa lalu yang sangat kelam. Walaupun tidak seharusnya David seperti itu.
Bisa dikatakan hubungan mereka melakukan symbiosis mutualisme. Sudah sangat jelas bahwa keduanya saling memanfaatkan walaupun ada pihak yang merasa rugi. Namun apakah masih tetap bisa hubungan itu dianggap mutualisme? Hm anggap saja begitu. David sudah tahu sejak awal bahwa Clara menerima tawaran kencannya karena hanya ingin memeras hartanya saja. Sejak dulu pun gadis yang mendekatinya memang hanya menyukai hartanya bukan dirinya. Merugikan David memang, namun harta David tak akan pernah habis sampai kapanpun. Disisi lain, David merelakan hartanya sebagai pembalasan budi kepada Clara. Karena David pun menginginkan sesuatu dari Clara yang tidak gadis itu ketahui. Yah setidaknya Clara tidak kehilangan satu persen pun komponen yang ada di hidupnya.
"oke tinggal cabut ke sekolah." Ucapnya sambil mengambil handphonenya namun ia mendapati baterainya yang lemah. Ia segera mencari charger dan powerbank yang berada di dalam satu pouch. Namun tak kunjung ditemukannya.
"ah anjir ketinggalan di loker! Wow hari ini bener-bener kacau ya jingan idup gue." Ucapnya sambil mencomot kunci mobil dan keluar dari apartemen untuk bergegas ke sekolah.
Di sekolah
David memarkirkan mobilnya di parkiran sekolah. Saat ini dewi fortuna berpihak kepadanya karena pintu gerbang masih terbuka sangat lebar padahal harusnya sudah tertutup rapat. Tujuannya saat ini adalah loker, karena ia bisa mati kebosanan tanpa handphone canggihnya itu.
Di tengah perjalanannya yang terburu-buru menuju loker, kekasihnya menghalangi jalan dengan memasang wajah cemberut yang menurut David tidak menggemaskan sama sekali. Justru David ingin menamparnya jika ia bukan kekasihnya.
"kamu kok ga jemput aku sih?! Aku telponin nomornya ga aktif, di chat juga ga masuk. Ngeselin banget." Ucap Clara sambil berdecak pinggang.
"maaf sayang, aku telat bangun. Hp aku juga lowbat, powerbank ketinggalan di loker. Aku minta maaf sayang ya." Padahal rasanya David ingin muntah saat itu juga.
"ih kan kamunya ceroboh banget. Pokoknya kamu harus bikin mood aku balik lagi hari ini. Gamau tau!"
"yaudah iya.. pulang sekolah kita shopping ya. Aku bakal traktir semua yang kamu mau. Oke sayang? " ucap David sambil memegang dagu kekasihnya itu.
"okay deal!" balas Clara sambil memeluk David erat. Tak peduli jika ada orang yang melihat mereka.
Setelah perlakuan mesra yang menjijikkan itu, mereka langsung menuju kelas masing-masing dengan memasang ekspresi yang berbeda. Pihak wanita memasang wajah bahagia karena ia akan merampok harta kekasihnya. Dan pihak laki-laki memasang wajah ingin muntah karena perlakuan yang tidak ingin ia lakukan pada wanita ular yang ia jadikan kekasih itu.
makasii buat semuanya yang uda baca hehe
author kan makin semangat, tapi tinggalin jejak dong hehe
but thankyou soooooo much
i'm so glad <3
KAMU SEDANG MEMBACA
my secret love
Teen Fiction"Jadi lo yang selama ini ngintilin loker gue?!" "i-iya kak" "GUE GASUKA YA ADA ORANG YANG NGERECOKIN URUSAN GUE. APALAGI LO ORANGNYA!" "...." "maksud lo apasih ngintilin gue mulu?!" "a-aku suka sama kakak" "tapi gue gasuka sama lo. Dan asal lo tau...