CHAPTER 4

22 7 0
                                    

Tidak seperti biasanya, saat ini suasana kantin begitu heboh oleh kaum hawa. Hanya Aletha dan Nadine yang sibuk dengan dunianya sendiri. Aletha sibuk stalker foto terbaru Lee Min Ho dan Kang Daniel di IG sementara Nadine sedang konsentrasi memecahkan pertanyaan yang diberikan oleh game Brain Out yang semakin naik level semakin sulit jawabannya.

"Temukan serigala berbulu domba" Nadine membaca soal yang harus di pecahkannya saat ini. Aletha yang mendengar itu merasa sedikit tertarik dan meninggalkan aktifitasnya sementara untuk membantu Nadine menemukan jawabannya.

"Pertanyaan apaan tuh?" sahut Aletha berkomentar sambil ikut nimbrung melihat layar HP Nadine. Mereka berdua terhayut dalam permainan asah otak tersebut dan terus berulang-ulang membaca soal level 135 di Brain Out itu bagikan mantra sihir.

"Udah ketemu belum Ta" Aletha menggeleng dengan tampang serius, pandangannya terfokuskan pada gambar domba-domba yang ada didepan wajahnya itu.

"Coba deh Din, dagingnya itu lo geser-geser gitu, gue yakin serigalanya pasti nyelip diantara domba-dombanya itu" Nadine segera melaksanakan perintah dari Aletha dan beberapa detik kemudian mereka melihat wajah salah satu dombanya berubah, Nadine segera menggeser domba itu dan akhirnya menemukan sang serigala.

Sontak keduanya berpelukan sakin senangnya setelah berhasil menemukan serigala yang sedari tadi menjadi buronan. Hingga detik ini, mereka berdua bahkan masih belum merasakan kegaduhan yang terjadi di sekitarnya.

"GILAAA... ADIK KELAS ITU GANTENG BANGET" teriakan seorang cewek yang terdengar begitu histeris berhasil memecahkan dunia Aletha dan Nadine. Mereka berdua kompakan berbalik badan dan menemukan keramaian yang disebabkan oleh cewek-cewek di sekolahnya.

"Tuh rame-rame kenapa yah?" tanya Nadine pada Aletha.

Aletha hanya mengangkat kedua bahunya acuh karena dia juga tidak tahu apa yang sedang terjadi. Nadine yang pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi segera bergegas menuju keramaian tersebut sementara Aletha tetap duduk terdiam di kursinya sambil memandang Nadine yang memunggunginya.

"Gak ikutan Ta" tanya seseorang menepuk pundak Aletha dari samping. Saat Aletha menoleh, ternyata yang menepuknya itu Gleen. Aletha terkejut dong, dan jujur semenjak kejadian itu kadang-kadang dia suka merasa canggung berada di dekat Gleen, bukan karena dia suka sama cowok itu tapi lebih tepatnya dia merasa bersalah karena sudah menolak cinta suci yang ditawarkan Gleen kepadanya.

Aletha emang jahat.

"Ada Nadine yang wakilin gue" Aletha bingung harus merespon Gleen seperti apa dan akhirnya dia memutuskan untuk tertawa namun sepertinya tawanya itu terdengar aneh, pastinya sih. "Gak duduk Gleen" lanjut Aletha berbasa-basi saat melihat Gleen masih berdiri di sampingnya sambil memegang sepiring nasi goreng.

"Makasih Ta, tapi gue duduk disana aja" tolak Gleen sopan sambil menunjuk meja yang ada di belakang Aletha dan itu membuat Aletha berucap syukur dalam hati, dia tidak suka merasakan perasaan canggung untuk waktu yang lama.

Aletha akhirnya memutuskan untuk menjemput Nadine yang tak kunjung kembali, sekalian dia memeriksa keadaaan kisruh tersebut yang masih berlangsung hingga sekarang.

Lagi pembagian sembako kali yah.

Saat Aletha mendekati kerumunan itu, dia semakin merasakan kebisingan di kedua telinganya, jeritan-jeritan manja khas cewek terdengar begitu jelas di pendengarannya tak terkecuali Nadine.

Namun seketika kedua matanya yang menyipit itu langsung membulat kaget begitu menangkap sosok yang terlihat tidak asing baginya.

"Cowok itu?" Aletha mengerjap berkali-kali saat secara tidak sengaja pandangan mereka bertemu. Cowok itu terdiam dan segera membuang muka mengabaikan kehadiran Aletha yang sudah cukup dekat di depannya.

Aletha memutar kedua matanya "Wait... kok gue ngerasa diabaikan yah tadi?"

Nadine yang kini berdiri membelakanginya segera menyadari keberadaan Aletha dan bercerita, "Ada cowok ganteng Ta, anak baru kelas 2" Nadine membeberkan informasi yang menurut Aletha tidak penting untuk dia ketahui, "Masuknya baru kemarin Ta" tambahnya. Aletha tetap tidak perduli.

"Bakso lo udah dingin tuh Din" beritahu Aletha, dan menurutnya itu lebih penting jika dibandingkan dengan anak baru itu, kalau baksonya udah dingin pasti bakalan nggak enak lagi untuk di santap, kan jadinya buang-buang makanan dan uang.

Tanpa mengindahkan kata-kata Aletha tadi, Nadine dengan wajah sumringannya menyebutkan nama dari anak baru tersebut. 'ARION WILLIAM PUTRA'

Ohh!? Jadi itu nama cowok yang meminta bantuannya kemarin, Aletha membatin.

Kejadian selanjutnya yang terjadi bagaikan tak terprediksi oleh akal sehat Aletha, seperti adegan-adegan di drama Korea, cowok bernama Arion itutiba-tiba menarik pergelangan tangannya untuk kedua kalinya saat Aletha hendak beranjak pergi. Tanpa ditanya lagi, keadaan di kantin bertambah heboh melihat adegan tersebut terutama para kaum sejenisnya. Jika diibaratkan sebagai drama, pasti rating penontonnya langsung meningkat pesat saat ini.

"ALETHA LO KENAL SAMA ANAK BARU INI!?" pekik Nadine kencang membuat Aletha ingin segera membekap mulutnya namun terhalang oleh pegangan Arion.

"Apaan sih Din, berisik lo" tegur Aletha menyuruh Nadine untuk segera diam karena saat ini sudah banyak pasang mata yang memandanganya dengan tatapan sinis. "Lepasin tangan gue boleh nggak"Aletha beralih ke Arion, meminta cowok itu untuk segera melepaskannya.

Arion yang sedari tadi terdiam mengucapkan kalimat ambigu dan membuat seisi kantin kembali histeris, "Sekali lagi Thanks Aletha buat yang kemarin".

Aletha terdiam. Anehnya, dia suka saat mendengar Arion menyebutkan namanya tadi, dan jujur dia juga suka melihat tatapan tajam yang bercampurkan raut wajah misterius dari Arion.

Aletha masih terdiam bahkan saat Arion sudah berlalu meninggalkan kantin, dia merasakan sesuatu yang aneh terjadi pada dirinya saat ini.

"Lo kenapa Ta?" tanya Nadine heran melihat Aletha yang tiba-tiba membatu.

Aletha memegangi dadanya yang terasa seperti gendang kala dipukul, "Din, gue sepertinya suka deh sama Arion"

WHAT!?

Mata Nadine membulat sempurna saat mendengar pengakuan dari Aletha. Nadine bahkan sampai dibuat merinding karena kata-kata itu akhirnya berhasil terucap dari mulut Aletha setelah 18 tahun berlalu.

"Serius lo Ta. Tiba-tiba aja gitu?" tanya Nadine berusaha memastikan pendengarannya, siapa tahu aja dia salah tangkapkan, lagi congean gitu.

Tapi benar, dia tidak salah mendengarkan Aletha tadi. Sahabatnya itu telah merasakan jatuh cinta untuk pertama kali dalam hidupnya dan Aletha sudah mengonfirmasinya dengan anggukan kepala yang sangat antusias.

Sejarah baru akhirnya tercipta untuk Aletha, dan sepertinya dia mesti membuatkan onde-onde untuk merayakannya.

###


VOMENT PLEASE :)

DOUBLE 'A'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang