CHAPTER 8

8 2 0
                                    

Hampir saja. Aletha mengatur nafasnya yang tidak beraturan saat tiba di kelasnya sambil mengelap peluh bening di dahinya. Betisnya pun serasa membengkak dan juga kaku, semua itu terjadi karena dia berlari sangat kencang tadi.

Aletha menepuk-nepuk mulutnya yang lembab dengan kedua tangannya secara bergantian sambil bergumam, "Kok bisa-bisanya gue ngomong kasar di depan Arion tadi. Pasti Arion marah deh sama gue, terus nggak mau ketemu lagi sama gue" tidak berhenti disitu, Aletha lalu menginjak-nginjak lantai dengan perasaan kesal dan kembali bergumam sendiri, "Apa gue minta maaf aja yah nanti" Aletha berusaha berpikir positive namun itu tidak berlangsung lama, "Tapi gimana yah kalau Arion nggak mau maafin gue" sisi payah dalam diri Aletha kembali memimpin.

"Aletha, lo ngapain mejeng nggak jelas di dekat pintu?" teriak Nadine menegur. Dia berusaha untuk menyelamatkan image Aletha yang sebentar lagi bakalan hancur kalau tidak segera disadarkan.

Aletha tidak sadar kalau saat ini dirinya sedang menjadi pusat perhatian satu kelas. Mereka serasa melihat Aletha yang sedang berpentas seorang diri.

"Lo kenapa Ta" tanya Gleen yang tempat duduknya cukup dekat dari pintu masuk kelas. Aletha hanya bisa nyengir kuda sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Ta, kalau si Arion lihat lo tadi, gue yakin seratus persen dia bakalan maafin lo" teriak Banu menimpali.

Aletha hanya tersenyum malu-malu sambil menunduk saat menuju ke mejanya, begitu sampai dia langsung memeluk Nadine yang ada di sampingnya. "Lo ada masalah apa sama Arion?"

Aletha melepaskan pelukannya, "Tadi gue...." belum sempat Aletha menyelesaikan kalimatnya, Nadine keburu memotong.

"Ta, dahi lo kok merah gitu? Habis jatuh lo?"

"Merah banget yah?" Nadine mengangguk.

"Tadi gue kiranya, itu blush on lo yang salah tempat" canda Nadine.

"Ceritanya panjang Din, nanti gue kasih tau deh pas istirahat" jawab Aletha malas dan juga tidak bersemangat.

"Oke, Nadine siap mendengarkan komandan" ucap Nadine dengan lagaknya seperti peserta upacara.

"Tapi janji yah, lo nanti jangan heboh, jangan ketawain gue, pokoknya lo harus biasa-biasa aja nanggepinnya" pinta Aletha sambil mengacungkan jari kelingkingnya pada Nadine untuk membuat sebuah janji.

"Senyum pepsodent juga nggak boleh?"

"NADINE!!" kata Aletha cemberut, Nadine kemudian mencubiti pipi tirus Aletha yang sedikit berisi dari bulan lalu. Nadine merasa gemas melihat ekspresi cemberut Aletha, mirip anak kecil yang lagi ngambek karena tidak kebagian permen cupcup.

"Iya deh Alethaku tersayang, gue janji nggak bakalan heboh apalagi sampai ngetawain lo. Puas?" kata Nadine. Semoga saja dia bisa menepati janjinya itu.

###


Maapin yah kalau pendek


VOMENT PLEASE :)

DOUBLE 'A'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang