Perubahan
"WOI! Bangun! Ya elah, masih tidur aja. Udah jam berapa nih. Sholat napa! Sholat! " Ananta sibuk membangunkan Nando yang masih nyaman menikmati tidurnya.
"Aagh.. Apaan sih? " Ucap Nando sambil menggeliatkan badannya.
"Serah deh! Yang penting gue udah usaha bangunin Lo ya. Masalah dosa, nanti Lo tanggung jawab sendiri! " Ananta pun langsung pergi dari kamar Nando, hendak ke Masjid.
Mendengar ucapan Ananta barusan, membuat Nando harus rela meninggalkan kasur empuknya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 04.30 WIB. Nando langsung bergegas ke kamar mandi, lalu setelahnya langsung pergi ke Masjid.🍀🍀🍀
Tidak seperti biasanya, hari ini Kia bangun lebih awal. Dia bahkan menyempatkan untuk melaksanakan kewajibannya yaitu, sholat subuh. Sebelum sholat, dia juga mandi terlebih dahulu.
Dalam hitungan jam saja, sikapnya bisa berubah drastis."Widihh. Tumben udah bangun jam segini." Ucap Arin tak percaya dari ambang pintu kamar Kia, yang kebetulan disuruh mama untuk membangunkan Kia.
"Iya dong. Anak gadis itu, nggak boleh bangun siang-siang. " Jawab Kia dengan nada percaya diri sambil melipat mukenahnya.
Mendengar ucapan Kia, Arin hanya menganggukkan kepala, tanda percaya.
"MAA.. KAK KIANYA UDAH BANGUN. " Teriak Arin memberi tahu mamanya yang sedang berada di dapur.
"Ihh. Biasa aja dong! Pake teriak-teriak segala. " Gumam Kia. Padahal dalam hatinya sangat senang. Karena, biasanya, Arin akan melapor pada mamanya bahwa dia tidak mau bangun.
Mendengar laporan Arin yang berbeda dari biasanya, membuat Lina tersenyum bahagia antara percaya dan tidak, kalau anak gadisnya itu sudah mau bangun pagi.
"Alhamdulillah. " Batin Lina penuh syukur.🍀🍀🍀
Kriing..
Lina yang baru selesai memasak langsung beralih ke arah Handphone yang berdering, yang menandakan ada panggilan masuk.
Panggilannya ternyata dari nomor yang tidak dikenal."Hallo." Ucap Lina memulai percakapan.
"Hallo. Apa ini dengan Ibu Lina? " Tanya seseorang dari seberang sana.
"Iya benar. Ini siapa ya?" Ucap Lina balik bertanya.
"Saya Rifana Buk. Saya dari perusahaan yang kemarin mengajak Ibu untuk bekerja sama. " Jawab wanita yang diketahui bernama Rifana tersebut.
"Oo.. Iya-iya. Ada apa ya menghubungi saya pagi-pagi begini? " Tanya Lina heran. Karena, waktu baru menunjukkan pukul 07.00 WIB.
"Begini Buk, hari ini bapak mau ketemu dengan Ibu. Karena, kemarin Ibu belum bertemu dengannya karena kesibukannya. " Jelas Rifana.
"Oo.. Ya sudah kalau begitu. Mau ketemuan dimana? Jam berapa?" Tanya Lina memastikan.
"Nanti saya kirim alamat dan waktunya melalui pesan saja Buk. Soalnya saya belum konfirmasi dengan bapak. " Jawab Rifana dan percakapan merekapun diakhiri oleh keduanya.
Setelah Lina diberitahu alamat tempat dia akan bertemu orang yang mengajaknya bekerja sama melalui SMS, Lina pun bersiap-siap untuk pergi.
🍀🍀🍀
Di sebuah restoran, seorang pria paruh baya sedang duduk menunggu seseorang dengan ditemani secangkir kopi hitam.
Waktu menunjukkan pukul 08.50 WIB. Memang, masih terlalu pagi untuk sebuah pertemuan di hari libur kerja. Tapi, mau bagaimana lagi. Urusan kerja yang menumpuk, membuatnya harus memanfaatkan waktu luangnya sebaik mungkin.
Sedangkan dari arah berbeda, seorang wanita paruh baya memperhatikan ke arah setiap sudut di restoran tempatnya berada saat ini. Dia sedang mencari seseorang.
Ya, dia Lina. Lina sedang mencari seorang pria paruh baya yang merupakan kepala perusahaan yang mengajaknya untuk bekerja sama.
Dia diberitahu bahwa pria itu memakai atasan kemeja berwarna biru dan bawahan celana bahan berwarna hitam.
"Nah. Kayaknya itu deh orangnya. " Gumam Lina sambil menatap punggung pria yang ciri-ciri pakaiannya sama dengan orang yang dia cari.Lina akhirnya pergi menghampiri pria tersebut, untuk memastikan.
"Permisi. " Ucap Lina pada pria tersebut.Pria itu menolehkan kepalanya ke arah sumber suara. Dan detik itu juga,seketika tubuhnya menegang di tempat. Begitu juga dengan Lina, dia berdiri mematung di tempatnya.
"Li- Lina? " Ucap pria itu terbata sambil menunjuk ke arah Lina.
"Mas Gio-"
Ya, pria paruh baya itu adalah Gio-ayah Nando.
"Jadi kamu kliennya? " Tanya Gio lirih tanpa memandang Lina.
"Kita batalkan saja kerja sama ini! " Ucap Lina spontan dan langsung membalikkan badan lalu pergi meninggalkan Gio.
"Li- Lina, tunggu! " Gio mencegah Lina untuk pergi tapi dihiraukan oleh wanita itu.
Lina terus berjalan menuju ke parkiran tempat dia memarkirkan mobilnya.
Tak terasa, air mata sudah mengalir deras di pipinya."LIN! TUNGGU LIN! " Gio berteriak memanggil Lina dan sedikit berlari untuk mengejar Lina.
Dia mengetuk kaca mobil Lina, memintanya untuk keluar.Di dalam mobil, Lina terus menangis.
Dia tidak langsung menjalankan mobilnya"Lin! Tolong keluar sebentar. LINA!" Gio terus mengetuk kaca mobil Lina.
Akhirnya, Lina mau keluar dari mobilnya.
"Lin. Kita ke dalam lagi ya!? Aku akan jelaskan semuanya. " Ucap Gio berusaha meyakinkan Lina.
Sedangkan di tempatnya, Lina terus menunduk membiarkan air matanya terus mengalir. Diapun mengikuti langkah Gio untuk masuk kembali ke dalam restoran."Apa yang akan kamu jelaskan? " Tanya Lina menatap Gio intens saat mereka sudah duduk berhadapan di salah satu meja di restoran tersebut.
"Aku.. Aku minta maaf Lin. Selama ini, aku sudah mengecewakan kalian.Aku janji, aku akan berubah." Ucap Gio berusaha meyakinkan Lina dengan tatapan penuh penyesalan.
Alhamdulillah..udah sejauh ini aku buat ceritanya. Menurut aku ini udah jauh sih dari ekspektasi aku untuk lanjutin ini cerita. Soalnya, aku bingung kelanjutan cerita akutu kayak gimana. Tapi, aku yakin. In syaa Allah, aku bisa lanjutinnya. Yang penting!, kalian jangan lupa kasih dukungan kalian lewat vote dan coment. Ok, terima kasih atas perhatiannya:)

KAMU SEDANG MEMBACA
CEMBURU
AcakRahmakia Oktaryanti. Bagi yang sudah akrab dengannya, biasa memanggilnya Kia. Sikap Kia yang sulit ditebak, membuat orang-orang di sekitarnya menggapnya aneh. Sekejap dia akan bersikap sangat menyebalkan tapi sekejap kemudian malah sebaliknya. Apak...