#6

5 3 0
                                    


"some people are such treasures that you just want to bury them"



Hari-hari sudah berlalu sejak insiden di kamar mandi itu, Eric pun terlihat mulai mencoba menjalankan rencananya tersebut. Namun acapkali rencananya tak berjalan mulus. Bagaimana mau mulus, targetnya saja sulit untuk ditemukan. Sebenarnya David itu manusia atau kuyang sih? Sering sekali hilang dan susah ditemuin.

"duh perut gue bergetar, apakah ini yang dikatakan cinta?" ucap Eric pada dirinya sendiri.

"oh ternyata gue laper. Makan somay Bang Boy ah, udalama tida bersua bersama Bang Boy"

Eric pun langsung mengarahkan kakinya menuju kantin. Setelah mendapatkan makanan yang diinginkannya, ia pun mengedarkan pandangan untuk mencari tempat kosong. Saat ia mengedarkan pandangannya, tiba-tiba ia menghentikan kegiatan tersebut. Bukan. Bukan karena menemukan tempat kosong. Melainkan ia menemukan targetnya sedang bermesraan di tengah kantin. Tak perlu berpikir panjang lagi, ia pun segera melangkahkan kakinya kesana.

"hai Dav! Gue Eric" sapanya tak menggunakan embel-embel senior pada David.

"iya gue tau" balas David singkat.

"gue boleh gabung ga Dav?" ujarnya sambil menarik kursi yang berada tepat di depan David.

"Dav Dev Dav Dev, gue senior lo bangsat"

"yaelah Dav. Hari gini masi jaman senioritasan? uda kaga jaman bro. Jadi boleh ga nih gue gabung?" ucapnya sambil menaikkan sebelah alisnya ditambah dengan smirk andalannya namun kali ini lebih tipis dan singkat. Ia yakin bahwa David tak akan menolak kehadirannya.

"eh Ric, gapapa kok gabung aja sini sama kita" Eric pun mengalihkan pandangannya pada sumber suara tersebut dan membalasnya dengan senyuman singkat. Ya. Suara itu milik Clara, kekasih David. Yang diberi izin pun langsung duduk dan melahap makanannya.

Suasana meja menjadi sepi sejak kehadiran Eric. Bukan canggung. Hanya bingung mengobrol perihal apa. Pasalnya mereka memang tidak pernah berbicara satu sama lain. Sepasang kekasih itu pun merasa risih. Entah risih atau memang keinginan mereka untuk diam karena lelah bermain drama.

"eh aku duluan ya" ucap Clara memecah suasana hening.

"loh sayang kok cepet banget sih?" David menanggapi.

"iya nih ada tugas yang belom aku bikin. Maaf banget ya sayang. Ngombrol sama Eric aja dulu ntar pas pulang sekolah kita ketemu lagi" balas Clara sambil beranjak dari kursinya.

"okedeh. Nanti aku ke kelas kamu ya kalo uda pulang sekolah"

"iya sayang makasih. Ric, aku duluan ya."

Eric pun hanya mengangguk singkat tanda mengiyakan Clara.

Setelah Clara jauh melangkah, Eric pun mulai membuka suaranya dan memulai pendekatannya dengan David. Bukan pendekatan seperti itu. Pendekatan kali ini adalah langkah awal untuk menjalani misinya.

"Dav, sabtu ini lo ada waktu ga?" tanya Eric tanpa basa basi.

"kenapa ?"

"ya gapapa sih, gue mau ngajak lo ngumpul " David yang mendengar ajakan dari Eric yang sangat terkenal di sekolah itu pun langsung tersontak dan membulatkan matanya kaget.

"siapa aja yang ikut emang?" mendengar hal itu, Eric pun langsung tersenyum miring karena merasa ia sudah lulus satu tahap dari rencananya.

"bareng anak Bate, tau ga? Pasti tau lah ya." Ucap Eric memastikan

David yang mendengar 'Bate' sontak membulatkan matanya takjub. Yang benar saja, ia akan duduk bareng anak paling famous di kota mereka. Bukan hanya tampan, mereka juga dijuluki tajir melintir dan tidak berkepribadian sombong. Yah, kira-kira sifat mereka semua hampir sama dengan Eric.

Tanpa pikir panjang lagi, David pun menerima ajakan Eric. 



haii!! mungkin setelah beberapa episode, ceritanya bakal hiatus bentar ya hehe <3

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

my secret loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang