Akhir Cerita

40 6 0
                                    

Aku memutuskan untuk menulis isi hatiku mengungkapkan dengan selembar kertas berwarna biru yang terterah di diary merah ku.

Dear Diary..

Hari ini sepi,

Sama halnya dengan perasaanku yang sunyi

Aku hanya tak ingin diselimuti dosa karena MurkaMu...

Tapi, kenapa dengan hati ini

Aku salah? Aku salah dengan perasaan ku ya Rabb

Wahai Tuhan Zat pemilik atas segala cinta

Tiadalah rasa ini hadir tanpa izin dariMu..
Tiadalah hati ini ada tanpa cinta dan rahmatMu..

Masih di dunia ini,

Aku masih menginjakkan kaki di bumi mu yang sudah tua ini

Allah sang pencipta
izinkan aku menghapus luka, derita, dan marah atas cinta

Bukan cinta yang salah

Melainkan  penggunaan cinta ku yang terkendala

Dari hamba yang bergelumuran dosa

Untukmu wahai pemilik Mahabbah Cinta

Allah.

_

Hari ini Nia ada pengajian dengan mbak Fitri. Di cafe jl. Anggrek nomor 5 tempat dimana biasa kumpul dengan Ica, Putri dan Aura. Tapi kali ini Aura nggak ikut karena ayahnya sakit. Mbak Fitri sempat nanya ke Nia masalah Taaruf Nia.

         “ Nia, gimana masih mau lanjut? “

“Hmm insyaallah mbak masih ada yang membuat hati Nia bingung”

         “ Mbak, Nia ini ada apa. “

“ Tampaknya mencurigakan, ini ada pa mbak? “

         Nia mengisyaratkan untuk tidak memberi tau apa-apa masalah ini kepada mereka, mbak Fitri hanya diam dan tersenyum. Aisyah  masih kebingungan “

“ Putri kamu tau? “

          “ Nggak tau Ca. Ini pasti ada yang di sembunyiin” tambah Putri menambah rasa tanya Aisyah makin menumpuk.

“ udah fokus sama pengajiannya “

/----

(  Tok tok tok... )

          Aku dengar ada seseorang yang mengetok pintu namun saat aku buka tak ada siapa-siapa. Kecuali secarik kertas berwarna merah dansebuah kotakmusik tergelatak didepan pintu. Aku mengambil surat itu dan membacanya.

  Assalamualaikum..

Padamu matahari dalam hidupku

Cahayamu tak pernah redup, kuning jinggamu masih menempati ruang dihatiku.

Bertahun aku laluikosong hampa tanpakehadiran mu.

Hanya detikan waktu yang bisa ku dengar.

Hanya desiran angin yang bisa ku lihat.

Aku tau keputusan ku mengirimimu surat ini salah.

Aku tau tidak ada mengirim surat dalam taaruf kita.

Maafkan aku.

Tapi ketahuilah..

Disini aku masih menjaga hati ku
Selama bertahun kosong tanpa kehadiranmu.

Aku hanya ingin mengubah diriku menjadi lebih baik lagi
agar suatu saat jika aku menemuimu kembali

Aku sudah pantas untuk kamu miliki

Taaruf Kedua (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang