Seminggu telah berlalu dari hari Nyonya Alicia memberitahu jika Anne akan di beri pekerjaan oleh seorang kenalannya. Anne yang mengetahui kabar itu langsung mengucapkan terima kasih pada Nyonya Alice.
Anne yang sedang membereskan pakaiannya di kamar, di kagetkan oleh pintu kamar Anne yang terbuka kencang.
Seorang wanita umur pertengahan 30 masuk ke dalam kamar Anne, ia melipat kedua tangannya di depan dada.
"Anne. Jelaskan pada ku, apa maksud dari surat ini."
Wanita itu melambaikan surat yang sudah terbuka dari amplopnya.Anne menaruh pakaiannya yang sudah ia rapihkan. Lalu berjalan mendekati ibunya. Anne mengambil surat itu, dan membacanya.
Matanya membulat sempurna, dan senyumnya langsung merekah. Surat itu berisi pernyataan jika Anne secara resmi sudah boleh bekerja di Theater Royal Hall besok lusa.
"Apa maksudnya itu, Anne?" Tanya Patricia dengan nada penuh penekanan.
Anne menolehkan kepalanya, "Besok lusa aku akan mulai bekerja di Theater."
Patricia mengerutkan keningnya,"Oh Tidak anak ku. Kau akan ikut Ibu menemui Madam. Dan kau akan mulai bekerja padanya malam ini."
Anne membalikan tubuhnya menghadap ibunya marah. "Aku sudah katakan berkali-kali! Aku tidak ingin menjadi seperti mu! Aku tidak akan pernah mau menjual tubuhku pada pria-pria hidung belang menjijikan di sana."
Patricia mendengus, "Dan kau mengharapkan apa bekerja di Theater yang kumuh itu! Kau mengharapkan seorang bangsawan yang terpikat padamu? Oh ayolah Anne, jangan bermimpi di siang bolong!"
"Setidaknya jauh lebih baik dari pada menjadi pelacur seperti mu." Tukas Anne marah.
Patricia berjalan mendekati Anne. Ia mencengkram pipi Anne dan menghadapkan matanya pada Patricia.
"Jaga ucapan mu, Nona Muda. Kau pikir, baju yang kau pakai dan makanan yang kau makan. Kau dapat dari mana? Hmm?" Patricia melepaskan pipi Anne kasar.
Ia menatap putrinya tajam, "Sekarang, ganti bajumu. Persiapkan dirimu. Kita akan menemui Madam. Dan jangan membantah." ujarnya.
Lalu Ia beranjak pergi dari kamar Anne.Anne mendengus marah. Menendang semua yang ada di kamarnya. Kursi, meja, apapun yang ada di hadapannya.
Anne menatap pantulan dirinya di cermin yang tergantung di dinding kamar. Wajah mungil, rambut pirang panjang bergelombang, serta mata berwarna grey menjadi pelengkap kecantikan dirinya.
Anne membenci penampilannya. Ia membenci fakta bahwa ia hanyalah putri seorang pelacur.
Tanpa sadar airmatanya meluncur di kedua pipi mulus Anne.
Anne memalingkan wajahnya, saat Patricia memasuki kamar Anne dengan membawa gaun yang sudah ia siapkan. Anne tidak ingin Ibunya melihat dirinya yang sedang menangis. Ia tidak ingin di cap lemah oleh wanita itu.
Anne melihat gaun cantik yang di sampirkan di kasurnya. Pasti ibunya baru membeli gaun itu. Karena baru hari ini ia melihat gaun indah di hadapannya.
Anne menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. Ia benar-benar tidak ingin mengikuti jejak ibunya menjadi penjual tubuh.
Tapi sepertinya Anne sudah tidak punya pilihan.
***
Anne dan Patricia memasuki wilayah Red Distric yang terdapat di Lamberth.
The Heaven, adalah salah satu rumah bordil terkenal di London.Kecantikan para wanita pekerjanya pun bukan hanya isapan jempol belaka, karenanya banyak sekali para bangsawan hidung belang yang menjadi pelanggan tetap di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Date With The Devil
RomanceAnne Margareth, Wanita muda berumur 17 tahun. Memiliki ibu seorang PSK yang bekerja di salah satu rumah Bordil terkenal di London 'The Heaven'. Ibunya merasa sudah waktunya ia membawa Anne untuk menjadikannya juga sebagai 'Penjual Tubuh'. Louis Jaco...