2

39 1 0
                                    

   Pukul 05.30 Davin dan Kevin sudah siap untuk berangkat sekolah ralat kerumah sakit. Mereka begitu setiap hari pagi sebelum sekolah dan sepulang sekolah . Mereka tidak akan membolos jika keadaan Alena baik-baik saja. Bahkan mereka akan menginap jika besok hari libur.

  " Daddy mommy Davin sama Kevin berangkat dulu ya . Bekal nya udah di bawa " teriak Davin dari luar rumah .

  " Iya hati-hati nak " sahut mommy dari dalam .

***

  Mereka sampai lalu beriringan menyusuri koridor rumah sakit yang sedikit mencengkam. Davin bergidik ngeri sedangkan Kevin biasa saja. Davin merinding karena sepanjang jalan tidak ada percakapan apapun diantara mereka, sampai akhirnya.....

  " Dav " panggil Kevin sambil menahan tawa melihat wajah terkejut Davin yang sangat lucu baginya.

  " Eh anjrit Lo " kata Davin kaget lalu memegang dadanya jantungnya berdetak dua kali lebih cepat seperti orang habis maraton saja.

  Kevin tertawa sampai mengeluarkan air mata melihat tingkah aneh Davin yang menurut nya tidak gentle sekali . Sedangkan Davin tidak peduli jika ditertawakan oleh Kevin karna memang dirinya saat ini takut .

  " Sssttt! kev Lo denger sesuatu gak ? " Davin mengisyaratkan Kevin untuk diam. Kevin diam dan menajamkan pendengarannya. Takut jika ada yang aneh-aneh karna ini dirumah sakit.

  " Coba Lo lebih tajam lagi " kata Davin menajamkan pendengarannya . Begitupun Kevin. Sampai akhirnya ada yang memegang pundak mereka. Mereka berdua menjerit sangat keras , Kevin yang awalnya biasa saja mengeluarkan jeritan paling keras dibanding Davin.

  " Aduh, kalian berisik sekali. Telinga uncle sakit " kata Aksa.

  " Astaghfirullah, uncle Aksa . Bikin kaget tau gak " kata Davin mengusap dadanya mengucap istighfar berkali-kali.

  " Biasa aja " sahut Kevin menetralkan ekspresi terkejutnya tadi.

  " Bukannya Lo yang teriak paling keras tadi ya. Kalo Lo lupa " kata Davin meledek Kevin. Sedangkan Kevin mukanya sudah merah padam menahan malu yang luar biasa.

  " Sudah kalian ini . Ayo ikut uncle, ada yang ingin uncle bicarakan dengan kalian " kekeh Aksa lalu berubah serius menatap mereka.

  Mereka bertiga menuju ruangan Aksa, sesampainya di ruangan mereka mendudukan dirinya di sofa dan menunggu Aksa mengambil sesuatu.

  " Vin ini data kesehatan Alena selama beberapa tahun ini " kata Aksa menyerahkan dokumen tersebut kepada mereka. Mereka menerimanya dan membuka dokumen itu membaca dengan seksama.

  " Tubuh Alena sekarang sudah mulai merespon dengan baik dari beberapa tahun terakhir, keinginan untuk sembuh sudah mulai kita rasakan . Tapi, karena benturan yang di alaminya sangat keras, besar kemungkinan dia akan melupakan sebagian ingatannya  " kata aksa menjeda ucapannya.

  Kata amnesia membuat keduanya menatap Aksa dengan tatapan terkejut.

  " Hah ? " Sahut Keduanya terkejut.

  " Iya, itu pun masih prediksi uncle saja. Kalian jangan khawatir " sahut Aksa tenang.

  " Yasudah uncle makasi atas infonya, kita keruangan Alena dulu ya " kata Davin

  " Iya " jawab Aksa .

***

  " Len kamu kapan bangun sih , gak capek apa ya tidur mulu " kata Davin menahan tangisnya, mengecup lembut tangan alena. Untuk kali ini ia berusaha untuk tidak mengeluarkan air mata.

  Kevin duduk di sofa memperhatikan mereka berdua , ia juga rindu dengan gadis itu. Andai saja saat itu Kevin dan Davin tidak mengizinkannya, pasti saat ini mereka sedang tertawa bersama.

  " Dav udah siang kita berangkat sekarang " kata Kevin beranjak dari sofa nya menghampiri Davin. Dan pamit kepada Alena.

***

   " Ehh itu Kevin sama davin "
   " Wahh iya , ya Allah ganteng banget "
   "  nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan "
    " Pingin gue pacarin dah "

   Kevin dan Davin berjalan beriringan menuju kelasnya dengan cool. Pekikan demi pekikan sudah menjadi sarapan sehari-harinya.

   " Wehh gilee tumben duo Vin baru berangkat , dari mana nih ? " Tanya Rion diakhiri kekehan .

  " Hmm " jawab mereka.

  " Aelah masih gini aja " kata rion .

  " Bodo " jawab Davin.

  " Gue ada bekal Lo pada mau gak " kata Kevin mengalihkan pembicaraan mereka, mengeluarkan kotak bekalnya  menyerahkan pada sikembar Rion dan Rian.

  " Dengan senang hati hamba terima yang mulia Kevin " kata Rion sambil tertawa padahal tidak ada yang lucu .

  " Lo jangan ketawa mulu, pagi ini udah gue hitung Lo ketawa udah 10 kali " kata Rian kesal .

  " Takut disangka lagi sama orang gila gue ntar " lanjut Rian tak menghiraukan muka masam adiknya.

  " Iye iye bang Rian kesanyangan " kata Rion menahan tawa.

Kevin memandang mereka sejenak, Rian dan Rion sama seperti dirinya . Davin yang kelewat kebawa perasaan . Rion yang selalu tertawa seperti tak ada beban .

  " Punya kembaran gini amat " batin Rian

  " Bang Davin sama Rion kalo mereka kakak adik gimana ya " batin Kevin senyum - senyum sendiri.

  Davin yang melihat Kevin senyum² sendiri bergidik ngeri .

  " Wah jangan² Kevin ketempelan hantu rumah sakit " batin Davin.

  " Ngapa Lo senyum² . Kesambet Lo ya " kata Davin memecah keheningan mereka berempat.

  " Sibuk Lo " jawab Kevin tanpa menghilangkan senyumnya , Kevin sengaja ingin mengerjai Davin. Karna pikir Kevin , Davin tengah takut melihat dirinya senyum² sendiri .

  " Rian tolong Kevin buru , dia kesambet " kata Davin meminta tolong Rian . Davin pikir Rian kiprana apa ya .

  " Lo cium aja dia , nanti juga sembuh " kata Rian memberi saran yang sangat memalukan .

  " Gila si Rian mah " kata Rion tertawa terpingkal-pingkal . Sedangkan Rian menatap kesal Rion.

  " Karna gue sayang sama Kevin dan pingin Kevin sembuh. Gue bakal lakuin apa aja " kata Davin memantapkan diri mencium Kevin.

   Kevin yang sedari tadi senyum merubah wajah nya panik . Jangan sampai Davin menciumnya apa kata dunia jika nanti disangka mereka homo . Tidakkk !

   " Eh Gue udah sembuh, Lo gak perlu nyium gue gitu " kata Kevin panik .

  " Oke deh " kata Davin enteng seperti tidak terjadi apa².

  Davin melangkah menuju bangkunya, bangku Davin memang terletak paling depan . Davin memang dari dulu duduk didepan, bahkan jika tempat itu sudah ditempati orang akan Davin usir orang itu. Otaknya pun sangat jenius meskipun orangnya begitu.

  Kevin mengikuti Davin, tapi bukan mengikuti Davin duduk paling depan. Kevin terbalik dengan Davin, ia lebih suka duduk dibelakang, nyaman itu kata Kevin. Kevin pikir dia juga cukup pandai buktinya meskipun duduk dibelakang Kevin selalu mendapat juara umum, meskipun dibawah Davin. Tapi tak apa lah.

***








TBC
Hallo reader semua ini cerita pertama yang aku buat lewat wattpad awalnya agak ragu gitu sih semoga kalian suka yaa.
Kalian komen ya bagus nya dimana kurang bagusnya dimana .
Oiya jangan lupa vote and follow supaya kalian bisa tau lebih lanjut ceritanya.

Okeee see u next chapter guyss 💙💙

Posessive Twins And PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang