Untuk yang kesekian kalinya, keluarga Kinan mengajak makan malam keluarga Bastian, nanti malam. Kinan yang memang setiap hari dirumah, mengerjakan tugas pekerjaannya sebagai Animator dirumah, kini justru sibuk mencari-cari restoran ternama di tab-nya. Guna membeli makanan untuk nanti malam di sajikan untuk keluarga Bastian.
Biasanya mereka akan meminta Asha untuk tidak berangkat kerja agar wanita itu yang memasak dan menyiapkan segalanya untuk makan malam megah. Tapi, kali ini Kinan yang akan turun tangan sendiri, dengan delivery order menu makan di restoran yang menurutnya enak.
Sejak kejadian malam saat Bastian memuji berlebihan Mie instan buatan Asha dan memberi solusi agar dirinya belajar masak dengan Asha, Kinan jadi sensi pada masakan buatan Asha. Bahkan akhir-akhir ini dia ogah-ogahan untuk menyantap masakan Asha dan lebih memilih delivery order di McDonald.
"Kamu beneran mau pakai DO aja? Nggak masak sendiri?"
Suara Mamanya terdengar, wanita berambut setengah putih itu menghampiri anaknya yang tengah santai duduk di sofa ruang tengah, sibuk pada tab di tangan.
"Beneran Ma... Aku tuh nggak selera lagi sama masakannya si Asha!" Sahutnya ketus.
"Tapi kan bukan cuma kamu yang mau makan. Ini untuk keluarga Pak Suseno, loh."
"Ya makanya ini aku lagi cari restoran yang tepat buat delivery order nanti malam."
"Setahu Mama, Pak Suseno nggak terlalu suka masakan restoran, Kin."
Tangan Kinan berhenti men-scroll layar tab, menoleh pada sang Mama. "Masa sih?" Tanyanya tak percaya. Orang kaya seperti Pak Suseno tidak suka makanan restoran? Kinan tak percaya itu.
"Iya. Jeng Cahaya yang bilang sendiri waktu makan malam pertama kita. Makanya Mama dan Papa nggak pernah ngajak makan malam mereka ke restoran selama ini. Kamu lupa ya?"
O-oh, sepertinya ia terlalu banyak memikirkan pekerjaan sampai lupa bahwa calon Papa mertuanya tak menyukai makanan restoran. Lantas matanya melirik layar tab dan wajah Mamanya secara bergantian. "Terus gimana?"
Anis mengangkat bahu tak tahu. "Tadi pagi padahal Mama udah bilang, biar kacung kita aja yang masak, tapi kamunya nggak mau. Yaudah."
"Ma, aku nggak mau dia yang masak! Mas Bas kemarin makan Mie instan buatan Asha dan dia puji-puji Mie instan itu berlebihan banget, Ma... Aku nggak suka... Mana dia nyuruh aku belajar masak sama Asha, pula!"
"Apa? Bastian nyuruh kamu belajar masak sama Asha?" Kinan mengangguk, kemarin memang Bastian bilang begitu, kan?
"Dasar, suka cari muka tuh si Asha!"
Kepala Kinan kembali mengangguk. "Dia emang jagonya cari muka. Terus ini gimana, Ma? Nanti malam mau makan apa?"
"Gimana kalo kita yang masak aja?"
"Bukan kita, tapi Ma-Ma. Aku bantu-bantu aja, gimana?"
Anis mendengus tapi akhirnya mengangguk. "Yaudah, ayo kita belanja bahannya."
***
"Asha, hari ini kamu lembur ya?" Jani— Leader di line Asha bertanya pada Asha.
Posisi Asha yang kini tengah fokus menjahit kerah baju mendongak menatap Jani. "Maaf Mbak, hari ini saya nggak bisa lembur."
"Kenapa? Biasanya juga ikut lembur."
Asha terdiam. Ia memang sering ikut lembur, tapi akhir-akhir ini tubuhnya seperti sudah tidak kuat lagi untuk menambah jam kerja. "Bulan ini saya nggak ikut lembur dulu, Mbak."
"Alasannya apa? Saya tanya alasannya! Kamu tuh ya, masih untung perusahaan ngasih lembur ke kamu, malah disia-siakan. Coba lihat yang lain, mereka pada pengin dapat lembur tapi karena hasil kerjanya kurang jadi mereka nggak bisa lembur. Kamu yang dapat kesempatan untuk lembur malah disia-siakan!"
![](https://img.wattpad.com/cover/222337081-288-k449211.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Menantu Spesial
ChickLitBernama Vitasha Asma karena kehadirannya di dunia sangat diharapkan dan ditunggu-tunggu. Namun saat ia beranjak besar dengan usia semakin bertambah, seseorang yang selalu bersyukur atas kehadirannya telah lenyap dari dunia. Tuhan telah mengambil Ibu...