Ini tentang 3 remaja perempuan yang bisa dikatakan memiliki kadar imajinasi yang lebih banyak dari yang lainnya. Iya, halu.
Akan tetapi, ini bukan tentang kisah halusinasi ketiganya saja. Bukan.
Ini juga tentang kisah keluarga mereka, dan mungkin...
"Dek!!!" panggil Steffany, mama Nio. "Iya, Ma????" seru Nio sambil turun dari tangga. "Jangan lari-lari!" seru Steffany. "Tolong anterin ini ke rumahnya pak Adyastha Hadinata."
"Pak Ady.. Adyas.. ah mboh lah! Pokoknya itu tadi siapa sih, Ma?" tanya Nio. Steffany tertawa, "yang katamu mirip Henry Lau, yang katamu anaknya ganteng banget itu loh."
Nio membulatkan mulutnya. "Ini pesenannya bu Shabila." kata Steffany, sambil memberikan sebuah tas kresek kepada Nio. "Apaan tuh?" tanya Nio. "Nastar, Dek." jawab Steffany. "Loh, Ma. Tetangga aja dibikinin nastar masa anaknya enggak sih, Ma???" protes Nio. "Dia udah bayar, Dek.." kata Steffany, lalu terkikik.
Sebenernya Nio lagi mager banget, tapi gapapa lah apapun dijabanin demi Mama dan Mas Arik! SEMANGAT!!!
꧇꧇h a l u t e r o s s ೄྀ࿐
Baru saja Nio hendak menuju ke garasi untuk mengambil motornya, tapi matanya menangkap sosok Arik lengkap dengan motor Vario-nya. Nio tersenyum cerah.
"MAS ARIIIIIKKKK!" teriak Nio ketika melihat Arik yang hendak melewati rumahnya. Arik pun langsung menghentikan motor kesayangannya. "Abis dari mana, Mas Arik?" tanya Nio. "Oh ini, Dek. Habis beli pesenannya Bunda." jawab Arik. "Oh iya, Mas. Ini ada titipan nastar dari Mama-nya Nio" ucap Nio.
"Buat aku?" tanya Arik. Nio menggeleng. "Bukan, buat orang gila. Ya jelas buat Mas Arik lah" kata Nio dengan raut wajah datar. Arik hanya tertawa. "Ya udah, makasih ya." ucap Arik. Nio mengangguk, lalu berbalik badan untuk masuk ke rumah tanpa berpamitan kepada Arik terlebih dahulu.
Namun saat Nio akan kembali masuk ke dalam rumahnya, "Nio.." panggil Arik. Nio langsung saja membalikkan badannya. "Iya, Mas?" tanya Nio. Arik tersenyum, lalu mengeluarkan beberapa lembar kertas dari tasnya.
"Ini" ucap Arik, seraya memberikan kertas-kertas tersebut kepada Nio. Nio mengernyit, "Ini apa?" tanyanya. "Itu tiket buat ke bazaar yang diadain sama kampusku. Yang aku kasih ke kamu itu ada 10 tiket, kamu bisa ajak siapa aja. Harusnya sih yang lainnya duduknya di belakang atau bahkan berdiri. Tapi karena kamu diundang sama orang khusus, jadinya kamu duduk di barisan depan deh." jawab Arik panjang lebar. "Wah~" kagum Nio.
"Acaranya kapan ini, Mas? Kayaknya seru deh" tanya Nio, sambil membolak-balikkan tiket tersebut. "Acaranya mulai besok Sabtu, diadakan selama 3 hari. Diperkirakan jam 3 sudah pembukaan acara. Jam segitu kamu bisa jalan-jalan di bazaar-nya dulu. Soalnya kayaknya performer-nya masih pada siap-siap jam segitu. Disana bakal ada pertunjukan dance, ada stand upcomedy-nya juga. Kalau di area bazaar-nya, bakal ada deretan-deretan orang yang berjualan makanan, kaos, dan lain-lain. Ada yang jual K-Pop stuff juga" Arik menjelaskan.
Mata Nio berbinar mendengarnya. "Oke, Mas! Nio pasti datang, deh!!!" serunya. Arik tersenyum, lalu segera berpamitan dengan alasan sudah ditunggu sang Bunda.
꧇꧇h a l u t e r o s s ೄྀ࿐
Saat Nio hendak menaiki tangga, tiba-tiba ponselnya bergetar. Ia pun segera mengecek apa yang membuat ponselnya bergetar.
Mas Arik : Oh iya, lupa dek! Kalau mau masuk ke area show-nya memang nggak bayar, tinggal kasih aja tiketnya. Sebenernya bayar sih, cuma buat tiket yang Mas kasih ke kamu itu gratis! Yang bayar cuma parkirnya doang. Parkir mobil 5k, parkir motor 2,5k. Makasih..
Nio tersenyum lebar, lalu jarinya pun tergerak untuk membalas chat dari Arik.
Duh, punya gebetan baik amat. Nio kan jadi makin kesemsem.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.